Menuju konten utama

Urutan Tahapan Pengembangan Kurikulum Merdeka dan Prinsipnya

Urutan tahapan pengembangan Kurikulum Merdeka dan prinsipnya dalam pembelajaran.

Urutan Tahapan Pengembangan Kurikulum Merdeka dan Prinsipnya
Kampus Mengajar. youtube/Kampus mengajar

tirto.id - Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang variatif. Kontennya dibuat lebih optimal agar siswa punya cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Lantas, bagaimana urutan tahapan pengembangan Kurikulum Merdeka? Apa saja prinsip yang harus dipenuhi?

Penerapan Kurikulum Merdeka membuat guru punya keleluasaan dalam memilih perangkat ajar. Dengan begitu, para pendidik dapat menyesuaikannya dengan kebutuhan dan minat peserta didik.

Tujuan lain dari kurikulum ini adalah menguatkan pencapaian Profil Pelajar Pancasila. Namun, hal ini tidak terikat pada konten mata pelajaran. Lantas, mengapa Kurikulum Merdeka diterapkan di Indonesia?

Berbagai studi nasional dan internasional menunjukkan bahwa Indonesia sudah cukup lama mengalami krisis pembelajaran atau learning crisis. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya anak-anak Indonesia yang tidak mampu memahami bacaan sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar.

Selain itu, terdapat kesenjangan pendidikan antar-wilayah dan kelompok sosial di Indonesia. Keadaan ini diperparah dengan pandemi Covid-19.

Prinsip Pengembangan Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka menawarkan struktur kurikulum yang lebih fleksibel dan berfokus pada materi esensial sehingga memberikan keleluasaan bagi guru untuk mengajar sesuai kebutuhan dan karakteristik siswa. Dibanding kurikulum sebelumnya, Kurikulum Merdeka diklaim lebih sederhana, mendalam, merdeka, relevan, dan interaktif.

Sejalan dengan konsep tersebut, Kurikulum Merdeka mempunyai lima prinsip yang tertuang dalam Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 56/M/2022 Tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran.

Lima prinsip tersebut dijelaskan sebagai berikut:

  1. Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka dibuat dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian siswa. Hal itu disesuaikan dengan kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan peserta didik yang beragam sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan.
  2. Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat.
  3. Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter peserta didik secara holistik.
  4. Pembelajaran yang relevan yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks, lingkungan, dan budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua dan komunitas sebagai mitra.
  5. Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.

Tahapan Perencanaan Pembelajaran Kurikulum Merdeka

Dilansir dari laman Kemdikbud, terdapat tujuh tahapan perencanaan pembelajaran dalam kurikulum merdeka. Berikut merupakan tahapannya:

1. Menganalisis Capaian Pembelajaran untuk menyusun tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran.

Capaian Pembelajaran adalah kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik di setiap tahap perkembangan untuk setiap mata pelajaran pada setiap jenjang, mulai dari satuan pendidikan usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Capaian Pembelajaran memuat sekumpulan kompetensi dan lingkup materi yang disusun secara komprehensif dalam bentuk narasi. Pemetaan capaian pembelajaran dibagi dalam fase usia.

2. Perencanaan dan pelaksanaan asesmen diagnostik

Asesmen diagnostik bertujuan mengidentifikasi kompetensi, kekuatan, dan kelemahan peserta didik. Hasilnya digunakan pendidik sebagai rujukan dalam merencanakan pembelajaran sesuai kebutuhan peserta didik.

Perencanaan pembelajaran juga dapat memakai beberapa pertimbangan lain seperti latar belakang keluarga, kesiapan belajar, motivasi belajar, minat peserta didik, dan informasi lain yang terkait.

3. Mengembangkan modul ajar

Pengembangan modul ajar bertujuan mengembangkan perangkat ajar yang memandu pendidik melaksanakan pembelajaran. Proses pengembangannya harus bersifat esensial; menarik, bermakna, dan menantang; relevan dan kontekstual; serta berkesinambungan.

4. Penyesuaian pembelajaran dengan tahap capaian dan karakteristik peserta didik

Pembelajaran paradigma baru berpusat pada peserta didik. Oleh karena itu, pembelajaran disesuaikan dengan tahapan pencapaian dan karakteristik peserta didik.

Ruang lingkup materi pembelajaran meliputi sesuatu yang diajarkan pendidik di kelas atau materi yang dipelajari peserta didik. Selanjutnya, pendidik menyesuaikan proses pembelajaran, produk hasil belajar, dan mengondisikan lingkungan belajar.

5. Perencanaan, pelaksanaan, dan pengolahan asesmen formatif dan sumatif

Terdapat lima prinsip yang harus dipenuhi saat merencanakan dan melaksanakan asesmen.

  1. Asesmen sebagai bagian terpadu dari proses pembelajaran, memfasilitasi pembelajaran, dan menyediakan informasi yang holistik sebagai umpan balik.
  2. Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai fungsi asesmen, serta diberikan keleluasaan dalam menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen.
  3. Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable).
  4. Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif.
  5. Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua.

6. Pelaporan kemajuan belajar

Bentuk laporan hasil belajar yang efektif harus memenuhi beberapa kriteria. Pertama, melibatkan orang tua peserta didik. Kedua, melibatkan peserta didik dan pendidik sebagai partner. Ketiga, merefleksikan nilai-nilai yang dianut oleh sekolah. Keempat, menyeluruh, jujur, adil, dan dapat dipertanggung jawabkan. Kelima, jelas dan mudah dipahami oleh semua pihak.

7. Evaluasi pembelajaran dan asesmen

Tahapan berikutnya setelah pembelajaran dan asesmen adalah evaluasi. Pada tahap ini pendidik melakukan refleksi pada masing-masing modul ajar.

Dengan evaluasi, pendidik dapat mengidentifikasi hal-hal yang sudah berhasil dan yang perlu diperbaiki. Tujuannya adalah agar modul ajar dapat disempurnakan kembali.

Baca juga artikel terkait KURIKULUM MERDEKA atau tulisan lainnya dari Risa Fajar Kusuma

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Risa Fajar Kusuma
Penulis: Risa Fajar Kusuma
Editor: Fadli Nasrudin