tirto.id - Pertumbuhan kredit dan pembiayaan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) terus melaju hingga 31 Maret 2018. BTN optimistis pertumbuhan kredit dan pembiayaan sampai akhir tahun dapat mencapai target. Ini mengingat penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat 23,54 persen secara year-on-year.
Kredit perumahan merupakan penyumbang terbesar pertumbuhan pembiayaan BTN pada triwulan I 2018. Besarannya mencapai 91,09 persen dari total kredit. Kredit perumahan BTN pada triwulan pertama 2018 tercatat naik 20,32 persen secara year-on-year, dari Rp153,31 triliun menjadi Rp184,46 triliun.
“Bertumbuhnya penjualan rumah akibat dari permintaan yang tinggi. Belum lagi, Program Satu Juta Rumah BTN akan meningkatkan penyaluran kredit dan pembiayaan,” kata Corporate Secretary BTN Agus Susanto dalam keterangan resmi pada Kamis (19/4/2018).
Pada segmen kredit perumahan, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi BTN menorehkan kenaikan sebesar Rp79,14 triliun atau 32,96 persen secara year-on-year. Sedangkan untuk KPR nonsubsidi BTN, kenaikannya sebesar 12,24 persen (year-on-year) menjadi Rp69,8 triliun.
Sementara kredit konstruksi tercatat tumbuh 17,85 persen secara year-on-year menjadi Rp27,03 triliun, dan kredit perumahan lainnya sudah sebesar Rp8,48 triliun.
Dalam Program Satu Juta Rumah, BTN mengklaim telah menyalurkan kredit perumahan untuk 278.262 unit rumah yang bernilai Rp24,25 triliun. Berdasarkan realisasi tersebut, penyaluran telah mencapai 37,1 persen dari total target sebanyak 750 ribu unit yang ditargetkan BTN pada 2018.
Secara keseluruhan, emiten bersandi saham BBTN itu mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 19,34 persen secara year-on-year pada triwulan pertama 2018. Adapun besaran nilainya mencapai Rp202,5 triliun dari yang tadinya Rp169,68 triliun pada triwulan pertama 2017.
Dari kredit non-perumahan, kenaikan terjadi sebesar 10,17 persen (year-on-year), yakni dari Rp16,37 triliun pada 2017 menjadi Rp18,03 triliun pada 2018. Kredit komersial naik paling tinggi, yakni 15,47 persen (year-on-year), menjadi Rp14,07 triliun per triwulan I 2018. Sementara kredit konsumer tercatat senilai Rp3,96 triliun.
“BBTN mencatatkan Non-Performing Loan (NPL) gross turun dari 3,34 persen menjadi 2,78 persen pada triwulan pertama 2018. NPL net BTN juga turun dari 2,35 persen pada triwulan pertama 2018 menjadi 1,78 persen,” demikian pernyataan Agus.
Pertumbuhan kredit dan pembiayaan BTN turut menunjang kenaikan aset perseroan sebesar 20,73 persen (year-on-year), yakni dari Rp214,31 triliun menjadi Rp258,73 triliun. Kinerja penyaluran kredit tersebut lantas menyumbang kenaikan pendapatan bunga sebesar 15,71 persen (year-on-year).
Pada sisi lain, beban bunga tumbuh lebih rendah pada level 15,32 persen (year-on-year). Dengan demikian, pendapatan bunga bersih BBTN pun naik 16,2 persen secara year-on-year.
“Laba bersih BTN tercatat naik 15,13 persen (year-on-year) dari Rp594 miliar pada akhir Maret 2017 menjadi Rp684 miliar di periode yang sama tahun ini,” kata Agus.
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Addi M Idhom