Menuju konten utama
IPS

Mengenal Jenis Keberagaman Agama Masyarakat Indonesia

Jenis-jenis keberagaman agama di Indonesia dan contohnya.

Mengenal Jenis Keberagaman Agama Masyarakat Indonesia
Ribuan umat Islam melaksanakan ibadah salat Idul Adha di ruas jalan samping Gereja Koinonia Jatinegara, Jakarta Timur, Rabu (22/8/2018). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Indonesia adalah bangsa dengan berbagai jenis keberagaman. Salah satu keberagaman di Indonesia adalah agama, suku, ras dan budaya.

Menurut Modul 4 Keragaman dalam Bingkai Bhineka Tunggal Ika, keberagaman bangsa Indonesia dapat menjadi kekuatan dan modal sosial yang besar untuk membangun bangsa Indonesia yang maju dan sejahtera. Kendati begitu, keberagaman yang ada dapat berpotensi menjadi sumber konflik.

Maka dari itu, agar dapat menjaga keutuhan, persatuan, dan kesatuan bangsa Indonesia harus memegang pedoman sebagaimana ikrar Sumpah Pemuda “Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa” dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.

Semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang bermakna “Berbeda-beda tetapi tetap satu” menggambarkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang memiliki keberagaman suku bangsa, budaya, bahasa daerah, agama dan kepercayaan, ras, maupun antargolongan.

Keberagaman Agama Masyarakat Indonesia

Dilansir Modul 4 Beda Topi Sama: Harmoni dalam Keberagaman, agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agama berhubungan dengan pergaulan antarmanusia dan lingkungannya.

Untuk itu, agar dapat memperkuat akhlak, seseorang tetap meyakini adanya sang pencipta di muka bumi ini

maka bangsa Indonesia melalui keputusan pemerintah berhak memeluk agama dan kepercayaan.

Ada enam agama resmi yang diakui di Indonesia, yaitu Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha, dan Kong Hu Cu. Berikut beberapa hal yang bisa membedakan enam agama tersebut.

a. Islam

Kitab suci Islam adalah Alquran, tempat ibadahnya adalah Masjid, dan hari besarnya adalah Hari Raya Idul Fitri,

Hari Raya Idul Adha, Tahun Baru Hijrah, Isra’ Mi’raj, dan lain-lain.

b. Kristen Protestan

Kitab suci Kristen Protestan adalah Alkitab, tempat ibadahnya adalah Gereja, dan hari besarnya adalah Hari Natal, Hari Jumat Agung, Hari Paskah, Kenaikan Isa Almasih.

c. Katolik

Kitab suci Katolik adalah Alkitab, tempat ibadahnya adalah Gereja, dan hari besarnya adalah Hari Natal, Hari

Jumat Agung, Hari Paskah, Kenaikan Isa Almasih.

d. Hindu

Kitab suci Hindu adalah Weda, tempat ibadahnya adalah Pura, dan hari besarnya adalah Hari Nyepi, Hari

Saraswati, Hari Pagerwesi.

e. Budha

Kitab suci Budha adalah Tri Pitaka, tempat ibadahnya adalah Vihara, dan hari besarnya adalah Hari Waisak, Hari

Asadha, Hari Kathina.

f. Kong Hu Cu

Kitab suci Kong Hu Cu adalah Si Shu Wu Ching, tempat ibadahnya adalah Li Tang/Klenteng, dan hari besarnya adalah Tahun Baru Imlek, Cap Go Meh.

Indonesia memiliki agama yang beragam, karena menurut sejarah, zaman dahulu kekayaan alam Indonesia menarik pedagang-pedagang dari bangsa lain untuk datang ke Indonesia.

Di samping berdagang, mereka juga menyebarkan ajaran agama. Misalnya Hindu dan Buddha dibawa oleh para pedagang bangsa India yang sudah lama berdagang dengan Indonesia.

Kemudian, agama Islam dibawa oleh para pedagang Gujarat dan Persia sekitar abad ke-13. Ajaran agama Kristen dan Katolik, dibawa oleh para pendatang dari Eropa. Sedangkan Kong Hu Cu, diperkenalkan oleh para pedagang dari Cina.

Kendati begitu, sebagaimana yang tertulis di sila pertama Pancasila yang merupakan dasar dan ideologi Negara Kesatuan Republik Indonesia berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”, bangsa Indonesia dapat menerima ajaran-ajaran agama tersebut.

Tidak hanya itu, terdapat pula hukum dasar negara Indonesia yang mengatur tentang keberagaman agama, yaitu Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ayat (1) menyatakan bahwa “Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa”.

Dengan masuknya agama-agama yang dibawa oleh para pendatang tersebut serta dasar negara yang ada, maka bangsa Indonesia menganut agama yang beragam sesuai dengan keyakinannya masing-masing dan saling menghargai agama satu sama lain.

Baca juga artikel terkait KEBERAGAMAN atau tulisan lainnya dari Ega Krisnawati

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Ega Krisnawati
Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Dipna Videlia Putsanra