Menuju konten utama
Pelaksanaan Haji 2024

2 Veteran Naik Haji, Masih Kuat Tawaf di Usia Lebih dari Seabad

Mbah Harjo dan Mbah Salim sama-sama veteran kemerdekaan. Keduanya masih kuat tawaf di usia lebih dari seabad.

2 Veteran Naik Haji, Masih Kuat Tawaf di Usia Lebih dari Seabad
Mbah Harjo saat ditemui Tim Media Center Haji (MCH) kemarin, Minggu 26 Mei 2024, di Hotel Al Zhaer Plaza kawasan Misfalah Makkah. (Tirto.id/M Taufiq)

tirto.id - Usia dua jemaah haji Indonesia ini lebih dari seabad, tapi fisik mereka masih kuat menjalani ibadah tawaf. Kedua eyang ini adalah Harjo Mislan dan Salim Dulatif Sati. Mbah Harjo berusia 110 tahun, sementara Mbah Salim berusia 101 tahun.

Cerita kita mulai dari Mbah Harjo, pria yang kelahirannya bertarikh 2 Juli 1914--berjarak 31 tahun dari berdirinya republik ini 1945. Di usianya sekarang, sulit dipahami pria kelahiran Ponorogo Jawa Timur itu masih nampak sehat. Masih bisa mandiri; makan dan mandi sendiri, memakai baju sendiri, berjalan sendiri yang kadang tidak mau dibantu.

Matanya juga masih terlihat bagus dan jeli. Saat ditemui Tim Media Center Haji (MCH) kemarin, Minggu 26 Mei 2024, di Hotel Al Zhaer Plaza kawasan Misfalah Makkah, Mbah Harjo masih bisa melihat dan menyapa orang di dekatnya, kemudian ngobrol hangat dan santai.

"Ayem tenang atine wis tekan Makkah (Nyaman tenang hatinya akhirnya bisa sampai Makkah). Rasanya senang, lega di pikiran," katanya berceletuk saat ditanya perasaannya tiba di Tanah Suci.

Hari-hari Mbah Harjo di pemondokan juga banyak diisi dengan ibadah. Menderas Alquran masih rutin, istikomah pula salat lima waktunya. Bahkan menjalani umrah wajib beberapa hari lalu juga masih mampu meskipun harus dibantu menggunakan kursi roda.

Harjo merupakan tujuh bersaudara yang lahir di Desa Bedingin Kecamatan Sambit Kabupaten Ponorogo. Ia anak keenam dan kini satu-satunya yang masih hidup. Hari-harinya di rumah diisi dengan berkebun meskipun sudah tidak lagi mencangkul.

"Tinggal endang-endang, tukang macule wonten piyambak (tinggal enak-enak, tukang pencangkul sawahnya sudah ada)," katanya.

Sebagai jemaah haji lansia, Harjo yang tergabung dengan jemaah dari kloter SUB-19 tiba di Makkah sejak beberapa hari lalu. Ia mendapatkan fasilitas khusus dari pemerintah. Misalnya kursi roda. Namun kakek itu jarang sekali mau menggunakannya.

Harjo bersyukur bisa naik haji. Ia mendaftar haji sejak Februari 2019 dan berangkat lima tahun kemudian di Tahun 2024 ini. Biaya haji diperolehnya dari menabung, "Uangnya ditabung di koperasi dari hasil panen padi, jagung atau palawija," ungkap Harjo.

Tak hanya itu, ternyata ia juga rajin menabung dari uang pensiunannya sebagai veteran. Rupanya Harjo seorang pejuang veteran semasa di Surabaya. Ia memanggul senjata di masa penjajahan Belanda. Berkat perjuangannya itulah ia dinobatkan sebagai pejuang veteran pada tahun 1993 lalu di Ponorogo.

Harjo berangkat haji bersama Sirmad anaknya dan menantu, juga besannya. Dua tahun lalu, tepatnya pada 24 November 2022, Samirah, istrinya, telah meninggal di usia 94 tahun. Ia dikaruniai 7 orang anak, tiga perempuan dan empat laki-laki, tetapi satu anak perempuannya telah meninggal.

Mbah Salim Sati

Salim Dulatif jemaah haji berusia seabad dari Kampung Pasir Jati Kecamatan Bojong Kabupaten Bogor. (Tirto.id/M Taufiq)

Mbah Salim Dulatif

Cerita berlanjut ke jemaah haji berusia seabad dari Kampung Pasir Jati, Kecamatan Bojong, Kabupaten Bogor. Namanya Salim Dulatif yang berusia 101 tahun. Abah Salim punya tujuh anak, 30 cucu, 12 cicit, dari pernikahannya dengan Aminah yang kini berusia 80 tahun.

Mirip dengan Mbah Harjo, Mbah Salim juga seorang veteran perang kemerdekaan. Ia berangkat haji bersama istrinya menggunakan uang pensiunan veteran perang. Sementara istrinya, Aminah, untuk tambahan biaya ke Tanah Suci menjual emas dan tanah agar bisa menemani suami berhaji.

Kemarin, Minggu 26 Mei 2024, Salim dan istrinya akhirnya menginjakkan kaki di Tanah Suci setelah sembilan hari di Kota Madinah. Ia tergabung dengan jemaah dari kloter JKG-15 menempati hotel di kawasan Misfalah Kota Makkah.

“Perasaannya? Bungah sabungah-bungahna (Bahagia tidak terkira), bisa naik haji buat hapusin dosa. Itu kan naik haji tuh? Buat hapusin dosa? Setiap sujud nangis inget dosa-dosa,” kata dia.

Ketika umrah, Salim juga tidak mau memakai kursi roda, “Masih kuat. Bisa jalan. Isteri yang pakai kursi roda. Di depan kabah cuma mau doa robbana atina fiddunya hasanah. Cuma itu yang diinginkan, selamat dunia akhirat,” kata Mbah Salim bercerita.

Saat ditanya pelayanan dari petugas haji, Salim menjawab bernas, “Bagus, abah dikit-dikit dipegang, dikit-dikit dipegang, padahal kuat. Semua bagus enggak ada yang kurang.”

Setelah sampai di Makkah, Salim bakal menjalani umrah wajib kemudian bersiap menjalani puncak ibadah haji di Armuzna. Saat ditemui di hotel, Salim juga masih terlihat kuat di usianya yang sudah seabad. Ia masih jalan sendirian turun dari bus masuk ke dalam hotel.

Semangatnya juga tidak surut sedikit pun. Ditemani istrinya, Salim menjawab pertanyaan-pertanyaan sejumlah orang di hotel, bahkan melayani foto-foto pula.

Semangat Mbah Harjo dan Mbah Salim pun menginspirasi banyak orang, bahwa usia lanjut tidak menjadi halangan untuk menjalankan rukun Islam kelima. Keberangkatan Salim bahkan mendapat perhatian dan apresiasi dari berbagai pihak.

Calon haji tertua tiba di Surabaya

Petugas membantu calon haji bernama Hardjo Mislan berusia 109 tahun (tengah) berjalan menuju gedung Mina, Asrama Haji Embarkasi Surabaya (AHES), Surabaya, Jawa Timur, Rabu (15/5/2024). ANTARA FOTO/Didik Suhartono/Spt.

Baca juga artikel terkait HAJI 2024 atau tulisan lainnya dari Muhammad Taufiq

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Muhammad Taufiq
Penulis: Muhammad Taufiq
Editor: Abdul Aziz