Menuju konten utama

Mengenal Ciri-Ciri HIV AIDS Lewat Lidah yang Perlu Diwaspadai

Gejala HIV AIDS bisa dilihat salah satunya melalui lidah pasien. Baca penjelasan tentang ciri-ciri HIV AIDS melalui lidah di bawah ini.

Mengenal Ciri-Ciri HIV AIDS Lewat Lidah yang Perlu Diwaspadai
Ilustrasi pemeriksaan ciri-ciri HIV AIDS. Petugas medis mengambil sampel darah saat tes HIV kepada ibu hamil di Puskesmas Semen, Kediri, Jawa Timur, Kamis (2/12/2021). ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/hp.

tirto.id - HIV/AIDS adalah penyakit yang menyerang sistem imun penderitanya. Penyakit ini disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV), virus imunodefisiensi manusia.

Pasien HIV perlahan-lahan akan mengalami penurunan kekebalan tubuh. Kondisi ini menyebabkan tubuh penderita HIV rentan mengalami infeksi serius akibat serangan bakteri maupun virus selain HIV.

Salah satu organ yang paling terdampak dari penurunan sistem imun tubuh akibat HIV adalah mulut. Menurut Central Dental Norwood, hal ini karena mulut adalah rumah bagi miliaran bakteri, kuman, dan jamur.

Mulut diperkirakan dihuni oleh lebih dari 20 miliar bakteri dari 650 spesies berbeda. Mulut juga disebut sebagai organ tubuh kedua yang menampung bakteri terbanyak setelah usus.

Oleh karena itu, penyakit HIV AIDS bisa dikenali salah satunya lewat mulut, termasuk lidah. Mengenal ciri-ciri HIV AIDS lewat lidah merupakan salah satu cara yang sering disarankan untuk mewaspadai penyakit tersebut.

Lidah pasien HIV akan mengembangkan gejala yang menyakitkan begitu virus menginfeksi tubuh. Gejala-gejala ini terjadi akibat infeksi virus dan bakteri di mulut yang tidak bisa ditangani oleh sistem imun tubuh.

Ciri-ciri Lidah Orang HIV AIDS

Penyakit HIV AIDS bisa dideteksi lewat ciri-ciri lidah penderitanya. Ketika virus HIV menginfeksi tubuh dan melemahkan sistem kekebalan, bakteri, jamur, serta kuman, akan berkembang biak secara pesat di mulut dan lidah. Kondisi ini bisa terjadi karena tidak ada lagi sistem pertahanan tubuh yang mampu melawan bakteri di mulut.

Serangan bakteri, kuman, dan jamur di mulut dan lidah menimbulkan kerusakan sel dan jaringan. Efek infeksi bakteri di mulut bisa berupa bercak, lesi, dan kemunculan kutil yang menyakitkan bagi penderita. Dikutip dari National Institute of Dental and Craniofacial Research, berikut ciri-ciri lidah pasien HIV:

1. Muncul bisul aphthous (sariawan)

Kemunculan bisul aphthous atau sariawan adalah gejala lidah umum yang dialami kebanyakan penderita HIV. Setidaknya 70 sampai 90 persen penderita HIV mengalami sariawan.

Sariawan ditandai dengan kemunculan luka merah yang di sekelilingnya dilapisi lapisan kuning keabu-abuan. Sariawan pada penderita HIV bisa muncul di berbagai bagian mulut, termasuk lidah.

2. Muncul leukoplakia lidah

Leukoplakia lidah adalah bercak putih yang muncul di sekitar lidah, biasanya di bagian kiri kanan lidah. Kondisi ini disebabkan oleh virus Epstein-Barr.

Pada penderita HIV, leukoplakia lidah biasanya disertai dengan penebalan lidah dan kemunculan jaringan-jaringan kecil seperti bulu atau rambut. Selain dapat muncul di lidah, leukoplakia dapat muncul di pipi bagian dalam.

3. Muncul kandidiasis

Kandidiasis adalah bercak bergelombang berwarna putih atau krem yang bisa muncul di berbagai bagian mulut, termasuk lidah.

Kandidiasis menyebabkan rasa terbakar di area terdampak dan memicu kemerahan atau pendarahan saat diusap. Kandidiasis disebabkan oleh infeksi jamur dan juga merupakan bentuk sariawan.

4. Muncul kutil bawah lidah

Ciri-ciri lidah penderita HIV lainnya adalah kemunculan kutil di lidah atau bawah lidah. Kutil adalah benjolan kasar kecil berwarna putih, abu-abu, atau merah muda.

Kutil memang tidak menyebabkan rasa sakit di mulut, tetapi menyebabkan rasa tidak nyaman karena penebalan.

Gejala HIV AIDS

Setiap penderita HIV AIDS dapat mengembangkan gejala yang berbeda-beda. Tingkat keparahan gejala HIV biasanya dinyatakan dalam stadium.

Dikutip dari Healthline, infeksi HIV awal biasanya akan memunculkan gejala-gejala ringan, seperti:

  • sakit kepala;
  • nyeri tubuh;
  • pembengkakan kelenjar getah bening;
  • demam berulang;
  • keringat malam;
  • mudah lelah dan lemas;
  • mual dan muntah;
  • diare;
  • penurunan berat badan dengan cepat;
  • ruam kulit;
  • sariawan
  • infeksi jamur vagina;
  • radang paru-paru;
  • cacar.

Pada tahap lanjut, penderita HIV akan mengembangkan gejala yang lebih berat. Gejala berat yang dialami penderita HIV bergantung pada jenis bakteri atau virus yang menginfeksinya saat itu.

Penderita HIV rentan mengalami kondisi serius bahkan dari infeksi bakteri yang dianggap ringan bagi orang-orang sehat. Kondisi ini terjadi karena penderitanya tidak punya lagi pasukan pengaman tubuh untuk menyembuhkan diri dari penyakit.

Contoh kasus pada infeksi bakteri E.coli. Infeksi E.coli pada orang yang punya sistem kekebalan tubuh sehat biasanya hanya menyebabkan diare ringan. Mereka akan sembuh dalam beberapa hari bahkan tanpa perlu minum obat.

Kondisi sebaliknya terjadi pada penderita HIV yang terinfeksi E.coli. Menurut Neda Pirbonyeh, dalam Gene Reports (2022). infeksi E.coli pada pasien HIV dapat memicu diare berat, dehidrasi parah, kegagalan organ, bahkan menyebabkan kematian.

Semakin tinggi stadium HIV, semakin tinggi pula kemungkinan penderita mengalami kondisi serius akibat infeksi virus atau penyakit tertentu. Kondisi serius akibat penurunan kekebalan tubuh penderita HIV ini dikenal sebagai Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) atau HIV stadium akhir.

Cara Mencegah Penyebaran Virus HIV

Penyebaran virus HIV bisa terjadi dari orang ke orang. HIV termasuk sebagai penyakit menular seksual (PMS) karena sebagian besar kasus penularan melalui hubungan seksual.

Selain hubungan seksual, penyebaran virus HIV dapat melalui transfusi darah, serta dari ibu ke janin. Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah penyebaran virus HIV, yaitu:

  1. Menerapkan hubungan seks yang aman dengan tidak berganti-ganti pasangan dan mengenakan kondom.

  2. Memastikan produk transfusi darah bebas virus HIV.

  3. Menghindari penggunaan narkoba dan berganti-ganti jarum suntik.

  4. Memastikan penggunaan alat-alat yang dapat melukai kulit seperti jarum tato, jarum tindik, alat cukur, dan sebagainya selalu steril.

  5. Melakukan tes kesehatan lengkap, termasuk tes HIV sebelum menikah.

  6. Bagi penderita HIV yang hamil wajib minum obat antiretroviral (ARV) secara rutin untuk menurunkan risiko penularan virus kepada janin.

  7. Menghindari melahirkan bayi secara vaginal untuk mencegah bayi terpapar cairan ibu yang mengandung virus HIV.

Baca juga artikel terkait HARI AIDS atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Yonada Nancy
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Fadli Nasrudin