tirto.id - Kueri "Mengapa dapat terjadi perbedaan waktu di dunia" berada dalam urutan pertama sebagai kata kunci yang paling dicari di Indonesia selama tahun 2022, setidaknya demikian seperti yang tercatat dalam data milik Google Trends.
Lantas, apa jawaban dari pertanyaan tersebut?
Sebelum melihat secara lebih luas di seluruh dunia, Indonesia sendiri punya contoh nyata mengenai perbedaan waktu.
Negara kita memiliki tiga zona waktu berbeda yang dibagi berdasarkan wilayahnya, yakni Waktu Indonesia Barat (WIB), Waktu Indonesia Tengah (WITA), dan juga Waktu Indonesia Timur (WIT). Selisih antar wilayah dalam pembagian tersebut adalah 1-2 jam.
Penyebab Terjadi Perbedaan Waktu di Dunia
Pada dasarnya, perbedaan waktu di dunia terjadi karena adanya rotasi bumi atau peredaran bumi pada porosnya dari barat ke timur dan juga akibat adanya garis bujur.
Rotasi menyebabkan perbedaan waktu untuk tempat yang berbeda derajat bujurnya. Diketahui dari Kemdikbud, setiap tempat di muka bumi yang punya selisih bujur 15 derajat mutlak akan memiliki perbedaan waktu 1 jam.
Pembagian waktu antara negara diatur oleh zona waktu atau Time Zone. Pembagian waktu di seluruh dunia mengacu pada Greenwich Mean Time (GMT).
Greenwich merupakan kota di Inggris yang menempati garis bujur 0 derajat dan menjadi patokan penentuan waktu internasional.
Negara yang terletak di sebelah barat Greenwich akan memiliki waktu GMT negatif sementara yang ada di Timur punya waktu GMT positif. Indonesia termasuk GMT positif karena berada di Timur Inggris.
Pengaruh Perbedaan Waktu di Dunia
Apabila menilik globe atau peta dunia, kita akan melihat dua garis vertikal dan horizontal. Garis tersebut disebut juga dengan garis lintang atau paralel dan garis bujur atau meridian.
Garis lintang merupakan garis khayal horizontal yang melingkari bumi dan terbagi menjadi dua, yakni Lintang Utara (LU) dan Lintang Selatan (LS) yang mengatur iklim.
Sementara garis bujur yang membelah bumi terbagi menjadi garis Bujur Barat (BB) dan juga garis Bujur Timur (BT) yang menjadi pedoman pembagian waktu.
Bersamaan dengan hal ini, perbedaan waktu di dunia dapat berpengaruh pada aktivitas yang seseorang lakukan di waktu yang sama tapi di tempat berbeda.
Misalnya, saat tahun baru, orang Papua sudah lebih dulu merayakannya padahal di daerah Sumatera dan Jawa masih menunjukkan pukul 10 malam.
Contoh lain, kita yang ada di Indonesia mungkin sudah tidur karena sudah larut malam sementara orang-orang di Jerman masih berkegiatan karena di sana waktu menunjukkan pukul 6 sore.
Penulis: Nisa Hayyu Rahmia
Editor: Dhita Koesno