tirto.id - Menjaga kesehatan kulit tentu menjadi hal yang penting, mengingat kulit adalah salah satu alat indera manusia yang sensitif.
Selain itu, kulit juga berfungsi sebagai indera peraba yang menerima sensasi sentuhan atau rasa, menjaga temperatur tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, serta melindungi bagian dalam tubuh dari infeksi, radiasi sinar ultraviolet, dan cedera.
Perlu kiranya kita mengenal sejumlah masalah yang bisa menyerang kulit, salah satunya adalah kelainan kulit Pioderma Gangrenosum yang dapat menyebabkan borok.
Apa itu Pioderma Gangrenosum?
Pioderma Gangrenosum (PG) adalah kondisi langka yang menyebabkan luka besar (borok) yang timbul di kulit, dan paling sering terjadi pada kaki.
Dilansir National Organization for Rare Disorders (NORD), Borok ini ditandai dengan benjolan merah kecil atau lepuhan pada kulit (papula atau nodul) yang akhirnya terkikis membentuk luka terbuka yang membengkak (ulserasi). Di mana ukuran dan kedalaman ulserasi sangat bervariasi, dan seringkali sangat menyakitkan.
Penyebab Pioderma Gangrensum
Masih dari sumber yang sama, penyebab pasti Pioderma Gangrenosum tidak diketahui, meskipun diduga merupakan penyakit autoimun. Gangguan autoimun ialah adanya serangan pada jaringan sehat dari organisme asing di dalam antibodi.
Sekitar 50 persen kasus Pioderma Gangrenosum dikaitkan dengan gangguan lain, terutama penyakit radang usus besar, ulcerative colitis atau penyakit Crohn. Gangguan tambahan yang terkait dengan Pioderma Gangrenosum termasuk Rheumatoid Arthritis, Leukemia Myelogenous akut, Metellasia Myeloid, dan Paraproteinemia.
Selain beberapa penyakit yang disebutkan di atas, faktor risiko yang bisa menyebabkan Pioderma Gangrenosum seperti dilansir Mayo Clinic, ialah umur dan jenis kelamin, di mana kondisi ini dapat memengaruhi siapa pun pada usia berapa pun, meskipun lebih sering terjadi pada usia antara 20 dan 50 tahun.
Gejala Pioderma Gangrenosum
Kembali dilansir National Organization for Rare Disorders, Pioderma Gangrenosum sering dimulai dengan benjolan kecil atau lepuhan berwarna kemerahan atau ungu. Pertumbuhan kecil ini akhirnya berkembang menjadi luka terbuka yang bengkak (ulserasi) dan berwarna biru atau ungu yang terlihat jelas.
Ukuran dan kedalaman ulserasi bisa bervariasi. Ulserasi dapat menyebar, melebar dan dalam, juga bisa sangat menyakitkan. Dalam kasus-kasus individual, ulserasi dapat terus menyebar, tetap tidak berubah, atau sembuh tanpa pengobatan.
Borok ini dapat mempengaruhi bagian tubuh mana pun. Selain itu, terdapat empat tipe Pioderma Gangrenosum, yaitu klasik, atipikal/bulosa, pustular, dan vegetatif, yang semuanya memiliki karakteristik tersendiri.
Pengobatan Pioderma Gangrenosum
Dilansir Mayo Clinic, pengobatan pada Pioderma Gangrenosum ditujukan untuk mengurangi peradangan, mengendalikan rasa sakit, penyembuhan luka dan mengendalikan penyakit apa pun yang menyebabkan borok tersebut.
Perawatannya akan tergantung pada beberapa faktor, termasuk kesehatan, jumlah, ukuran, kedalaman dan tingkat pertumbuhan borok pada kulit.
Salah satu cara pengobatan terhadap Pioderma Gangrenosum adalah menggunakan obat-obatan. Di antara obat-obatan tersebut, terdapat obat Kortikosteroid, yang mana dapat dioleskan ke kulit, disuntikkan ke luka atau juga diminum.
Akan tetapi, menggunakan Kortikosteroid untuk waktu yang lama atau dalam dosis tinggi dapat menyebabkan efek samping yang serius.
Karena itu, dokter mungkin akan meresepkan obat nonsteroid jika anda memerlukan perawatan jangka panjang.
Obat lain yang dapat digunakan adalah obat yang tidak mengandung steroid (nonsteroid). Dan salah satu jenis obat nonsteroid yang dinilai efektif adalah Siklosporin.
Pilihan lainnya adalah Mikofenolat (Cellcept), Imunoglobulin, Dapson, Infliximab (Remicade) dan Tacrolimus (Protopic), yang merupakan jenis obat Inhibitor Kalsineurin.
Obat tersebut juga dapat diterapkan pada luka, disuntikkan atau diminum, tergantung pada jenis obat yang digunakan.