Menuju konten utama

Mengenal Perbedaan Teh Putih, Teh Hijau, Oolong, dan Teh Hitam

Perbedaan beserta manfaat teh hijau, teh putih, oolong, dan teh hitam.

Mengenal Perbedaan Teh Putih, Teh Hijau, Oolong, dan Teh Hitam
Bu Maria Dewantini Dwianto. FOTO/Rilis Unilever

tirto.id - Setiap cangkir teh yang kita minum memiliki perbedaan baik dari segi warna maupun rasa. Perbedaan dari berbagai macam warna dan rasa teh bergantung kepada variasi dari tanaman teh yang digunakan, lokasi dimana teh tesebut ditanam, metode yang digunakan saat memproses, dan cara menyeduh teh.

Hal ini dijelaskan pihak Unilever dalam Jakarta Food Editors Club, satu agenda sosialisasi dan edukasi masyarakat seputar kesehatan dan gizi.

"Secara umum ada 4 jenis teh yang biasa kita temui: teh putih, teh hijau, teh oolong, dan teh hitam. Masing-masing memiliki proses pengolahan yang berbeda," kata pihak Unilever yang ditulis dalam rilis pers-nya.

Teh putih merupakan jenis teh yang berasal dari pucuk daun teh. Teh putih tidak mengalami pemrosesan dan langsung dikeringkan.

Teh putih memiliki kemampuan untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang dapat menyebabkan infeksi, sehingga khasiat ini juga dapat berpengaruh pada peningkatan sistem kekebalan tubuh. Teh putih diolah menjadi minuman berwarna kuning dan rasanya lebih lembut dari teh biasa.

Sementara itu, teh hijau diproses dari daun teh yang sama dengan teh hitam, namun tanpa melalui proses yang lebih panjang. Setelah dipetik, daun teh langsung diolah dengan cara dipanggang, digulung dan kemudian dikeringkan. Warna hijau muda dan aroma yang menyegarkan menjadi ciri khas utamanya.

"Dibandingkan dengan teh hitam dan teh hijau, teh oolong merupakan jenis teh yang paling sulit untuk diproses, walaupun hanya membutuhkan waktu sekitar 2-3 hari," tulisnya.

Dipengaruhi oleh proses pengolahan dan penggulungan yang berbeda, teh oolong memberikan aroma tajam yang khas. Setelah diseduh dengan baik, teh oolong pada awalnya akan terasa pahit, tetapi kemudian akan meninggalkan sedikit rasa manis setelah diminum.

Teh Hitam merupakan jenis teh yang paling sering kita temui. Teh celup yang biasa kita seduh dan es teh manis yang menjadi teman makan siang kita termasuk ke dalam teh jenis ini. Teh hitam melalui proses pengolahan yang mirip dengan teh oolong melalui pelayuan, penggulungan, oksidasi, pengeringan hanya saja dengan jangka waktu yang lebih lama dibandingkan dengan teh oolong.

Karena teh hitam adalah jenis teh yang diproses paling lama. Oleh karena itu, teh jenis ini memiliki aroma dan rasa yang paling kuat dibandingkan dengan jenis teh lainnya.

Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan teh adalah daun dari tanaman Camellia sinensis.

"Pada umumnya, ada dua varian utama dari tanaman Camellia sinesnis yaitu Camellia sinensis var. Assamica dan Camellia sinensis var. Sinensis," tulis pihak Unilever.

Keduanya memiliki perbedaan dari segi warna dan rasa. Varian Assamica merupakan tanaman yang pada umumnya ditanam pada tempa-tempat beriklim tropis.

Sebesar 80% tumbuhan teh yang ditanam pada tempat beriklim tropis seperti Indonesia, India, Kenya, dan Sri Lanka adalah Assamica Jat. Karena tumbuh di iklim tropis, Assamica Jat memiliki permukaan daun yang lebar. Dari segi warna, Assamica Jat memiliki warna yang gelap ketika diseduh. Assamica Jat juga memiliki rasa yang malty dan grassy.

Varian Sinensis, pada umumnya diproduksi di Jepang, Tiongkok, Korea, dan Taiwan. Varian Sinensis memiliki daun yang lebih kecil karena tumbuh di iklim yang lebih dingin dibandingkan dengan Assamica Jet. Berbeda dengan varian Assamica, varian Sinensis memiliki warna yang lebih ringan, memiliki rasa yang lebih manis, serta memiliki aroma yang lebih harum.

Baca juga artikel terkait TEH HIJAU atau tulisan lainnya dari Yulaika Ramadhani

tirto.id - Gaya hidup
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Agung DH