Menuju konten utama

Lilium, Pesawat Jet Listrik Rumahan yang Meluncur Pada 2018

Sebuah perusahaan Jerman, Lilium GmbH, tengah mengembangkan sebuah pesawat jet listrik berukuran kecil yang akan dijual secara masal pada tahun 2018. Pesawat tersebut, yang bernama Lilium, dapat lepas landas secara vertikal dan hanya membutuhkan "landasan" berukuran 15x15 meter persegi.

Lilium, Pesawat Jet Listrik Rumahan yang Meluncur Pada 2018
Pesawat Jet Listrik Lilium. Foto/http://lilium-aviation.com/

tirto.id - Era di mana pesawat terbang menjadi transportasi pribadi yang umum digunakan masyarakat sepertinya semakin dekat dengan kenyataan. Bayangan akan adanya pesawat terbang yang ditenagai listrik dari rumah, lepas-landas dari taman, memakai mesin listrik sehingga tidak berisik dan tidak mengganggu tetangga, tidak lama lagi akan terwujud nyata.

Itulah Lilium, pesawat terbang konsep yang dirancang tim dari Jerman, yang akan masuk lini produksi pada 2018 dan dijual umum.

Lilium, sebagaimana dinyatakan www.lilium-aviation.com, memiliki bentuk bulat telur dan berisi kursi pilot dan penumpang. Pesawat terbang listrik itu juga dapat lepas-landas secara vertikal layaknya helikopter. Ia cuma memerlukan "landasan" seukuran 15x15 meter persegi.

Walau masih pada tahap purwarupa, namun perancangnya mengalokasikan kecepatan maksimal 400 kilometer/jam dengan jangkauan 500 kilometer.

Lilium dibuat oleh perusahaan aeronautik pemula yang didirikan empat insinyur penerbangan dari Universitas Munich, yaitu Daniel Wiegand, Patrick Nathen, Sebastian Born, dan Matthias Meiner.

Sebagai catatan, mereka menjadi tuan rumah pertemuan inkubator bisnis Badan Antariksa Eropa alias ESA.

Dalam pernyataan ESA, Wiegand menekankan keuntungan konsepnya dari sisi kepraktisan penggunaan dan akrab lingkungan. "Tujuan kami adalah mengembangkan pesawat terbang yang bisa dipakai sehari-hari. Kami menyasar pada pesawat terbang yang tidak memerlukan infrastruktur rumit dan mahal laiknya di bandara," kata dia.

Untuk mengurangi polusi udara dan suara, Wiegand mengatakan, pesawat mereka memakai mesin listrik sehingga bisa dipakai di lingkungan perumahan.

Lilium memakai mesin berbasis bilah kipas (ducted fan) yang diklaim lebih senyap ketimbang helikopter atau mesin pesawat terbang pribadi. Dengan ukurannya yang kompak, pesawat itu tidak memerlukan infrastruktur yang rumit dan mahal. Catu dayanya disimpan dalam akumulator alias baterai yang bisa diisi ulang di rumah-rumah.

Namun demikian, hal yang penting untuk dicatat adalah Lilium dirancang hanya untuk terbang pada cuaca cerah di siang hari.

Dari sisi aturan regulasi penerbangan, termasuk keselamatan dan keamanan penerbangan, Lilium dikategorikan sebagai pesawat terbang sport ringan, sehingga pilot harus memiliki lisensi minimal di kelas ini dan mengantongi paling tidak 20 jam terbang latihan untuk bisa menerbangkan Lilium secara bebas dan legal.

Wiegand tidak mengungkap harga jual Lilium, namun ESA memberi informasi bahwa harganya akan lebih murah ketimbang membeli dan menerbangkan pesawat terbang serupa yang kini ada di pasaran.

Secara teknis, Lilium akan mampu membawa beban total hingga 600 kilogram termasuk muatan seberat 200 kilogram, kecepatan maksimalnya 400 km/jam dengan kecepatan ekonomis jelajah 300 km/jam, dan ditenagai mesin listrik berdaya 320 kiloWatt alias 435 hp.

Baca juga artikel terkait TEKNOLOGI

tirto.id - Teknologi
Sumber: Antara
Penulis: Ign. L. Adhi Bhaskara
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara