Menuju konten utama
Kurikulum Merdeka

Penerapan Asesmen Kurikulum Merdeka, Contoh dan Prinsipnya

Mengenal apa itu Asesmen Kurikulum Merdeka, bagaimana prinsipnya dan juga contoh penerapannya.

Penerapan Asesmen Kurikulum Merdeka, Contoh dan Prinsipnya
Kurikulum Merdeka. FOTO/kurikulum.kemdikbud.go.id/

tirto.id - Penilaian hasil belajar siswa dalam Kurikulum Merdeka disebut dengan istilah Asesmen. Lalu apakah yang dimaksud dengan asesmen, serta bagaimana prinsip dan contoh penerapannya?

Menurut Panduan Pembelajaran dan Asesmen dari Kemdikbud, asesmen merupakan aktivitas yang menjadi kesatuan dalam proses pembelajaran. Tujuan dari asesmen adalah untuk mencari bukti atau dasar pertimbangan tentang ketercapaian tujuan pembelajaran.

Dalam pelaksanaannya pendidik atau pengajar dianjurkan untuk melakukan dua jenis asesmen, yaitu asesmen formatif dan asesmen sumatif. Asesmen formatif merupakan asesmen yang bertujuan untuk memberi informasi atau umpan balik bagi pendidik dan peserta didik guna memperbaiki proses belajar.

Asesmen formatif sendiri bisa dilakukan di awal pembelajaran untuk mengetahui kesiapan peserta didik untuk mempelajari materi ajar dan mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu, asesmen formatif juga dilakukan selama proses pembelajaran guna mengetahui perkembangan peserta didik dan memberi umpan balik yang cepat.

Sementara itu, asesmen sumatif merupakan asesmen yang dilakukan untuk memastikan ketercapaian tujuan pembelajaran secara keseluruhan. Asesmen ini dilakukan di akhir proses pembelajaran. Asesmen formatif menjadi bagian dari perhitungan nilai di akhir semester, tahun ajaran, dan/atau akhir jenjang.

Prinsip Asesmen dalam Kurikulum Merdeka

Terdapat beberapa prinsip dalam menjalankan asesmen dalam Kurikulum Merdeka. Dilansir dari laman DITSMP Kemdikbud, berikut adalah 5 prinsip asesmen dalam Kurikulum Merdeka.

1. Asesmen sebagai bagian terpadu

Prinsip ini menjelaskan bahwa asesmen merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dari proses pembelajaran. Hal ini bertujuan agar pendidik dan orang tua/wali dapat membantu peserta didik untuk menentukan strategi pembelajaran.

2. Dirancang sesuai dengan fungsi asesmen

Prinsip ini menegaskan bahwa asesmen perlu dirancang dan dilaksanakan untuk memenuhi fungsi dari asesmen itu sendiri sesuai dengan yang telah ditentukan di awal pembelajaran baik itu dengan asesmen formatif maupun sumatif.

3. Dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya

Prinsip inni menegaskan bahwa asesmen harus dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya agar dapat menjelaskan kemauan belajar, menentukan keputusan atau langkah berikutnya dalam proses pembelajaran.

4. Laporan bersifat sederhana dan informatif

Laporan asesmen yang dilakukan dalam Kurikulum Merdeka harus disajikan secara sederhana dan seinformatif mungkin. Hal ini bertujuan agar peserta didik dan orang tua murid dapat memahaminya. Adapun informasi yang disajikan bisa berupa penilaian karakter dan kompetensi yang dicapai serta strategi selanjutnya.

5. Hasil asesmen digunakan sebagai bahan refleksi

Asesmen dapat bermanfaat sebagai bahan refleksi dari capaian pembelajaran guna menentukan rencana selanjutnya dalam proses pembelajaran. Pendidik bisa menggunakan hasil asesmen sebagai bahan diskusi perihal apa yang sudah berhasil dan apa yang perlu diperbaiki.

Contoh Penerapan Asesmen dalam Kurikulum Merdeka

Dalam Panduan Pembelajaran dan Asesmen dari Kemdikbud terdapat beberapa contoh pelaksanaan prinsip asesmen yang telah dijabarkan sebelumnya. Contoh-contoh penerapan tersebut antara lain adalah:

1. Pendidik merencanakan pembelajaran berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dan memberi umpan balik kepada peserta didik.

2. Pendidik memberi umpan balik berupa kalimat dukungan dan menstimulasi pola pikir bertumbuh.

3. Pendidik memberi kesempatan pada peserta didik untuk merefleksikan kemampuan mereka dan bagaimana cara meningkatkan kemampuan tersebut.

4. Pendidik menggunakan teknik asesmen yang beragam sesuai dengan tujuan dan fungsi asesmen.

5. Pendidik menyediakan durasi yang cukup agar asesmen dapat menjadi bagian dari proses belajar dan bukan hanya untuk kepentingan menguji.

6. Pendidik menentukan kriteria sukses dan menyampaikannya pada peserta didik agar mereka paham ekspektasi yang perlu dicapai.

7. Pendidik berkolaborasi dalam merancang asesmen dan menggunakan hasil asesmen untuk menentukan tindak lanjut pembelajaran.

8. Pendidik menyusun laporan kemajuan belajar secara ringkas dan dapat dipahami oleh peserta didik dan orang tua.

9. Pendidik menggunakan hasil asesmen sebagai bahan diskusi untuk menentukan hal-hal yang telah berjalan baik dan area yang perlu diperbaiki.

10. Pendidik memberi umpan balik secara berkala kepada peserta didik dan mendiskusikan hal tersebut bersama orang tua.

Baca juga artikel terkait KURIKULUM MERDEKA atau tulisan lainnya dari Muhammad Iqbal Iskandar

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Muhammad Iqbal Iskandar
Penulis: Muhammad Iqbal Iskandar
Editor: Yulaika Ramadhani