Menuju konten utama

Konferensi SMARTFAB Dorong Publikasi Internasional Riset Keuangan

Konferensi SMARTFAB 2018 membuka peluang sejumlah hasil riset keuangan dan perbankan milik akademikus Indonesia terbit di jurnal internasional bereputasi tinggi.

Konferensi SMARTFAB Dorong Publikasi Internasional Riset Keuangan
Head of Corporate Sustainability HSBC Indonesia Nuni Sutyoko (ketiga dari kanan), bersama para narasumber dalam konferensi pers SMARTFAB di Bali, Rabu (18/7/2018). tirto.id/Hanif Gusman.

tirto.id - Publikasi ilmiah di level internasional merupakan salah satu indikator penting kemajuan dan kualitas pendidikan di sebuah negara.

Hal ini mendasari fokus PT Bank HSBC Indonesia dan Putera Sampoerna Foundation (PSF) melalui Sampoerna University (SU) melakukan berbagai inisiatif mendukung peningkatan kualitas riset dan publikasi di Indonesia, khususnya di bidang keuangan dan perbankan.

Kali ini, HSBC Indonesia dan PSF melalui SU mendukung pelaksanaan konferensi internasional tentang keuangan, perbankan dan stabilitas finansial (SMARTFAB) kedua. Penyelenggaraan konferensi ini juga melibatkan pengelola salah satu jurnal ilmiah terkemuka di bidang keuangan dan perbankan, The Journal of Financial Stability.

Konferensi tersebut diselenggarakan di Bali pada 17-19 Juli 2018. Sejumlah akademisi dari Indonesia dan berbagai negara berkumpul di konferensi itu untuk mempresentasikan dan mendiskusikan hasil risetnya di bidang keuangan dan perbankan. Hasil-hasil riset itu nantinya berkesempatan untuk dipublikasikan di level internasional.

Head of Corporate Sustainability HSBC Indonesia Nuni Sutyoko menjelaskan HSBC bersama PSF dan SU telah menginisiasi program literasi dan edukasi finansial perbankan sejak 2015 lalu. Dia optimistis, dengan menjangkau para akademikus dari berbagai daerah, program-program itu bisa menjadi salah satu fondasi untuk menjaga stabilitas keuangan di Indonesia.

“Di tahun ini, program ini dititikberatkan pada fasilitasi academic exchange of knowledge lintas negara dan wilayah mengenai industri keuangan dan perbankan global, salah satunya melalui dukungan terhadap konferensi internasional ini,” kata Nuni saat konferensi pers di Bali, Rabu (18/7/2018).

Sebagai informasi, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) mencatat, hingga Juli 2017, jumlah publikasi ilmiah internasional Indonesia yang terindeks global mencapai 9.349 dokumen. Angka ini naik secara signifikan dari 4.084 dokumen pada 2016. Sementara pada Juli 2018, jumlah publikasi hasil riset peneliti Indonesia di jurnal internasional sudah melampaui Singapura dan Thailand.

Kendati terus mengalami peningkatan, kualitas publikasi internasional dari akademikus Indonesia masih harus didorong bersaing dengan negara-negara maju. Karenanya, Kemenristekdikti menargetkan publikasi ilmiah Indonesia di level internasional menembus angka 30.000 pada 2019.

Project Manager Program Kerja Sama HSBC-PSF Wahyoe Soedarmono menyatakan salah satu indikator kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi suatu negara adalah banyaknya hasil penelitian yang dipublikasikan dan dimanfaatkan.

"Melalui riset-riset ilmiah tersebut, para peneliti diharapkan mampu memberikan solusi-solusi bagi permasalahan dan tantangan yang dihadapi industri masa kini, sehingga Indonesia dapat bersaing di tingkat global,” ujar ekonom Sampoerna University itu.

Sedangkan The Journal of Financial Stability turut mendukung konferensi internasional ini untuk memfasilitasi para peneliti agar karya ilmiahnya di bidang keuangan, perbankan, intermediasi dan stabilitas finansial dapat dipublikasikan dalam jurnal-jurnal internasional bereputasi tinggi.

Managing Editor of The Journal of Financial Stability, Prof. Iftekhar Hasan mengatakan riset dan publikasi akademik berperan penting sebagai fondasi pembuatan kebijakan ekonomi dan keuangan suatu negara.

"Dalam kesempatan kali ini, kami melihat ada banyak sekali riset dan publikasi menarik dari para peneliti Indonesia, yang selain mampu menjawab tantangan stabilitas keuangan Indonesia, juga dapat memberikan pengetahuan dan wawasan baru bagi para peneliti lintas negara yang hadir dalam konferensi hari ini.” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Halim Alamsyah mengungkapkan apresiasinya terhadap penyelenggaraan konferensi internasional ini. Menurut Halim, riset merupakan salah satu pilar penting dalam pengambilan kebijakan stabilisasi serta pertumbuhan ekonomi, apalagi di tengah kondisi global yang dinamis.

"Konferensi ini saya harapkan dapat memperluas kesempatan bagi peneliti sektor keuangan Indonesia untuk saling bertukar pengetahuan, ide dan wawasan baru dengan peneliti dari negara lain, sehingga dapat mendukung para pembuat kebijakan dan praktisi industri dalam menjaga stabilitas sistem keuangan di Tanah Air,” kata Halim.

Baca juga artikel terkait PERBANKAN atau tulisan lainnya dari Hanif Gusman

tirto.id - Pendidikan
Reporter: Hanif Gusman
Penulis: Hanif Gusman
Editor: Addi M Idhom