Menuju konten utama

Kronologi Israel Tembak Mati Wartawan Al Jazeera Shireen Abu Akleh

Kronologi pasukan Israel menembak mati wartawan Al Jazeera Shireen Abu Akleh.

Kronologi Israel Tembak Mati Wartawan Al Jazeera Shireen Abu Akleh
Shireen Abu Akleh. ANTARA Foto/Ho-Whatsapp

tirto.id - Pasukan Israel menembak Shireen Abu Akleh di bagian kepala saat dia sedang bertugas di Jenin, Tepi Barat (West Bank) wilayah yang dikuasai Israel.

Laman Al Jazeera melansir Shireen Abu Akleh merupakan seorang koresponden TV senior untuk Al Jazeera Arabic. Ia tewas terbunuh pada hari Rabu (11/5/2022) waktu setempat saat meliput serangan tentara Israel di kota Jenin.

Dia dilarikan ke rumah sakit di Jenin dalam kondisi kritis. Shireen Abu Akleh dinyatakan meninggal tak lama setelah itu, pada pukul 07.15 (04.15 GMT), menurut kementerian dan wartawan Al Jazeera.

Kasus ini mendapat perhatian dunia karena Abu Akleh mengenakan rompi pers dan berdiri bersama wartawan lain ketika dia ditembak mati.

Wartawan Al Jazeera lainnya, Ali al-Samoudi, juga terluka karena peluru di punggung di tempat kejadian. Dia sekarang dalam kondisi stabil.

Kepala departemen kedokteran di Universitas al-Najah di Nablus membenarkan bahwa Abu Akleh ditembak di kepala. Dia mengatakan bahwa tubuhnya dipindahkan untuk diautopsi berdasarkan perintah dari penuntut umum.

Jenazah Abu Akleh dibawa dari universitas yang dilapisi bendera Palestina, setelah itu dia akan dibawa ke Rumah Sakit Istishari di Ramallah.

Pemakaman resmi akan diadakan untuknya besok pagi di markas kepresidenan Palestina di Ramallah.

Kronologi Pasukan Israel Tembak Mati Wartawan Al Jazeera

Israel membantah tembakan itu berasal dari pasukan mereka. Israel menuduh pasukan Palestina yang menembak mati Shireen. Namun, Al-Samoudi dan jurnalis lain di tempat kejadian mengatakan tidak ada pasukan Palestina di sekitar lokasi tersebut ketika para jurnalis ditembak.

“Kami akan merekam operasi tentara Israel dan tiba-tiba mereka menembak kami tanpa meminta kami untuk pergi atau berhenti syuting,” kata al-Samoudi.

“Peluru pertama mengenai saya dan peluru kedua mengenai Shireen … tidak ada perlawanan militer Palestina sama sekali di tempat kejadian.”

Shatha Hanaysha, seorang jurnalis lokal yang berdiri di samping Abu Akleh ketika dia ditembak, juga mengatakan kepada Al Jazeera bahwa tidak ada konfrontasi antara pejuang Palestina dan tentara Israel. Dia mengatakan kelompok wartawan telah menjadi sasaran langsung.

"Kami empat wartawan, kami semua memakai rompi, semua memakai helm," kata Hanaysha. “Tentara pendudukan [Israel] tidak berhenti menembak bahkan setelah dia pingsan. Saya bahkan tidak bisa mengulurkan tangan untuk menariknya karena tembakan yang dilepaskan. Tentara bersikeras menembak untuk membunuh.”

Rincian kronologi pembunuhan Shireen Abu Akleh masih diselidiki, tetapi video insiden menunjukkan bahwa dia ditembak di kepala, kata Nida Ibrahim dari Al Jazeera.

“Apa yang kita ketahui sekarang adalah bahwa kementerian kesehatan Palestina telah mengumumkan kematiannya. Shireen Abu Akleh sedang meliput peristiwa yang terjadi di Jenin, khususnya, serangan Israel di kota itu, yang berada di utara Tepi Barat," kata Ibrahim.

Dalam email terakhirnya ke kantor Al Jazeera, Abu Akleh mengirim pesan ke biro Ramallah Al Jazeera pada pukul 6.13 pagi (3:13 GMT) di mana dia menulis:

“Pasukan Israel menyerbu Jenin dan mengepung sebuah rumah di lingkungan Jabriyat. Dalam perjalanan ke sana – saya akan membawakan Anda segera setelah gambarannya terlihat jelas.”

Siapa Shireen Abu Akleh?

Menurut AP News, Shireen Abu Akleh berusia 51 tahun ketia ia tewas. Shireen adalah sosok yang dihormati dan sangat dikenal di Timur Tengah.

Ia terkenal karena liputannya di Al Jazeera Arab tentang realitas pendudukan militer terbuka Israel atas Palestina. Dia dikenal luas di Tepi Barat (West Bank) dan juga warga negara AS.

Di Ramallah, pusat pemerintahan otonomi Palestina, jenazah Abu Akleh, yang dibalut bendera Palestina dan ditutupi karangan bunga, dibawa melalui jalan-jalan di pusat kota. Ratusan orang meneriakkan, “dengan semangat kami, dengan darah kami, kami akan menebusmu, Shireen.”

Pada hari Kamis ini, sebuah prosesi akan mengambil jenazah untuk dimakamkan di Yerusalem, tempat lahirnya Abu Akleh.

Di Yerusalem timur, puluhan pelayat berkumpul di rumah keluarga untuk menghormatinya. Lina Abu Akleh, keponakannya, memanggilnya “sahabatku, ibu keduaku, pendampingku.”

"Saya tidak pernah berpikir hari ini akan datang, di mana berita tentang dia dan dia tidak akan menjadi orang yang meliput berita itu," katanya.

Warga Palestina berkumpul di luar rumah keluarga pada Rabu malam, beberapa memegang bendera Palestina dan poster dengan foto jurnalis.

Ketika kelompok itu berjalan menuju jalan raya utama, polisi Israel mencoba menghentikan mereka. Perkelahian pun terjadi. Lima warga Palestina terluka dan sekitar setengah lusin ditahan.

Israel telah melakukan serangan hampir setiap hari di Jenin dalam beberapa pekan terakhir menyusul serangkaian serangan mematikan di dalam wilayah Israel yang dilakukan oleh gerilyawan dari daerah tersebut.

Baca juga artikel terkait WARTAWAN AL JAZEERA atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Addi M Idhom