Menuju konten utama
Pelaksanaan Haji 2024

Kisah dari Syisya, 12 Jam Dalam Suhu 45 Derajat Celcius

Jangan dikira halte pemberhentian Bus Sholawat di Syisya ini ada atapnya. Itu hanya sebuah halte kosong tanpa payung dan kursi.

Kisah dari Syisya, 12 Jam Dalam Suhu 45 Derajat Celcius
Suhu 45 Derajat Celcius di Makkah. tirto.id/ M Taufiq

tirto.id - Lelaki-lelaki itu seolah tak peduli betapa menyengatnya matahari Syisya--wilayah pinggiran Makkah. Saban bus tiba, mereka akan naik meneriakkan kode halte pemberhentian. Ada kalanya lari-lari menolong menenteng bawaan jemaah haji masuk kendaraan.

Mereka inilah penjaga halte pemberhentian Bus Sholawat, fasilitas transportasi jemaah haji Indonesia selama di Tanah Suci. Mereka ada di bawah kendali PPIH bidang transportasi. Perlengkapan yang melekat mulai dari handy talkie, buku laporan, topi, tas selempang kecil dan rompi.

Salah satu petugas jaga halte bernama Wawan Ridwan. Rabu selepas zuhur, 29 Mei 2024, suhu di luar ruangan 45 derajat celcius, ketika sejumlah jemaah berlarian dari lobi hotel menuju bus di Pos I Syisya. Ridwan yang nampak biasa saja segera menghambur membantu jemaah mendapatkan kursi mereka.

Jangan dikira halte pemberhentian Bus Sholawat di Syisya ini ada atapnya. Itu hanya sebuah halte kosong tanpa payung dan kursi. Istilah halte cuma untuk menyebut titik pemberhentian semata.

Ketika tidak ada bus berhenti, maka para petugas jaga seperti halnya Ridwan biasanya akan berteduh di antara bayangan gedung, pohon, atau apa saja di dekat mereka.

“Sudah biasa mas. Jam kerjanya 24 jam, shifting-nya per jam satu. Jadi kerjanya dari jam satu ke jam satu (jam satu siang sampai dini hari), kemudian ganti shift,” kata Ridwan.

Halte wilayah operasi Ridwan di Pos I yang mencover 4 hotel di Syisya: hotel nomor 210, 211, 212 sampai 213. Tugas utamanya memastikan penumpang tak salah turun. Itulah kenapa ia wajib naik saat bus menepi.

“Biasanya kami sebutin, yang hotelnya ini, turunnya di sini,” ujar lelaki berusia 38 tahun itu.

Tugas lain mengondisikan bus agar sebarannya merata. Misalnya, ketika ada bus datang bersamaan namun kondisinya kosong. Ia akan meminta salah satu bus agar jalan terus, dioper ke halte lain yang kira-kira penumpang jemaahnya menumpuk.

“Kemudian juga wajib mencatat nomor lambung bus. Tujuannya untuk mengetahui berapa kali bus itu sudah melintasi halte tersebut,” kata dia.

Operasional bus Shalawat di Makkah

Jamaah calon haji Indonesia menaiki bus Shalawat seusai beribadah di Terminal Syib Amir, Makkah, Arab Saudi, Kamis (23/5/2024). Pemerintah Indonesia menyatakan pada musim haji 1445/ 2024 M menyiapkan total 450 bus Shalawat di Makkah yang melayani jamaah dari titik akomodasi atau pemondokkan menuju terminal Syib Amir dan Jiad di kawasan Masjidil Haram, dengan 76 halte, dan 22 rute. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan.

Perbincangan dengan Wawan pun kerap terpotong. Ia nyaris tak berhenti lantaran Bus Shalawat yang mengangkut jemaah haji dari hotel maupun Masjidil Haram selalu datang setiap lima menit sekali. “Sebentar ya mas,” kata dia.

“Cepet kok waktu tunggunya. Mas lihat saja, tidak sampai sepuluh menit kan?” kata Ridwan saat ditanya masa tunggu kedatangan bus pengangkut jemaah haji tersebut.

Ridwan memang sudah terbiasa dengan iklim panas Kota Makkah. Sudah 16 tahun lelaki asal Majalengka, Jawa Barat tersebut menetap di Arab Saudi. Pekerjaan sehari-hari banyak bersinggungan dengan jasa travel haji dan umrah. “Anak tiga, semuanya lahir di sini (Arab Saudi),” kata dia.

Ia bahagia bisa menjadi petugas PPIH dan membantu jemaah haji Indonesia bisa menjalankan ibadahnya.

“Saya ingin mencari pahala, semoga mendapat barokah dengan membantu jemaah haji seperti ini,” kata dia menjelaskan motivasinya.

Tak jauh dari tempat Wawan bertugas, Ibrahim Anas juga sibuk mengarahkan Bus Shalawat. Pria 28 tahun ini menjaga Pos 2. “Di sini traffic busnya lumayan tinggi karena ada 60 ribu jemaah di Syisyah,” kata pria asal Pekanbaru ini.

Ibrahim biasanya hanya rehat saat waktu salat. Begitu masuk waktu salat, kata dia, bus akan berhenti beroperasi. “Jadi, kalau ada jemaah yang menunggu, biasanya kita minta untuk salat di musala hotel. Makanya, jemaah haji kita minta untuk bersiap sebelum masuk waktu salat kalau mau ke Masjidil Haram," ujarnya.

Mahasiswa S3 bidang hukum mitigasi di salah satu kampus di Madinah ini mengaku ingin terus mengabdi untuk Indonesia meski berada di negeri orang. Ia bahkan mengaku sudah dua kali menjadi tenaga pendukung haji. Kali pertama bertugas melayani jemaah haji adalah pada musim haji 2019.

“Saya sudah sejak tahun 2015 di Madinah. Ingin terus berkontribusi untuk Indonesia, salah satunya menjadi petugas haji seperti ini,” kata Ibrahim.

“Nanti kalau sudah lulus S3 inginnya kerja di Konsulat Jenderal. Nah, rencana masa tua nanti ingin balik ke Tanah Air. Ingin jadi dosen. Ingin berbagi pengalaman,” kata Ibrahim berharap.

Operasional bus Shalawat di Makkah

Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi melintas di depan deretan bus Shalawat di Terminal Syib Amir, Makkah, Arab Saudi, Kamis (23/5/2024). Pemerintah Indonesia menyatakan pada musim haji 1445/ 2024 M menyiapkan total 450 bus Shalawat di Makkah yang melayani jamaah dari titik akomodasi atau pemondokkan menuju terminal Syib Amir dan Jiad di kawasan Masjidil Haram, dengan 76 halte, dan 22 rute. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan.

22 Rute Bus Sholawat

Pada musim haji tahun ini, ada 22 rute Bus Sholawat yang disiapkan sebagai mode transportasi jemaah dari hotel ke Masjidil Haram.

Kepala Bidang Transportasi Daerah Kerja (Daker) Makkah, Mujib Romi, mengatakkan, ada 450 bus yang bakal beroperasi hingga puncak haji nanti di Makkah. Bus disiapkan melewati 22 rute perjalanan dari lima wilayah sektor lokasi hotel: Syisyah, Raudhah, Jarwal, Rey Bakhsy, dan Misfalah.

Mujib melanjutkan, moda transportasi Bus Sholawat akan terkoneksi dengan 70 halte yang disiapkan di dekat 170 hotel para jemaah di lima wilayah pemondokan di Kota Suci tersebut. Kemudian bus juga akan melayani jemaah selama 24 jam yang dijaga dua petugas transportasi dengan sistem shift.

“InsyaAllah titik akomodasinya jemaah itu hampir semua di depan-depan hotel. Bus Sholawat kalau ditotal 450 bus menjelang puncak. Per kloter itu 6 bus,” kata Mujib beberapa waktu lalu.

Bus didesain lengkap dengan pendingin, ditempel stiker-stiker kode bus sesuai dengan warna jurusan untuk memudahkan jemaah. Bus-bus tersebut bakal melayani jemaah dari hotel masing-masing dengan pemberhentian di dua terminal dekat Masjidil Haram, yakni Terminal Shib Amir di sebelah utara Masjidil Haram dan Terminal Jiad di sebelah selatan Masjidil Haram.

Dua terminal ini memang dipakai untuk titik pemberhentian jemaah haji Indonesia. Untuk Shib Amir ini menjadi titik akhir pemberhentian bagi jemaah dari wilayah Syisyah, Raudhah, dan Jarwal. Sementara Terminal Jiad menjadi lekasi pemberhentian akhir bagi jemaah dari hotel di wilayah Rey Bakhsy dan Misfalah.

Mujib melanjutkan, untuk lama waktu tunggu bus di halte juga bisa dibilang tidak lama. “Tidak lama, 5 atau sepuluh atau 15 menit. Tidak sampai 20 menit,” kata dia.

Infografik Transportasi Jemaah Haji ke Masjidil Haram

Infografik Transportasi Jemaah Haji ke Masjidil Haram. tirto.id/Quita

Baca juga artikel terkait HAJI 2024 atau tulisan lainnya dari Muhammad Taufiq

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Muhammad Taufiq
Penulis: Muhammad Taufiq
Editor: Abdul Aziz