Menuju konten utama

Komponen Modul Ajar Kurikulum Merdeka, Bedanya dengan Bahan Ajar

Komponen modul ajar Kurikulum Merdeka harus diperhatikan oleh guru. Lantas, apa bedanya modul ajar dengan bahan ajar?

Komponen Modul Ajar Kurikulum Merdeka, Bedanya dengan Bahan Ajar
Seorang relawan mengajar di SDN Jambearum 3, Sumberjambe, Jember, Jawa Timur, Rabu (17/1/2018). ANTARA FOTO/Seno

tirto.id - Modul ajar merupakan salah satu hal penting yang harus dirancang oleh pendidik sebagai pedoman pengajaran. Lantas, apa saja komponen modul ajar Kurikulum Merdeka? Apa bedanya dengan bahan ajar?

Pada dasarnya, tidak hanya modul ajar yang memiliki peran dalam proses belajar-mengajar di sekolah. Modul ajar hanya salah satu jenis perangkat ajar, yang memuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Tujuannya agar pembelajaran dapat terarah hingga memenuhi Capaian Pembelajaran (CP).

Sedangkan bahan ajar adalah alat pembelajaran guru dan siswa yang berisi materi pembelajaran, metode pembelajaran, dan batasan-batasan yang digunakan dalam proses belajar mengajar.

Berdasarkan keterangan laman resmi Kementerian Pendidikan (Kemendikbud), ada dua jenis modul ajar yakni modul ajar yang disediakan pemerintah dan yang dirancang secara mandiri.

Jika suatu sekolah menggunakan modul ajar dari pemerintah, pendidik harus menyelaraskannya dengan RPP Plus. Sebab, isi modul ajar Kurikulum Merdeka dari pemerintah memiliki komponen yang lebih lengkap.

Sementara itu, modul yang ajar yang dirancang sendiri tidak demikian. Pendidik hanya perlu menyesuaikannya dengan RPP biasa. Namun, pendidik harus mengembangkan sendiri modul tersebut, agar lebih sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.

Tujuan Pengembangan Modul Ajar

Saat mengajar siswa, baik jenjang SD, SMP, maupun SMA, guru tidak jarang mengalami kendala. Untuk itu, pengembangan modul ajar bisa menjadi solusi membantu guru melaksanakan pembelajaran.

Guru tetap punya kebebasan untuk mengubah isinya dan menyesuaikannya dengan karakteristik siswa dan kelas. Pendidik juga diperbolehkan menyusun sendiri modul ajarnya.

Namun, tetap ada ketentuan khusus terkait modul ajar. Suatu modul ajar setidaknya harus memiliki beberapa elemen modul ajar, meliputi:

  • Esensial, artinya bersifat penting dan mengandung konsep yang sesuai dengan materi.
  • Menarik, bermakna, dan menantang sehingga menumbuhkan minat belajar siswa.
  • Relevan dan kontekstual, artinya modul ajar yang dibuat punya ketersesuaian dengan waktu dan lingkungan di sekitar siswa.
  • Berkesinambungan, artinya kegiatan pembelajaran tersebut sesuai dengan fase belajar siswa.

Komponen Modul Ajar Kurikulum Merdeka

Modul ajar, seminimal mungkin harus mengandung tujuan, langkah-langkah pembelajaran, asesmen, dan informasi referensi lain. Di samping itu, guru dapat menambahkan komponen sesuai mata pelajaran dan kebutuhannya.

Sementara itu, dikutip laman Kemdikbud, komponen inti modul ajar dapat dijelaskan berdasarkan urutan modul ajar Kurikulum Merdeka berikut ini:

1. Tujuan pembelajaran

  • Tujuan pembelajaran harus mencerminkan sesuatu yang penting, kemudian diuji dengan asesmen.
  • Tujuan pembelajaran akan menentukan kegiatan belajar, sumber daya yang dipakai, kesesuaian dengan karakter masing-masing murid, dan metode asesmen.
  • Tujuan pembelajaran dapat mencakup berbagai bentuk, mulai dari pengetahuan (fakta dan informasi), prosedural, pemahaman konseptual, pemikiran dan penalaran keterampilan, hingga kolaborasi dan strategi komunikasi.

2. Kegiatan pembelajaran

Kegiatan pembelajaran mencakup urutan kegiatan inti, yang kemudian dijabarkan dalam bentuk langkah-langkah. Selain itu, harus ada opsi/pembelajaran alternatif dan langkah untuk menyesuaikan dengan kebutuhan belajar murid.

Langkah kegiatan harus ditulis secara berurutan sesuai dengan durasi waktu yang direncanakan. Setidaknya harus ada tiga tahap yakni pendahuluan, inti, dan penutup berbasis metode pembelajaran aktif.

3. Rencana asesmen

Rencana asesmen mencakup instrumen dan cara menilai murid. Kriteria itu harus disusun secara rincian sesuai tujuan pembelajaran.

Asesmen dapat berupa asesmen formatif maupun asesmen sumatif. Namun, tidak semuanya harus dipakai. Guru bisa menyesuaikannya dengan kebutuhan dan cakupan tujuan pembelajaran.

Dalam merancang asesmen, guru harus memahami prinsip dasarnya. Guru tidak boleh terpaku pada tes tulis saja, terutama jika materi yang diajarkan sangat sedikit kaitannya dengan tulis-menulis. Misalnya, olahraga.

Hal ini dilakukan agar pembelajaran bisa lebih terfokus pada kegiatan yang bermakna. Informasi dan umpan balik dari asesmen tentang kemampuan murid juga menjadi lebih variatif dan bermanfaat untuk proses perancangan pembelajaran berikutnya.

4. Media Pembelajaran

Media pembelajaran mencakup alat, bahan, atau sumber yang digunakan untuk membantu proses belajar mengajar agar lebih efektif dan efisien.

Media pembelajaran bisa berupa berbagai bentuk dan format yang mendukung penyampaian materi ajar kepada siswa dengan cara yang lebih menarik, interaktif, dan mudah dipahami.

Beberapa contoh dan jenis media pembelajaran yang sering digunakan dalam modul ajar, antara lain:

  • Ilustrasi, gambar, diagram grafik, hingga poster untuk media visual.
  • Menggunakan rekaman suara atau podcast terkait materi pembelajaran audio visual. Sementara untuk materi audio visual bisa menggunakan animasi, film documenter, atau program tv yang mendukung materi pembelajaran.
  • Serta bisa menggunakan alat presentasi seperti PowerPoint atau menggunakan aplikasi pembelajaran interaktif maupun perangkat lunak edukatif untuk mengajarkan konsep tertentu untuk materi media interaktif.
Penggunaan media pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan pemahaman siswa, membuat proses belajar lebih menyenangkan, dan membantu dalam mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih efektif.

Meski demikian, demi menunjang keterbacaan dan kemudahan struktur modul ajar untuk pengguna, modul ajar yang tayang di Platform Merdeka Mengajar terdiri dari komponen sebagai berikut:

1. Informasi Umum yang terdiri atas 8 komponen modul ajar:

  1. Pemilihan jenis satuan dan jenjang pendidikan
  2. Pemilihan fase dan kelas
  3. Pemilihan mata pelajaran
  4. Penanda kebutuhan khusus*
  5. Judul modul ajar
  6. Deskripsi umum modul ajar
  7. Identitas penulis modul (nama dan asal organisasi)
  8. Gambar sampul (opsional)

2. Tujuan Modul

3. Rancangan Penggunaan

  1. Total alokasi Jam Pelajaran (JP)**
  2. Penentuan moda pembelajaran (opsional)**
  3. Target murid (opsional)
  4. Jumlah murid (opsional)
  5. Sarana dan prasarana (opsional)
  6. Prasyarat kompetensi (opsional)

4. Materi, Asesmen, dan Referensi

  1. Rancangan Modul Utuh.
  2. Modul ajar utuh setidaknya harus mencakup: tujuan pembelajaran, rencana asesmen, detail aktivitas, dan media pembelajaran.
  3. Materi
  4. Asesmen

5. Referensi (opsional)

Contoh Modul Ajar Kurikulum Merdeka

Ada banyak contoh modul ajar Kurikulum Merdeka yang bisa digunakan dalam proses belajar mengajar. Modul ajar yang dimaksud mencakup semua mata pelajaran di setiap kelas yang diajarkan dalam Kurikulum Merdeka.

Beberapa contoh modul ajar, seperti:

  1. Modul Ajar IPAS kelas 1 SD
  2. Modul Ajar Seni Rupa kelas 2 SD
  3. Modul Ajar Matematika kelas 10 SMA
  4. Modul Ajar Biologi kelas 12 SMA
  5. Modul Projek Bhinneka Tunggal Ika Fase D SMP
  6. Modul Ajar Bahasa Indonesia kelas 7 SMP

Perbedaan Modul Ajar dan Bahan Ajar

Berikut tabel penjelasan tentang perbedaan antara kerangka modul ajar Kurikulum Merdeka, modul proyek, dan komponen bahan ajar Kurikulum Merdeka, berdasarkan penjelasan laman Pusat Informasi Kemendikbud.

Modul AjarBahan AjarModul proyek
DefinisiDokumen yang berisi tujuan, langkah, dan media pembelajaran, serta asesmen yang dibutuhkan dalam satu unit/topik berdasarkan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)

Materi pembelajaran untuk membahas satu pokok bahasan, dapat berupa cetak (artikel, komik, infografis) maupun noncetak (audio dan video).

Dalam Platform Merdeka Mengajar, Bahan Ajar juga dapat dikatakan sebagai material pendukung dari Modul Ajar yang didasarkan pada capaian dan tujuan pembelajaran spesifik.

Dokumen yang berisi tujuan, langkah, media pembelajaran dan asesmen yang dibutuhkan untuk melaksanakan suatu proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila.
TujuanMendukung pencapaian kompetensi dalam Capaian Pembelajaran dan Profil Pelajar Pancasila pada setiap tahap perkembangan pada suatu mata pelajaran.Membantu pemahaman yang lebih komprehensif untuk suatu topik bahasan pada suatu mata pelajaran.Menguatkan karakter Profil Pelajar Pancasila melalui tema-tema strategis bersifat lintas disiplin, yang ditentukan oleh Kemendikbud Ristek.
Acuan Capaian Pembelajaran pada fase yang sesuai, yang dijabarkan dalam Alur Tujuan Pembelajaran (ATP).Tujuan Pembelajaran.Profil Pelajar Pancasila (dimensi, elemen, dan sub-elemen).
Pengampu Wali kelas dan pendidik mata pelajaran.Wali kelas dan pendidik mata pelajaran. Tim fasilitator proyek.

Baca juga artikel terkait KURIKULUM MERDEKA atau tulisan lainnya dari Sulthoni

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Sulthoni
Penulis: Sulthoni
Editor: Fadli Nasrudin
Penyelaras: Dhita Koesno