tirto.id - Dalam kultur kuliner Jepang, acar adalah bagian yang nyaris tak terpisahkan. Bahkan ada adagium mengatakan bahwa fondasi kuliner Jepang terdiri atas tiga unsur: nasi, sup, dan acar alias tsukemono. Salah satu acar utama adalah umeboshi, acar buah plum. Rasanya yang kecut menghasilkan fungsi penting: menetralkan lidah dan menambah nafsu makan.
Umeboshi dibuat dengan mencampurkan plum dengan garam dan cairan yang sudah dicampur dengan akajiso alias shiso merah (red shiso). Biasanya, acar ini akan dibuat pada bulan Juni, yakni ketika plum akan dipanen dan akajiso mulai lebat dan siap berguguran. Daun akajiso yang berwarna magenta ini menjadi bahan penting dalam pembuatan umeboshi dan memberikan warna merah keunguan yang indah dan mencolok.
Daun shiso memang sakti mandraguna. Ia merupakan daun versatile, serba guna, yang biasa dimanfaatkan untuk macam-macam keperluan, terutama untuk kuliner dan pengobatan. Ada dua jenis shiso yang jamak ditemui dan dipakai. Shiso hijau (aojiso) lebih populer dipakai untuk makanan. Ia bisa ditemui di hiasan sushi atau sashimi, digoreng bersama berbagai jenis mie, dirajang untuk jadi pugasan, bahkan bisa dihaluskan untuk menggantikan peran wasabi.
Sedangkan shiso merah, selain dipakai untuk bikin acar, ia juga kerap dipakai untuk membuat beberapa jenis sushi, dijadikan manisan, bahkan permen. Tak hanya itu, akajiso ini juga merupakan bahan baku obat-obatan.
Kaya Manfaat Bagi Kulit
Daun shiso (Perilla frutescens var. crispa) yang masih satu keluarga dengan mint awalnya memang dipakai di Cina, tempat daun tersebut disebut zisu. Kata zisu itu pula yang kemudian diadaptasi menjadi nama shiso. Menurut buku Perilla: The Genus Perilla (1997), tanaman ini sudah dipakai dan masuk ke Jepang kira-kira abad ke 8 atau 9. Sekarang, Negeri Sakura menjadi produsen utama shiso dengan rata-rata produksi mencapai 11 ribu ton daun shiso per tahun.
Pada masa modern, daun shiso tetap sering dimanfaatkan untuk bahan baku berbagai obat maupun kosmetik. Sebagai tanaman obat, daun shiso mengandung banyak vitamin, mineral, zat besi, kalsium, dan karoten yang lebih tinggi 10 kali ketimbang labu. Dengan kandungan dan manfaat kesehatannya itu, daun shiso kerap dipakai untuk mengobati keracunan dan alergi, menjadi antiseptik alami, hingga mengobati sakit perut. Tak hanya itu, banyak orang Jepang memakai daun shiso merah sebagai minuman untuk menyehatkan kulit.
Manfaat bagi kulit ini memang kerap terlupakan jika orang bicara tentang shiso. Padahal, sejak dulu, shiso merah yang kaya akan ceramide dan berfungsi menjaga kelembutan kulit lazim dipakai untuk mengobati berbagai penyakit kulit, termasuk alergi maupun peradangan.
Dalam Perilla: The Genus Perilla pula disebutkan bahwa Kazuhiko Oyanagi, seorang dokter, melakukan penelitian dengan memakai ekstrak shiso sebagai bahan krim untuk mengobati penyakit radang kulit dermatitis atopik pada anak-anak. Hasilnya, catat Oyanagi, dari 90 pasien yang menggunakan krim shiso, 70-80 persennya mengalami peningkatan. Selain itu, tak ada efek samping dari penggunaan shiso ini.
“…Karenanya, ekstrak Perilla ini diharapkan bisa digunakan sebagai obat anti alergi di masa depan,” tulis Oyanagi.
Dengan manfaatnya bagi kulit, tak mengherankan kalau ada sabun yang memakai shiso merah sebagai bahan utamanya. Sabun Zen, misalkan. Sabun ini memakai daun shiso merah Jepang yang kaya akan kandungan asam rosmarinic yang membantu melindungi kulit dari peradangan dan sinar ultraviolet. Dengan kandungan shiso merah, sabun Zen cocok untuk semua jenis kulit, bahkan yang paling sensitif sekalipun.
Tak kalah penting adalah Zen bebas SLS (sodium lauryl sulfate) dan paraben. Bagi yang belum tahu, paraben adalah zat pengawet yang jika dipakai dalam jangka panjang bisa membahayakan kesehatan. Sayangnya, paraben kerap dipakai, meski sedikit, oleh produk kosmetik atau perawatan kulit. Sedangkan SLS banyak dipakai karena ia bisa menciptakan busa. Padahal, sulfat dalam kadar tertentu berisiko menyebabkan iritasi pada mata, kulit, mulut, bahkan paru-paru. Sebagai gantinya, Zen memakai surfaktan yang lebih aman dan ramah pada kulit, terutama kulit sensitif.
Agar mempunyai manfaat lebih banyak, Zen menggabungkan kebaikan shiso dengan berbagai ekstrak alami lain. Ini melahirkan tiga varian Zen yang punya aroma unik masing-masing dengan manfaat yang sama hebat.
Varian pertama adalah Shiso & Sandalwood, yang merupakan kombinasi shiso dan ekstrak cendana yang berfungsi sebagai anti peradangan dan punya aroma yang bikin rileks. Varian kedua adalah Shiso & Sea Salt, merupakan gabungan dari shiso dan garam laut yang kaya sodium, magnesium, dan mineral, berfungsi mengangkat sel kulit mati, debu, dan polusi. Lalu ada juga varian Shiso & Sulphur, yang cocok dipakai untuk mengurangi gatal dan kemerahan, cocok untuk kulit sensitif, sembari tetap bikin kelembutan kulit terjaga.
Kehadiran Zen jadi semacam kesegaran di tengah sabun dan kosmetik yang memakai bahan kimia berlebihan sebagai jualan utama. Dengan memakai daun shiso sebagai bahan utama, Zen berupaya mengembalikan kebajikan tabib-tabib masa lampau sebagai upaya mengobati berbagai macam penyakit kulit dan menjaga kulit tetap lembut.
(JEDA)
Penulis: Tim Media Servis