tirto.id - Selama enam minggu terakhir, jumlah korban tewas akibat kerusuhan anti pemerintah di Venezuela bertambah menjadi 42 orang.
Seorang polisi juga ditangkap karena diduga terlibat dalam pembunuhan seorang sopir taksi berusia 33 tahun, yang ditembak di dekat perbatasan dengan Tachira.
Selain itu, seorang pemuda berusia 17 tahun juga tewas pada Selasa (16/5/2017) pagi karena ditembak di kepalanya saat melakukan demonstrasi di negara bagian Barinas pada Senin (15/5/2017).
"Sekelompok orang datang dan mulai menembak, melukai pemuda di bagian kepalanya," kata pihak jaksa penuntut.
Sementara korban lainnya, yang namanya dan umurnya tidak disebutkan, tewas dalam aksi protes di San Antonio. Kekerasan terjadi di berbagai belahan negara bagian pada Senin sebagai aksi yang menuntut penghapusan pemerintahan Sosialis.
Dilaporkan Antara, dalam beberapa minggu terakhir, ratusan ribu orang turun ke jalan, aksi itu dilakukan karena kurang pasokan makanan, krisis obat-obatan dan meningkatnya inflasi.
Ratusan pengunjuk rasa itu menuntut adanya pemilihan umum, pembebasan bagi para pegiat atau aktivis yang dipenjara, bantuan luar negeri untuk mengimbangi krisis ekonomi dan otonomi untuk badan legislatif yang dikuasai oposisi.
Presiden Nicolas Maduro menyalahkan pihak oposisi karena krisis negara yang telah terjadi pada semua lini. Dia menuduh lawan lawannya mencoba melengserkannyaa dalam sebuah kudeta dengan dukungan Washington. Sedikitnya 90 orang ditangkap dalam kerusuhan pada Senin.
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto