Menuju konten utama

Menelisik Strategi Dibalik 5 Negara yang Berhasil Menangani Pandemi

Sejumlah negara menerapkan kebijakan-kebijakan strategis untuk mencegah penyebaran covid-19.

Menelisik Strategi Dibalik 5 Negara yang Berhasil Menangani Pandemi
Tabung tes berlabel "Tes Positif Varian COVID-19 Omicron" terlihat dalam gambar ilustrasi yang diambil Rabu (15/1/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo/WSJ/cfo

tirto.id - Lebih dari satu tahun lamanya tajuk berita di layar televisi maupun koran digital dihujani dengan reportase krisis pandemi Covid-19. Tanggal 30 Januari 2020 menjadi titik monumental bagi dunia setelah WHO mengumumkan kondisi darurat kesehatan global. Alhasil, pemerintah di seluruh dunia pun melakukan segala upaya untuk menekan peningkatan angka kematian dan persebaran virus.

Munculnya pandemi Covid-19 tak hanya menorehkan sejarah baru. Sayangnya, hal ini juga mengungkapkan banyak realita pahit yang harus ditelan, terutama bagi negara berkembang.

Realita yang terungkap, memperlihatkan bahwa pandemi Covid-19 tidaklah mengenal kekayaan suatu negara atau hanya mengandalkan kecakapan ilmiah saja (Frieden, 2021). Ini dibuktikan dengan the world’s largest economy, Amerika Serikat, justru menduduki posisi pertama dengan angka kematian Covid-19 terbanyak di dunia (WorldOMeter, 2021).

Dari peran kepemimpinan, komunikasi dan pemberlakuan strict contact testing, beberapa negara membuktikan bahwa Covid-19 dapat terkalahkan. Maka dari itu, berikut adalah 5 negara dengan strateginya yang patut dicatat dan dipelajari oleh tata kelola pemerintahan dunia.

Taiwan: Ketika Respons Cepat Tanggap Menjadi Kunci Utama

Sebagai negara tetangga dari mana virus Covid-19 berasal, Taiwan telah berhasil menunjukkan pada dunia bahwa mereka dapat menghadapi badai pandemi. Sejak saat Wuhan melaporkan munculnya virus baru serupa pneumonia di penghujung tahun 2019, pemerintah Taiwan sudah mencolong start terlebih dahulu. Seluruh penerbangan dari Cina diberhentikan; masyarakat yang baru pulang bepergian pun segera diisolasi dan negara menutup semua perbatasan.

Tanpa menunggu lama, pemerintah negara Taiwan justru menunjukkan aksinya melalui respons cepat tanggap sejak awal munculnya kasus pasien terinfeksi Covid-19. Tidak seperti negara lain yang melakukan lockdown, Taiwan berhasil meninggalkan kurang dari 800 kasus kematian semenjak awal pandemi.

Keberhasilan Taiwan juga tidak luput dari strategi kombinasi dua skema kebijakan yang diterapkan secara efektif melalui tata kelola pemerintahannya (Fitzpatrick, 2021). Jurnal dari American Medical Association mengatakan bahwa, kebijakan berbasis kasus dan berbasis populasi yang akhirnya mengantarkan Taiwan ke pintu kesuksesan (Chou Ng, et al. 2021).

Kuba: Negara Karibia dan Kekuatan Komunikasi

Siapa sangka bahwa negara yang menjadi pulau terbesar di Karibia ternyata mampu membungkam dunia dengan responnya terhadap Covid-19. Dengan kekuatan sukerelawan, pesan layanan publik dan juga kebijakan berbasis ilmiah, Kuba patut untuk diapresiasi dalam menangani krisis pandemi.

Dapat dikatakan bahwa Kuba cukup cerdik dalam mengatasi kisruh pandemi Covid-19. Dilihat dari pemerintah sudah melakukan mitigasi sebelum virus sampai ke daratan Kuba, negara Karibia ini seolah mempersiapkan amunisinya (Hosek, 2021). Kuba juga mencoba untuk mempelajari praktik terbaik yang dilakukan negara-negara Asia pada kasus epidemi yang pernah terjadi sebelumnya.

Yang menarik dari Kuba adalah bagaimana mereka mencoba untuk mendapatkan kepercayaan publik melalui public service-messaging. Di saat negara lain mengalami krisis komunikasi antara pemimpin publik, Cuba justru sebaliknya.

Selandia Baru: Kepemimpinan Jacinda Ardern melalui Team of 5.5 Million

Jika Kuba menekankan pentingnya peran komunikasi di tengah pandemi, Selandia Baru juga mempromosikan hal serupa melalui pemimpinnya. Pentingnya leadership dan juga komunikasi efektif menjadi akar kesuksesan dari negara Kiwi ini.

Letak geografis yang berada di pulau memang memberikan keuntungan bagi New Zealand untuk memberlakukan larangan bepergian. Namun, bergantung pada hal ini bukanlah yang menjadikan Selandia Baru negara terbebas Covid-19 sejak bulan Juni 2020.

Perdana Menteri Jacinda Ardern telah mencontohkan kepemimpinan yang kuat melalui komunikasi yang efektif demi meningkatkan sense of belonging dari masyarakat. Hal ini dilakukan Ardern supaya masyarakat New Zealand dapat kooperatif dan disiplin saat diberlakukannya lockdown.

Kalimat paling populer dari Ardern adalah ketika ia tidak menganggap masyarakat sebagai warga biasa, namun sebagai team of 5.5 million. Amat disegani oleh masyarakat New Zealand, team of 5.5 million ini seakan memberikan kesan inklusif. Dalam arti lain, pemerintah menjunjung tinggi transparansi yang akhirnya juga meningkatkan tingkat kepercayaan dan kepedulian masyarakat.

Korea Selatan: Ketatnya Contact Tracing dan Kemajuan Teknologi

Sudah tidak asing lagi bahwa kemajuan teknologi Korea Selatan patut diacungi jempol. Hal ini pun menjadi salah satu keuntungan Korea Selatan dalam menerapkan sistem contact tracing yang efektif.

Yang membuat Korea Selatan sukses dalam proses implementasi contact tracing adalah tingginya komitmen para contact tracers. Jika warga terbukti memberikan informasi yang tidak benar kepada pihak berwenang, contact tracers dapat memberikan denda sebesar 18,000 dolar AS (Lee, 2020). Tes yang dilakukan oleh Korea Selatan juga dua kali lebih banyak dibandingnkan negara lain di minggu-minggu pertama pandem.

Dengan bantuan teknologi dan manajemen publik yang baik, contact tracing menjadi rahasia dapur Korea Selatan. Hal ini pun menjadikan negara pencipta K-pop itu untuk menduduki posisi 83 di dunia, berdasarkan jumlah angka kasus Covid-19.

Vietnam: Berkaca dari Luka Lama

Tahun 2003 menjadi guru yang amat berharga bagi Vietnam saat epidemi SARS melanda negara ber-ibu kota Hanoi itu. Nyatanya, Vietnam dapat menduduki peringkat 80 dari kasus pasien terinfeksi Covid-19 dikarenakan infrastruktur yang dirancang semenjak tahun 2003 silam.

Dengan dinyatakannya bebs dari epidemi SARS oleh WHO, Vietnam mulai menempatkan investasinya terhadap sector kesehatan masyarakat dan sistem pengawasan kesehatan (WorldOMeters, 2021). Berkaca dari luka lamanya, Vietnam dapat dikatakan sebagai salah satu negara yang sangat siap dalam mengendalikan situasi pandemi Covid-19.

Baca juga artikel terkait COVID-19 atau tulisan lainnya dari Maysa Ameera Andarini

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Maysa Ameera Andarini
Editor: Addi M Idhom