tirto.id - Jutaan dokumen milik firma hukum Mossack Fonseca yang berbasis di Panama, "Naskah Panama," menunjukkan adanya jejaring utang, penggelapan pajak dan kesepakatan bisnis rahasia senilai USD 2 miliar oleh para kroni Presiden Rusia Vladimir Putin.
Pada satu bagian dari dokumen yang bocor itu, terungkap bank, perusahaan dan sejumlah orang yang terkait dengan pemimpin Rusia Vladimir Putin, bermanuver secara tertutup untuk memindahkan uang dalam jumlah besar. Pada satu transaksi, uang yang digerakkan mencapai USD 200 juta, demikian laporan The Guardian.
Orang-orang Putin tersebut mencoba menyamarkan pembayaran, memundurkan tanggal dokumen ke masa lalu (backdated) dan dengan demikian, memupuk kekuasaan dan pengaruh di dalam industri media dan otomotif di Rusia.
Juru bicara Putin membantah semua laporan dalam jutaan dokumen yang dibocorkan oleh Konsorsium Internasional untuk Jurnalis Investigatif (ICIJ) yang berbasis di Washington, D.C, Amerika Serikat, itu.
"Putinofobia di luar negeri ini sudah mencapai titik bahwa sebenarnya tabu mengatakan hal yang baik mengenai Rusia atau mengenai setiap tindakan Rusia atau pencapaian-pencapaian Rusia. Namun mereka menganggap harus mengatakan hal-hal buruk, banyak hal buruk, dan manakala tidak ada yang perlu disampaikan, maka harus mereka karang," kata juru bicara Putin, seperti dikutip oleh kantor berita Antara, Selasa, (5/4/2016).
Pada Senin, (28/3/2016), juru bicara Kremlin menyerang konsorsium jurnalis ICIJ dan menuduh kelompok ini tengah mempersiapkan sebuah 'serangan informasi' pada Putih dan mereka yang dekat dengan tokoh ini.
Salah satu orang terdekat Putin yang disebut dalam dokumen tersebut adalah pemain selo Sergei Roldugin yang merupakan teman dekat Putin. Roldugin adalah direktur St. Petersburg State Rimsky - Korsakov Conservatoire dan Direktur Artistik dari St. Petersburg House of Music.
Selain itu, dalam dokumen itu juga menyebutkan teman masa kecil Putin yaitu Arkady dan Boris Rotenberg. Mereka adalah pemilik dari setidaknya tujuh perusahaan yang terdaftar di British Virgin Islands, enam dari tujuh perusahaan tersebut merupakan bantuan dari Markom Management, sebuah perusahaan yang berhubungan dengan Mossack Fonseca. (ANT)