tirto.id - Penyakit menular kerap diremehkan, atau dianggap tak begitu penting, oleh masyarakat. Padahal, infeksi saluran pernapasan dan diare masuk dalam daftar penyakit penyebab kematian terbesar di dunia (2019) yang dirilis oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
“'Jika kita lihat dalam sejarah, perang yang paling banyak memakan korban jiwa bukanlah perang dengan alam atau sesama manusia,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, “tetapi perang dengan penyakit khususnya penyakit menular yang disebabkan oleh kelompok makhluk bernama patogen. Bisa berupa virus, bakteri, atau parasit.”
Negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, terus dibayangi oleh macam-macam penyakit menular. Karena itu masyarakat perlu melakukan langkah preventif dan lebih serius mempersiapkan diri menghadapinya.
Tubuh sehat bisa mencegah penularan penyakit, sayang tak semua orang tahu bagaimana menjalani hidup sehat dengan cara yang tepat. Apalagi dalam waktu dekat sebagian besar masyarakat akan melakukan perjalanan jauh ke kampung halaman. Di tengah antusiasme mudik lebaran tahun ini, kita harus tetap peduli dengan kondisi kesehatan.
“Walaupun pembatasan Covid-19 sudah dilonggarkan, kita masih berada dalam masa transisi pandemi. Apalagi sedang berada di musim pancaroba, cuaca tak menentu, kita menjadi lebih rentan terhadap berbagai macam penyakit,” ujar Veronica Sari Utami, Chief Operating Officer Halodoc, dalam acara peresmian Mudik Sehat bersama Mobil Siaga Lifebuoy pada Minggu (16/04).
Mudik Aman, Sehat, dan Selamat
Kementerian Perhubungan memperkirakan bakal terjadi peningkatan jumlah pemudik pada libur Idulfitri 1444 H/2023 M sebesar 47% atau mencapai sekitar 123 juta orang. Tingginya jumlah pemudik ini diiringi dengan peningkatan risiko transmisi penyakit menular, baik di perjalanan maupun saat di tempat tujuan.
Cuci tangan pakai sabun (CPTS), dikutip dari laman Kemenkes, merupakan perilaku sederhana yang memiliki dampak luar biasa dalam pencegahan penyakit menular, mulai dari diare, demam tifoid (tipes), hepatitis, sampai Covid-19. Itu karena tangan paling mudah terkontaminasi kuman.
Kebiasaan baik cuci tangan dengan sabun di air mengalir merupakan salah satu wujud perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Program ini dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan RI sejak 1996 dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Secara umum, tatanan PHBS juga meliputi pengadaan air bersih untuk konsumsi, pengadaan jamban sehat, pembuangan sampah pada tempatnya, hingga pemberian makanan bergizi seimbang.
Perusahaan yang bergerak di bidang fast moving consumer goods (FMCG) Unilever Indonesia terus melakukan berbagai program untuk berkontribusi dalam edukasi PHBS, dalam mendukung program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) Kementerian Kesehatan RI. Salah satu program yang digagas adalah Mudik Sehat bersama Mobil Siaga Lifebuoy.
“Mudik lebaran tahun ini sangat padat sehingga risiko keluarga pemudik jatuh sakit itu sangat tinggi,” kata Kevin Stefano, Senior Brand Manager Lifebuoy.
“[…] terutama karena higienitas yang kurang serta makanan yang terkontaminasi sehingga kita perlu mengedukasi bagaimana menjaga kebersihan yang dibantu oleh Lifebuoy,” tambah Ketua Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) dr. Imelda Suzanna Datau, M.M. Seperti yang kita tahu, kepatuhan mencuci tangan pada saat-saat kritis (misal sebelum makan dan sesudah buang air besar) di banyak bagian dunia masih jauh dari ideal.
Lifebuoy terus berupaya memberikan perlindungan terbaik terhadap kuman dan membantu keluarga Indonesia agar lebih jarang jatuh sakit. Sebagai wujud komitmennya, Unilever melalui brand Lifebuoy, bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan, Halodoc, dan Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI), menyelenggarakan Program Mudik Sehat bersama Mobil Siaga Lifebuoy.
Lewat program ini, Lifebuoy memberikan edukasi kesehatan seputar mudik aman, sehat, dan selamat serta cuci tangan pakai sabun (CTPS). “Harapannya sih supaya para keluarga pemudik tidak jatuh sakit, supaya bisa mudik dengan sehat, aman, dan selamat,” tambah Kevin.
“Pertama, tindakan preventif. Jadi, kita melakukan edukasi cuci tangan pakai sabun dan PHBS supaya orang tidak gampang jatuh sakit. Tetapi kita tahu itu saja tidak cukup, jadi kita melakukan juga tindakan solutif. Makanya kita menggandeng Kementerian Kesehatan, Halodoc, dan PDUI karena kita juga menyediakan cek kesehatan dan konsultasi dokter gratis.”
Sekretaris Jenderal PDUI dr. Taufan Ikhsan Tuarita, M.H. mengungkap ada kurang-lebih 165 ribu dokter umum yang tersebar di 34 provinsi di Indonesia. “Tentu ini adalah hal yang sangat baik, kita akan support dan menggerakkan teman-teman dokter umum untuk bisa lebih berpartisipasi mengedukasi masyarakat agar momentum mudik lebaran ini bisa menjaga diri supaya tidak melakukan hal-hal yang dapat memicu terjadinya infeksi, baik infeksi pernapasan maupun lainnya.”
Program Mudik Sehat bersama Mobil Siaga Lifebuoy tersebar di 5 titik: Terminal Kampung Rambutan, Jakarta (16 April 2023); Rest Area KM 166 Cipali, Jawa Barat (18 April 2023); Parkir Timur Senayan, Jakarta (18 April 2023); PKOR Way Halim, Bandar Lampung (18 April 2023); dan Balai Prajurit Pasmar 2 Sidoarjo, Jawa Timur (19 April 2023).
Di lokasi Program Mudik Sehat bersama Mobil Siaga Lifebuoy, pemudik bisa mendapatkan edukasi, juga memanfaatkan fasilitas pemeriksaan kesehatan dan konsultasi dokter gratis. Pemudik yang mengabadikan keseruan Mobil Siaga Lifebuoy pun bisa mendapatkan produk sabun Lifebuoy, flyer edukasi Cuci Tangan Pakai Sabun, dan voucher dari Halodoc.
“Kerja sama ini merupakan wujud komitmen Halodoc untuk memperluas akses kesehatan untuk semua orang di Indonesia secara lebih merata, sampai ke berbagai daerah. Selain itu, Mobil Siaga Lifebuoy ini merupakan wujud komitmen Halodoc sebagai platform layanan kesehatan untuk dapat terus diandalkan kapan pun dan di mana pun, seperti kotak P3K yang siap sedia pada saat terjadi penyakit,” kata Vero.
Lifebuoy bersama Kementerian Kesehatan melalui Tim Gerak Cepat Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat juga melakukan kegiatan Edukasi dan Pemantauan Mudik Sehat 2023 di berbagai bandara, terminal, stasiun, dan pelabuhan.
Dalam momen mudik yang identik dengan kembali berkumpul dan merangkai momen bersama, ada kesehatan dan keselamatan keluarga yang perlu dijaga. Salah satunya, dengan konsisten menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat—di mana pun dan kapan pun. Fasilitas untuk mendukung ikhtiar itu sudah tersedia, tinggal bagaimana kita memanfaatkannya secara maksimal.[]
(JEDA)
Penulis: Tim Media Servis