Menuju konten utama

Mengenal Kilang Balongan di Indramayu Milik Pertamina yang Terbakar

Kilang minyak PT Pertamina RU VI Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, terbakar pada Senin (29/3/2021) dini hari.

Mengenal Kilang Balongan di Indramayu Milik Pertamina yang Terbakar
Suasana aktivitas kegiatan 'Turn Around' di unit pengolahan VI Balongan Indramayu, Jawa barat, Kamis (23/2) Pertamina melaksanakan sendiri pengerjaan megaproyek Refinery Development Masterplan Program (RDMP) di RU VI Balongan yang ditargetkan selesai pada 2020 mendatang. ANTARA FOTO/Dedhez Anggara.

tirto.id - Kilang minyak PT Pertamina RU VI Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, mengalami kebakaran pada Senin (29/3/2021) dini hari. Saat ini, kilang minyak Balongan sudah dinonaktifkan untuk menghindari kebakaran yang lebih luas.

“Tim HSSE Kilang Pertamina Balongan tengah fokus melakukan normal shutdown, pemadaman api di kilang yang berlokasi di Desa Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat,” kata Corporate Secretary Subholding Refining & Petrochemical PT Kilang Pertamina Internasional Ifki Sukarya dalam keterangan resmi, Senin (29/3/2021).

Mengutip laman resmi Pertamina, Refinery Unit (RU) VI Balongan merupakan kilang keenam dari tujuh kilang Direktorat Pengolahan PT Pertamina dengan kegiatan bisnis utamanya adalah mengolah minyak mentah menjadi produk-produk Bahan Bakar Minyak (BBM), Non-BBM dan Petrokimia.

RU VI Balongan mulai beroperasi sejak tahun 1994. Kilang ini berlokasi di Indramayu Jawa Barat sekitar ±200 km arah timur Jakarta, dengan wilayah operasi di Balongan, Mundu dan Salam Darma. Bahan baku yang diolah di Kilang RU VI Balongan adalah minyak mentah Duri dan Minas yang berasal dari Propinsi Riau.

Keberadaan RU VI Balongan sangat strategis bagi bisnis Pertamina maupun bagi kepentingan nasional. Sebagai kilang yang relatif baru dan telah menerapkan teknologi terkini, Pertamina RU VI mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.

Dengan produk-produk unggulan seperti Premium, Pertamax, Pertamax Plus, Solar, Pertamina DEX, Kerosene (Minyak Tanah), LPG, Propylene, Pertamina RU VI mempunyai kontribusi yang besar dalam menghasilkan pendapatan baik bagi PT Pertamina maupun bagi negara.

Selain itu, RU VI Balongan mempunyai nilai strategis dalam menjaga kestabilan pasokan BBM ke DKI Jakarta, Banten, sebagian Jawa Barat dan sekitarnya yang merupakan sentra bisnis dan pemerintahan.

Dalam menjalankan bisnis, Refinery Unit VI terus mengembangkan potensi dan menerapkan teknologi baru serta mengembangkan produk-produk yang ramah lingkungan. Seluruh produk perusahaan telah berstandar internasional dengan sistem-sistem manajemen yang tersertifikasi.

Kilang Refinery Unit VI memiliki nilai strategis bagi Indonesia, karena turut menjaga kestabilan pasokan BBM yang disalurkan ke sentra bisnis dan pemerintahan Indonesia khususnya di DKI Jakarta, Banten, dan sebagian Jawa Barat.

Kilang Balongan juga merupakan salah satu dari empat kilang Pertamina yang tengah dimodifikasi (Refinery Development Master Plan/RDMP). Rencananya, penggarapan kilang yang terbagi dalam tiga fase tersebut akan selesai pada 2026.

Fase pertama yaitu melalui peningkatan kapasitas produksi, di mana saat ini Kilang Balongan juga sudah menerapkan dual feed competition.

Selanjutnya, fase kedua yakni tahap awal produksi pada 2022 mendatang. Kemudian untuk fase ketiga yakni pengembangan kompleks kilang terintegrasi Petrokimia di Balongan, dimana Pertamina menggandeng dua perusahaan energi asing raksasa, Cina Petroleum Corporation (CPC) dan Abu Dhabi National Oil Company (ADNOC).

Pada 24 Februari 2021, PT Pertamina (Persero) memulai pembangunan ekspansi kilang dalam proyek RDMP Kilang Balongan, Indramayu, Jawa Barat, Fase 1: CDU Crude Distillate Upgrading Project yang ditandai dengan pemancangan (pilling) perdana.

Penggarapan pembangunan kilang ini dilakukan PT Rekayasa Industri (Rekind) yang tergabung dalam konsorsium RRE (PT Rekind, PT Rekayasa Engineering, dan PT Enviromate Technology International).

Pengembangan proyek ini bertujuan untuk meningkatkan fleksibilitas unit pengolahan dan meningkatkan kapasitas produksi Kilang Balongan dari semula 125 ribu barel per hari (miles/ thousand barrels per stream day/ MBSD) menjadi 150 ribu bph (MBSD), serta mampu menghasilkan naptha untuk proses lanjut dari 5,29 MBSD menjadi 11,6 MBSD.

Selain itu, fokus dalam meningkatkan fleksibilitas CDU untuk memproses minyak mentah campuran berat (Heavy Mix Crude) atau pun minyak mentah ringan (Lighter Crude Oil).

Dengan peningkatan fleksibilitas CDU, Kilang Balongan akan dapat memproses minyak mentah campuran berat atau pun minyak mentah ringan. Hal ini akan meningkatkan margin untuk perusahaan dan juga meningkatkan ketahanan energi nasional.

Baca juga artikel terkait KEBAKARAN KILANG BALONGAN atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Maya Saputri