Menuju konten utama

Kusta Bukan Penyakit Kutukan, Bisa Disembuhkan Secara Total

Kusta Bukan Penyakit Kutukan, Bisa Disembuhkan Secara Total

tirto.id -

Dr. dr. Renni Yuniati, dokter spesialis kulit dan kelamin, mengatakan penyakit kusta dan lepra yang selama ini mendapat stigma buruk dari masyarakat sebenarnya bisa disembuhkan total dengan penanganan dan pengobatan secara berkelanjutan. Sayangnya, menurut Renni, banyak penderita kusta yang berobat saat sudah stadium berat sehingga sulit diobati.

"Pemahaman masyarakat yang kurang mengenai kusta menjadikan keberhasilan pengobatan rendah. Padahal, kusta bisa disembuhkan total dengan pengobatan kontinyu selama setahun," katanya usai menjadi pembicara Simposium "Tata Laksana Terbaru Kelainan Kulit, Kuku, dan Rambut" di Hotel Grasia, Semarang, Sabtu, (12/3/2016).

Menurut Renni, penyakit kusta atau lepra dikenal sebagai salah satu penyakit menular yang ditakuti masyarakat karena dampaknya fatal, yakni bisa menyebabkan kecacatan fisik.

Di sisi lain, pemahaman masyarakat atas penyakit ini masih minim sehingga membuat persoalan semakin pelik yakni munculnya stigma di masyarakat. Akhirnya, kata Renni, membuat penderitanya merasa malu dan terkucil.

"Stigma terhadap penderita kusta muncul karena kekurangpahaman masyarakat," kata perempuan kelahiran Solo, 23 Juli 1972 itu.

Renny juga menjelaskan penderita Indonesia menempati urutan ketiga setelah India dan Brasil untuk penyakit kusta. Data ini, kata Renni, menunjukkan tingginya penderita penyakit yang disebabkan bakteri Mycobacterium leprae di Indonesia.

Dokter yang mengambil disertasi mengenai kusta di Universitas Airlangga Surabaya itu juga menjelaskan masa inkubasi bakteri kusta bervariasi antara 2-40 tahun menjadikan banyak yang tidak tahu tertular penyakit yang ditandai dengan gejala bercak-bercak putih dan merah yang mati rasa.

Menurutnya, penyakit kusta bisa menimpa siapa saja. Ia mencontohkan pasien yang ia tangani berasal dari berbagai kalangan masyarakat, seperti guru, pegawai negeri sipil (PNS), hingga polisi.

Baca juga artikel terkait DR DR RENNI YUNIATI atau tulisan lainnya

Reporter: Agung DH