tirto.id - Gal Gadot berhasil membawa nama Warner Bros dan DC kembali bersinar. Lewat film Wonder Woman, studio film dan komik itu panen dolar sekaligus pujian. Para kritikus film bahkan menganggap film pertama Wonder Woman ini sebagai film adaptasi DC terbaik yang pernah ada, setelah trilogi The Dark Knight (2008) karya sutradara kenamaan Christopher Nolan.
Dari 124 review yang sudah terdaftar di Rottentomatoes, 117 di antaranya memuji kualitas Wonder Woman. Sementara hanya tujuh yang merespons negatif. Kebanyakan memuja-muja kualitas penyutradaraan Jenkins, lainnya takjub pada kualitas akting para aktor, terutama Gal Gadot.
Kesuksesan itu jadi kabar baik sekaligus penegasan pada Warner Bros dan DC, bahwa film berikutnya yang jadi sekuel rangkaian DC Extended Universe (DCEU) harus lebih baik. Rencananya Justice League, film selanjutnya, akan tayang pada 16 November nanti. Sejauh ini belum ada kabar tertunda atau semacamnya, tapi Variety melaporkan kalau film ini terpaksa melakukan pengambilan gambar ulang. Sebabnya adalah jadwal aktor utama mereka yang berantakan.
Syuting ulang itu menelan dana sampai $25 juta. Pengambilan gambar akan dilakukan selama dua bulan di London dan Los Angeles. Tapi yang bikin menarik bukan biaya produksi yang membengkak, melainkan alasan hal ini sampai terjadi. Salah satu aktor yang jadwalnya bentrok dengan agenda syuting Justice League adalah Henry Cavill sang Superman. Rupanya, di saat yang sama dengan proses syuting tambahan ini, Cavill sudah tanda tangan kontrak dengan film Mission: Impossible 6 yang mengharuskannya menumbuhkan kumis dan brewok.
Masalahnya ada di sana: proses pengambilan gambar ulang Justice League mau tak mau harus merekam Cavill lengkap dengan kumis dan brewoknya. Namun, demi menjaga konsistensi dalam film, wajah sang Superman nantinya akan diedit sehingga tampil mulus. Kabarnya, proses menyunting ini merupakan salah satu penyebab meningkatnya biaya produksi.
Sejumlah film juga sempat mengalami "tragedi" yang sama. Pengambilan gambar ulang juga terjadi pada film Rough One: A Star Wars Story, World War Z, termasuk salah satu film DC: Suicide Squad. Bagi studio besar, penambahan masa syuting yang memang mesti dilakukan, demi kepuasan penonton yang diharap datang berbondong.
Pengeditan rambut di muka—seperti yang akan dilakukan ada Cavill—rupanya pekerjaan yang gampang-gampang susah. Gampangnya, hal ini bukan yang pertama terjadi di Hollywood. Iklan kecantikan sudah biasa membuat tampang aktornya jadi lebih mulus dengan menghilangkan rambut-rambut halus pada muka. Tapi biayanya bukan main mahal, belum lagi prosesnya yang makan waktu.
Dalam wawancara dengan Business Insider, seniman grafis sekaligus ahli VFX Dave Fleet menjelaskan kerumitan proses tersebut. “Saat mau menghilangkan brewok (atau kumis), kami harus membangun ulang wajah aktornya tanpa masa bulu secara digital. Kami harus membangun sebuah model 3D dari wajahnya dan kemudian bikin bayangan di permukaan kulitnya supaya terlihat realis. Kami selanjutnya harus melacak model 3D tersebut sesuai dengan pergerakan kepalanya dan kemungkinan besar menggambar ulang mulutnya. Jumlah animasi bibir akan sangat berpengaruh pada seberapa tebal brewok yang menutupi bibirnya. Kami bahkan perlu mewarnai sejumlah bagian brewoknya untuk memperpanjang lekuk wajahnya,” kata Fleet.
Total waktu yang dibutuhkan untuk mengedit sebuah kumis dalam satu menit klip adalah 6 minggu, tambah Fleet. Belum ada kabar resmi tentang sepanjang apa penambahan gambar untuk Cavill. Justice League sejauh ini juga masih direncanakan tayang sesuai jadwal.
Demi konsistensi peran, DC memang tak sungkan mengeluarkan biaya fantastis. Sebagai aktor, Cavill tentu saja terbantu dengan konsistensi studio filmnya tersebut.
Universal Picture juga pernah melakukan hal sama pada 2015. Kematian salah satu aktor utamanya Paul Walker, di tengah-tengah masa syuting, membuat James Wan, sang sutradara akhirnya melakukan trik kamera pada wajah adik Walker. Demi menuntaskan sisa adegan yang belum sempat dilakoni sang aktor.
Film Wonder Woman sendiri juga sempat mengalami hal serupa. Aktor utamanya, Gal Gadot, memang tidak sedang terikat kontrak film lain, tapi mendadak mendapati dirinya hamil di tengah proses syuting. Perutnya bahkan sudah besar saat dia melakukan adegan perang di film tersebut. Tapi, sutradara Patty Jenkins bisa menyiasati perut buncit Gadot dengan trik kamera dan pemain pengganti.
Dalam memenuhi tanggung jawab peran, kadang seorang aktor memang harus menunjukkan keseriusan dan profesionalisme-nya. Gadot menunjukkan hal itu dengan tetap tampil prima meski sedang mengandung. Sementara Cavill terselamatkan komitmen studio filmnya yang mau mengeluarkan biaya lebih. Tapi tak semua film bisa disiasati dengan teknik penyuntingan gambar yang super-mahal. Sejumlah aktor lain bahkan harus menunjukkan sikap profesional itu dengan lebih ekstrem.
Anne Hathaway, misalnya. Ia harus kehilangan berat badan sampai 11 kilogram untuk peran Fantine dalam Les Miserables (2012), selama 13 hari syuting. Hal itu perlu, karena Hathaway mesti meyakinkan penonton bahwa Fantine memang pelacur miskin yang hidupnya sengsara dan susah.
Aktor kenamaan Christian Bale juga terkenal karena komitmennya dalam seni peran. Dalam jangka waktu setahun, ia mengejutkan dunia dengan transformasi tubuh yang ekstrem. Di film The Machinist (2004), Bale menurunkan 28 kilogram beratnya untuk tampil meyakinkan sebagai seorang mekanik dengan penyakit insomnia akut yang cuma dibalut kulit dan kentut. Tahun berikutnya, ia malah terlihat bugar dengan bisep dan trisep kencang di film garapan Nolan, Batman Begins (2005). Tahun 2013, Bale kembali mengejutkan semua orang dengan tampil sebagai pria bertubuh tambun di film American Hustle. Saat itu ia harus menaikkan lemak tubuhnya sampai 19 kilogram.
Sejumlah nama lain juga dikenal karena totalitas komitmennya sebagai aktor, seperti Jared Letto, Jonah Hill, Matthew Mcconaughey, Natalie Portman, Charlize Theron, dan 50 Cent. Padahal, transformasi ekstrem ini bisa saja mencelakai nyawa mereka.
Penulis: Aulia Adam
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti