Menuju konten utama

Hingga 24 Mei, Jemaah Haji Indonesia yang Meninggal 10 Orang

Para jemaah yang meninggal adalah mereka yang telah lanjut usia (lansia) dan risiko tinggi (risti) yang berasal dari beberapa kloter.

Hingga 24 Mei, Jemaah Haji Indonesia yang Meninggal 10 Orang
Jamaah calon haji Indonesia memanjatkan doa di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, Kamis (23/5/2024). Menjelang waktu shalat, Masjidil Haram dipadati umat muslim yang akan menunaikan ibadah shalat magrib. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan.

tirto.id - Operasional pemberangkatan jemaah haji Indonesia ke Makkah sudah memasuki hari ke-13. Total jemaah yang sudah diberangkatan sejak gelombang pertama hingga masuk pemberangkatan gelombang ke dua hari ini, Jumat 24 Mei 2024, mencapai 94.146 jemaah yang tersebar di 249 kelompok terbang (kloter).

Kloter jemaah yang tiba di Madinah dan Makkah itu setara 50 persen dari total 554 kloter jemaah haji Indonesia tahun ini yang mencapai 241.000 orang.

Kedatangan gelombang pertama sejak 12 Mei 2024 di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA), sementara gelombang kedua tiba di Bandara King Abdul Aziz International Airport (KAAIA) Kota Jeddah pada 24 Mei 2024.

Jemaah yang sudah tiba masih terkonsentrasi di dua kota: Madinah dan Makkah. Untuk jemaah di Makkah, hingga kemarin sudah tiba kurang lebih 29 ribu orang yang digerakkan dari Madinah. Sisanya masih akan terus bergerak ke Makkah hingga menjelang puncak haji pada 15 Juni 2024 nanti.

Sedangkan untuk pemberangkatan jemaah haji gelombang kedua di terbangkan dari Indonesia ke Jeddah hari ini sebanyak 1.536 orang dengan perincian: dari embarkasi JKG-27 (388 jemaah), PDG-10 (388 jemaah), UPG-15 (445 jemaah), lalu BDJ-9 (315 jemaah).

Sampai hari ini jemaah haji Indonesia yang meninggal dunia sebanyak 10 orang. Hal itu disampaikan Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Makkah, Khalilurrahman. Menurutnya, para jemaah yang meninggal adalah mereka yang lanjut usia (lansia) dan risiko tinggi (risti) yang berasal dari beberapa kloter.

"Saya informasikan bahwa hingga Jumat siang ada 10 orang jemaah haji yang wafat di Madinah. Jemaah yang wafat mayoritas lansia dan memiliki risiko tinggi," katanya dalam jumpa pers di kantor Daker Makkah hari ini, Jumat 24 Mei 2024.

Ia melanjutkan, untuk jemaah yang wafat ini berasal dari embarkasi JKS-2, JKS-3, Plm-2, SOC-14, JKS-16, JKG-9, SUB-15, SOC-8, PDG-9 dan BTH-7.

Kemudian satu jemaah meninggal saat hendak melakukan tawaf di Masjidil Haram. "Ada jemaah yang meninggal dunia atas nama Muslim Islamil," katanya.

"Kami sampaikan kronologinya, almarhum meninggal saat melaksanakan tawaf pada pukul 04.00 WAS. Beserta istrinya melaksanakan tawaf dan pada putaran ketujuh atau terakhir yang bersangkutan terjatuh," ujarnya.

Tim kesehatan kloter segera melakukan penanganan bersama tim emergency yang ada di Masjidil Haram. Jemaah tersebut segera dibawa dan dirawat di RS Azad Hospital pada pukul 06.18 WAS, kemudian meninggal dunia.

"Kami atas nama PPIH Arab Saudi menyampaikan duka mendalam. InsyaAllah almarhum min ahlil khair, min ahlil jannah karena yang bersangkutan bisa menyelesaikan putaran tawaf terakhir," katanya.

Garuda Kembali Bermasalah

Sementara itu, keberangkatan jemaah haji terganggu gara-gara kerusakan mesin pesawat Maskapai Garuda Indonesia. Ini merupakan insiden kedua kalinya. Kerusakan ini sampai menunda pemberangkatan jemaah hingga empat jam.

Kementerian Agama (Kemenag) pun menegur maskapai milik pemerintah ini. Insiden ini dialami kloter 41 Embarkasi Donohudan (SOC-41). SOC 41 seharusnya berangkat jam 07.40 WIB. Saat itu, posisi jemaah sudah berada di lokasi fastrack Bandara Solo.

Karena pesawat mengalami kerusakan mesin, dan diperkirakan perbaikannya lama, maka jemaah dikembalikan ke asrama haji.

"Kita tegur keras ke Garuda. Saya mendapat laporan bahwa jemaah haji SOC-41 marah besar dan kecewa dengan layanan Garuda Indonesia. Delay sampai empat jam," kata Sekjen Kemenag, M Ali Ramdhani.

Setelah tertunda, jemaah SOC 41 akhirnya diberangkatkan dengan pesawat yang seharusnya dipakai oleh SOC-42 pada pukul 12.17 WIB. Menurut Ali Ramdhani, ini solusi instan yang diberikan Garuda akan tetapi meninggalkan masalah baru terkait dengan keberangkatan jemaah SOC-42.

"Delay ini memunculkan efek domino, karena SOC-41 terbang dengan pesawat yang seharus memberangkatkan SOC 42, maka keberangkatan SOC-42 juga tertunda, bahkan hingga sampai tujuh jam," kata Kang Dhani, panggilan akrabnya.

"Seharusnya SOC-42 berangkat pukul 17.30 sore ini (Kamis, 23/5/2024) juga tertunda hingga tujuh jam kemudian baru terbang," ujarnya.

Sebelumnya, kerusakan pesawat Garuda juga terjadi saat mengangkut jemaah haji dari embarkasi Makassar beberapa waktu lalu. Saat itu tiba-tiba saja sayap kanan pesawat mengeluarkan api pada saat lepas landas.

Baca juga artikel terkait HAJI 2024 atau tulisan lainnya dari Muhammad Taufiq

tirto.id - Flash news
Reporter: Muhammad Taufiq
Penulis: Muhammad Taufiq
Editor: Irfan Teguh Pribadi