Menuju konten utama

Langkah BNP2TKI Kawal Kasus Tewasnya WNI Santi Simbolon di Malaysia

BNP2TKI akan mengawal proses hukum kasus pembunuhan pekerja migran Indonesia di Malaysia, Santi Simbolon.

Langkah BNP2TKI Kawal Kasus Tewasnya WNI Santi Simbolon di Malaysia
Ilustrasi pembunuhan. FOTO/iStockphoto.

tirto.id - Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) terus berkomunikasi dengan kepolisian Malaysia terkait dengan kasus kematian Santi Restauli Simbolon (25). Santi ditemukan tewas di Paya Terubong, Malaysia, pada Selasa malam, 13 Maret 2018.

"Kami terus berkomunikasi dengan KJRI Penang dan Polisi diraja Malaysia untuk mengetahui motif sebenarnya pelaku membunuh Santi. Bila ada perkembangan, kami akan segera informasikan," kata Kepala Bagian Humas BNP2TKI Servulus Bobo Riti kepada tirto, pada Jumat (16/3/2018).

Servulus mengatakan ada dua terduga pelaku pembunuhan Santi. Satu terduga pelaku sudah ditangkap kepolisian Malaysia, pada 14 Maret 2018. Sementara terduga pelaku lain, yakni warga negara Nepal teman pria Santi bernama Sandip Gurung (27), belum tertangkap.

"Teman prianya (Sandip Gurung) sedang dikejar oleh polisi diraja Malaysia," kata dia.

Servulus mencatat Santi adalah pekerja migran resmi yang diberangkatkan ke Malaysia oleh PT. Adila Presfikarindo Duta. Dia dipekerjakan di Penang sebagai pegawai kilang sektor formal.

"Dia diberangkatkan pada 2015," Servulus menambahkan.

Dia menambahkan BNP2TKI akan memastikan sisa gaji dan santunan asuransi dari perusahaan tempat Santi bekerja di Malaysia diterima oleh pihak keluarga Santi.

Pada Kamis kemarin, jenazah Santi tiba di rumah duka, Desa Naga Kisar, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara.

"Sudah dilakukan pemulangan ke medan dan dilakukan proses serah terima jenazah melalui perwakilan KJRI Penang dan BP3TKI Medan kepada orangtua korban Bapak Binter Simbolon," kata Servulus.

Menurut dia, BNP2TKI akan menjadikan kasus ini sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan edukasi ke calon pekerja migran tentang pentingnya keselamatan. Edukasi itu akan diberikan saat Pembekalan Akhir Pemberangkatan [PAP].

“Kami juga mengimbau agar pekerja migran tetap fokus pada tujuan mereka bekerja di negara penempatan, dan menjauhkan diri dari potensi masalah hukum yang dapat menimpa mereka," kata dia.

Baca juga artikel terkait PEKERJA MIGRAN atau tulisan lainnya dari Naufal Mamduh

tirto.id - Hukum
Reporter: Naufal Mamduh
Penulis: Naufal Mamduh
Editor: Addi M Idhom