tirto.id - Setelah menerima hadiah Nobel, Malala Yousafzai juga dianugerahi kewarganegaraan kehormatan Kanada dan memuji sikap terbuka negara itu soal pengungsi di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Justin Trudeau, Rabu (12/4/2017).
Kanada tahun lalu menerima 25.000 pengungsi dari Suriah dan pada Januari Trudeau mengatakan melalui Twitter bahwa Kanada membuka diri bagi para pengungsi.
Trudeau menyatakan sikap Kanada itu pada saat Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengeluarkan larangan menyangkut imigrasi terhadap para warga dari tujuh negara berpenduduk mayoritas Muslim.
"Motto dan sikap Anda, Selamat Datang di Kanada, adalah lebih dari sekedar judul berita atau tagar," kata Malala dalam pidato di hadapan para anggota Parlemen Kanada, seperti dikutip dari Antara.
"Saya berdoa bahwa (Kanada) terus membuka rumah dan hatinya bagi anak-anak dan keluarga paling tidak berdaya di dunia," ujarnya Malala.
Malala, pegiat pendidikan asal Pakistan yang muncul menjadi sosok penting setelah seorang pria Taliban menembak kepalanya pada 2012, merupakan orang keenam yang dianugerahi kewarganegaraan kehormatan Kanada.
Para penerima lainnya termasuk Nelson Mandela dan Dalai Lama.
Peristiwa penembakan yang dialami Malala Yousafzai pada tahun 2012 lalu telah membuatnya menjadi sosok inspiratif. Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian itu juga menjadi sosok termuda yang diangkat sebagai utusan perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Malala yang saat ini masih berusia 19 tahun tersebut juga dilantik pada Senin (10/4/2017) oleh Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres dan menjalankan peran untuk membantu memajukan pendidikan anak-anak perempuan di seluruh dunia.
Pegiat pendidikan asal Pakistan itu muncul sebagai sosok yang menonjol ketika seorang pria bersenjata Taliban menembak kepalanya di bus sekolah pada 2012 sebagai hukuman, karena Malala mendorong para perempuan untuk bersekolah --yang bertentangan dengan aturan kelompok militan itu menyangkut pendidikan bagi perempuan.
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri