tirto.id - Ririn tergopoh-gopoh membelah kerumunan jemaah haji di pintu Mataf (area sekitar Ka'bah), Kamis selepas Asar, 23 Mei 2024. Petugas Perlindungan Jemaah (Linjam) Daker Makkah itu berusaha menerobos, melawan arus ribuan orang yang sedang tawaf mengelilingi Ka'bah mencari si jemaah. Sayangnya jemaah sudah diangkut pergi.
Kurang lebih dua jam berselang kabar kematian beredar di WhatsApp, jemaah atas nama Enny Rodiyah Solichin asal Tangerang dikabarkan berpulang. Mendengar kabar itu, Petugas Linjam bernama lengkap Ririn Sulis Setyaningsih itu pun terdiam.
Aryansyah Anda Asmara, kepala rombongan yang kebetulan memimpin Enny Rodiyah dan teman-temannya tawaf, menceritakan saat itu almarhumah tidak mengeluhkan sakit apa-apa. Sampai di Makkah, Senin, 20 Mei 2024, Enny masih menjalani kegiatan city tour dan umrah wajib dengan lancar.
Lalu istirahat sejenak di hotel kemudian mendiang menjalani ibadah umrah sunah bersama rombongan. Namun baru separuh perjalanan tawaf pertama, belum sampai selesai, "mendiang mengeluh lemas kemudian pingsan, pas di arah Hijir Ismail," kata Aryansyah menceritakan, Minggu (26/5/2024).
Jemaah lain segera membentuk barikade dibantu askar Masjidil Haram untuk melindungi Enny yang sedang berusaha diselamatkan. Sekitar tiga jemaah dari negara lain yang sedang tawaf--kebetulan mereka dokter--ikut membantu memberikan resusitasi jantung plus napas buatan.
"Tapi napasnya sudah ngorok terus berhenti. Waktu itu tidak boleh diangkat, jadinya petugas Masjidil Haram membawakan tandu, diangkut pakai kendaraan ke Haram Emergency Center 3. Lalu dinyatakan meninggal pukul 17.40," ujarnya.
Kematian Enny menambah daftar jemaah haji Indonesia yang meninggal tahun ini. Hingga pekan kedua operasional keberangkatan jemaah haji, berdasar data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kemenag, sudah 15 orang meninggal dunia.
Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Makkah, Khalilurrahman, menyampaikan belasungkawa atas meningggalnya sejumlah jemaah hingga pada pekan kedua keberangkatan jemaah haji ini. Ia mengatakan jemaah yang meninggal adalah mereka yang lanjut usia dan risiko tinggi yang berasal dari beberapa kloter.
"Kami atas nama PPIH Arab Saudi menyampaikan duka mendalam. InsyaAllah almarhumah min ahlil khair, min ahlil jannah karena yang bersangkutan bisa menyelesaikan putaran tawaf terakhir," tuturnya.
Sementara itu Kepala Kesehatan Daker Makkah Nurul Jamal, mengatakan sampai sekarang Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) telah merawat sekitar 30 jemaah sejak 15 Mei 2024. Kasus sakit paling banyak diderita oleh jemaah adalah pneumonia, jantung dan diabetes.
"Saat ini masih ada tiga kasus terbanyak, yaitu pneumonia, penyakit jantung dan diabetes," kata Jamal saat ditemui tim Media Center Haji di kantor KKHI Daker Makkah, Sabtu (25/5/2024).
Misalnya untuk kasus kematian jemaah, Jamal melanjutkan, itu mayoritas karena sakit jantung. Dari total kasus kematian itu, 13 di antaranya disebabkan penyakit jantung. Oleh sebab itu ia menyarankan jemaah tidak terlalu memaksakan diri beraktivitas keluar di siang hari.
"Strateginya sekarang fokus promosi kesehatan. Masuk ke kloter-kloter, bicara bagaimana jemaah haji membatasi aktivitas agar tidak kelelahan. Mendekatkan layanan kesehatan ke jemaah, yaitu poliklinik bagi jemaah resiko tinggi di sektor-sektor untuk memitigasi penyakit jantung," ujarnya.
Jamal juga mengimbau agar jemaah di masa tunggu ini lebih menjaga kondisi fisiknya menjelang puncak haji pada 15 Juni 2024 nanti.
"Haji adalah Armuzna. Persiapkan kesehatan sebelum ke Arafah, jangan beraktivitas berlebihan. Patuhi imbauan petugas kesehatan," katanya menasihati.
Adapun untuk data identitas jemaah meninggal sebagai berikut:
1. Upan Supian Anas (71 tahun). Ia meninggal di Madinah pada 12 Mei 2024 lalu dan termasuk dalam kloter JKS 2 Embarkasi Jakarta-Bekasi.
2. Didi Rowadi (69 tahum). Ia meninggal di Madinah pada 14 Mei 2024 dan tergabung dalam Kloter JKS 3 Embarkasi Jakarta-Bekasi.
3. Yusman Irawan (64 tahun). Ia meninggal di Madinah pada 14 Mei 2024). Almarhum termasuk dalam Kloter PLM 2 Embarkasi Palembang.
4. Basirun Mangsuri Wirya Besari (68 tahun). Dia meninggal di Madinah pada 16 Mei 2024 . Almarhum tergabung dalam Kloter SOC 14 Embarkasi Solo.
5. Toton Fatoni (48 tahum) meninggal di Madinah pada 19 Mei 2024, dan tergabung dalam Kloter JKG 9 Embarkasi Jakarta-Pondok Gede.
6. Sarip Hari Kharun (68 tahun) meninggal di Madinah pada 20 Mei 2024). Almarhum merupakan Kloter JKS 16 Embarkasi Jakarta-Bekasi.
7. Imam Turmudi Abuyamin (71 tahun) meninggal di Madinah pada 19 Mei 2024. Ia tergabung dalam kloter SUB-15 Embarkasi Surabaya.
8. San Muntani Mad Mirsad (84 tahun) meninggal di Madinah pada 19 Mei 2024. Ia tergabung dalam Kloter SOC-8 Embarkasi Solo.
9. Retnoyarni Syafei Adam (60 tahun) wafat di Madinah pada 23 Mei 2024, dan tergabung Kloter PDG-9 Embarkasi Padang.
10. Muslim Ismail (50 tahun) wafat di Makkah pada 22 Mei 2024. Ia merupakan jamaah Kloter PDG-1 Embarkasi Padang.
11. Sunarti Djoyo Kemis (67 tahun) meninggal di Madinah pada 23 Mei 2024. Ia tergabung dalam Kloter BTH-7 Embarkasi Batam.
12. Enny Rodiyah Solichin (68 tahun) wafat di Makkah pada 23 Mei 2024, dan tergabung dalam Kloter JKG-2 Embarkasi Jakarta-Pondok Gede.
13. Abdulloh Som Sijin (69 tahun) wafat di Madinah pada 24 Mei 2024. Ia tergabung dalam Kloter JKG-20 Embarkasi Jakarta-Pondok Gede.
14. Sutarso Tasripin Kamsi (50 tahun) wafat di Jeddah pada 25 Mei 2024, dan tergabung dalam Kloter SUB-3 Embarkasi Surabaya.
15. Popon Rohmawati (50 tahun) wafat di Jeddah pada 25 Mei 2024. Ia tergabung dalam Kloter JKS-27 Embarkasi Jakarta-Bekasi.
Untuk update kedatangan jemaah, sampai pekan kedua sudah 104,2 ribu orang tiba di Madinah dan Makkah. Mereka berasal dari 268 kelompok terbang. Para calon haji itu masih dalam masa tunggu menjelang waktu wukuf di Arafah, Mabit di Muzdalifah dan Mina pada 15 Juni 2024 nanti.
Di masa tunggu ini, setelah para jemaah menjalani umrah wajib, mereka banyak yang mengisi waktu dengan ibadah sunah. Di Kota Makkah misalnya, para jemaah wara-wiri ke Masjidil Haram ikut salat berjamaah dan menjalani umrah sunah. Tapi tak sedikit pula jemaah nampak jalan-jalan naik bus sholawat dan belanja di toko-toko dekat penginapan.
Sebagian Besar Jemaah Patuh
Sosialisasi ke hotel-hotel jemaah haji agar menjaga kesehatan menjelang puncak Armuzna tidak hanya dilakukan petugas kesehatan, namun juga lewat bimbingan ibadah haji. Pesan menjaga kesehatan diselipkan dalam program visitasi dan edukasi (Visduk) ibadah.
"Ini supaya mereka siap fisik untuk menghadapi hari wukuf yang penting itu, jangan sampai mereka kita biarkan melakukan apa saja yang membuat mereka sakit," ujar salah satu pembimbing haji PPIH, Kiai Afifuddin, usai kegiatan Visduk di Hotel Al-Hasan (113) wilayah Syisyah.
Afifuddin meminta jemaah agar tidak terlalu sering ke Masjidil Haram setelah menjalani umrah wajib. Ia khawatir kalau terlalu sering keluar itu beresiko akibat fisiknya drop. Apalagi cuaca di Makkah jauh berbeda dengan cuaca di tanah air.
"Jangan sampai jemaah kita gagal untuk mendapatkan hajinya gara-gara mengerjakan yang sunah-sunah itu, sementara yang wajibnya mereka abaikan nantinya," kata dia menambahkan.
Setidaknya sudah ada lima hotel jemaah yang didatangi untuk memberikan bimbingan ibadah. Visduk dilakukan dua hari setelah kloter tiba di hotel masing-masing.
Di sisi lain, sebagian besar jemaah haji sebenarnya sudah memahami pentingnya menjaga kesehatan menjelang Armuzna ini. Walaupun tak sedikit pula yang belum mengerti, terutama jemaah tua yang masih mengejar fadilah beribadah di Masjidil Haram sehingga memilih beraktivitas di luar.
"Jemaah sepuh, banyak pemahaman yang belum diketahui. Seolah fadilah Masjidil Haram berbeda dengan di sini (hotel). Padahal lokasi hotel juga masih Tanah Haram. Itulah, semangat besar tapi kemampuan tidak mendukung," kata Yeri Maldi, jemaah asal Kloter 3 Batam.
Devi Aprianto Nasir, jemaah lain pun menyampaikan pendapat mirip. Materi-materi bimbingan tentang pentingnya menjaga fisik ini penting diberikan kepada para jemaah, terutama lansia dan risiko tinggi.
"Sebagian besar jemaah sudah memahami itu. Terutama nasihat jangan beraktivitas di luar ruangan saat zuhur. Cuacanya panas kan? Jemaah asal Batam paham, dan sebagian besar tidak memaksakan diri," ujarnya menambahkan.
Penulis: Muhammad Taufiq
Editor: Fahreza Rizky