Kilang Cilacap memiliki arti penting dalam menjaga ketahanan energi nasional. Kilang terbesar kedua yang dikelola oleh PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) ini memiliki kapasitas pengolahan sebesar 348 ribu barrel per hari. KPI adalah anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang diamanahkan untuk mengelola seluruh Kilang minyak dan petrokimia milik Pertamina.
Produksi Kilang Cilacap ini utamanya ditujukan untuk memenuhi 60 persen kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) di wilayah Pulau Jawa serta 34 persen kebutuhan BBM di Indonesia.
Kilang Cilacap merupakan salah satu kilang dengan kemampuan menghasilkan produk-produk berkualitas tinggi. Produk BBM yang dihasilkan meliputi Pertamax, Pertamax Turbo, Pertamina Dex hingga Pertamina Racing. Selain itu, Kilang Cilacap juga merupakan tulang punggung dalam memastikan swasembada bahan bakar pesawat atau avtur di Indonesia.
Untuk memastikan produk-produk Kilang Cilacap sesuai dengan standar yang berlaku, produk-produk Kilang Cilacap telah melalui rangkaian tes pemeriksaan di Laboratorium milik KPI. Laboratorium ini dikelola sesuai dengan kaidah-kaidah dalam Sistem Manajemen Mutu Laboratorium.
Selain bertugas memastikan ketahanan energi dengan memproduksi BBM berkualitas tinggi, Kilang Cilacap juga terus mengembangkan diri dengan memproduksi BBM yang lebih ramah lingkungan.
Hal ini sejalan dengan langkah pemerintah untuk terus memperkuat komitmen menuju Net Zero Emission (NZE) 2060. Upaya tersebut dilakukan melalui transisi energi bersih yang fokus pada pengurangan intensitas karbon atau dekarbonisasi. KPI menjawab tantangan tersebut dengan mengembangkan produk yang berbahan baku dari sumber lain, selain fosil.
KPI sebagai perusahaan energi nasional berkomitmen untuk ikut serta menekan emisi karbon dengan berbagai inovasi teknologi. Komitmen itu diwujudkan dengan pengembangan kilang-kilang sehingga dapat menghasilkan produk-produk yang lebih ramah lingkungan melalui program Green Refinery. Green Refinery melakukan pengolahan minyak menjadi bahan bakar yang lebih ramah lingkungan (green fuel).
Corporate Secretary KPI Hermansyah Y. Nasroen, mengatakan, produk Green Fuels dari Green Refinery KPI menunjukkan komitmen Kilang Pertamina KPI dalam mencapai tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) Nomor 7 yakni ‘Energi Bersih dan Terjangkau’. Selain itu juga sejalan dengan komitmen Kilang Pertamina dalam menjaga ketahanan energi nasional dan mendukung Net Zero Emission (NZE) 2060.
"Green Refinery merupakan komitmen KPI untuk memproduksi bahan bakar yang berkualitas dan ramah lingkungan,” ujar Hermansyah.
Green Refinery di kilang Cilacap, Jawa Tengah, telah berhasil mengolah green fuel dengan kapasitas produksi 3.000 barrel per hari, dari feedstock minyak kelapa sawit yang telah dijernihkan dan diolah menjadi produk Green Diesel 100 persen, yaitu Pertamina Renewable Diesel (Pertamina RD). Selain dipasarkan di dalam negeri, Pertamina RD juga dipasarkan secara ekspor untuk pasar Eropa pada tahun 2022 sebagai blending gasoil.
Produk green fuel lain yang diproduksi melalui Green Refinery kilang Cilacap adalah Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau Bioavtur 2,4%. Produk SAF ini telah sukses digunakan sebagai bahan bakar dalam uji terbang pesawat CN235 pada tahun 2022 dan juga diuji coba perdana pada penerbangan komersil dengan menggunakan pesawat Garuda Boeing 737-800 NG pada September 2023.
Upaya mengurangi jejak karbon juga terus dilakukan di area kilang Cilacap, dengan memasang Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebagai upaya program transisi energi di unit operasi. Secara keseluruhan hingga saat ini PLTS yang terpasang di area operasi kilang Cilacap mencapai 2,34 MWp, yang digunakan untuk menunjang operasional Head Office (HO), perumahan karyawan, dan Rumah Sakit Pertamina Cilacap.
KPI memiliki aspirasi yang sejalan dengan pemerintah, yaitu mencapai Net Zero Emission (NZE) selambat-lambatnya tahun 2060, yang dicapai melalui upaya dekarbonisasi dan bisnis rendah karbon. Program-program yang mempunyai dampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs) akan terus didorong, karena sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi KPI.
Foto dan teks : ANTARA FOTO/Idhad Zakaria
Produksi Kilang Cilacap ini utamanya ditujukan untuk memenuhi 60 persen kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) di wilayah Pulau Jawa serta 34 persen kebutuhan BBM di Indonesia.
Kilang Cilacap merupakan salah satu kilang dengan kemampuan menghasilkan produk-produk berkualitas tinggi. Produk BBM yang dihasilkan meliputi Pertamax, Pertamax Turbo, Pertamina Dex hingga Pertamina Racing. Selain itu, Kilang Cilacap juga merupakan tulang punggung dalam memastikan swasembada bahan bakar pesawat atau avtur di Indonesia.
Untuk memastikan produk-produk Kilang Cilacap sesuai dengan standar yang berlaku, produk-produk Kilang Cilacap telah melalui rangkaian tes pemeriksaan di Laboratorium milik KPI. Laboratorium ini dikelola sesuai dengan kaidah-kaidah dalam Sistem Manajemen Mutu Laboratorium.
Selain bertugas memastikan ketahanan energi dengan memproduksi BBM berkualitas tinggi, Kilang Cilacap juga terus mengembangkan diri dengan memproduksi BBM yang lebih ramah lingkungan.
Hal ini sejalan dengan langkah pemerintah untuk terus memperkuat komitmen menuju Net Zero Emission (NZE) 2060. Upaya tersebut dilakukan melalui transisi energi bersih yang fokus pada pengurangan intensitas karbon atau dekarbonisasi. KPI menjawab tantangan tersebut dengan mengembangkan produk yang berbahan baku dari sumber lain, selain fosil.
KPI sebagai perusahaan energi nasional berkomitmen untuk ikut serta menekan emisi karbon dengan berbagai inovasi teknologi. Komitmen itu diwujudkan dengan pengembangan kilang-kilang sehingga dapat menghasilkan produk-produk yang lebih ramah lingkungan melalui program Green Refinery. Green Refinery melakukan pengolahan minyak menjadi bahan bakar yang lebih ramah lingkungan (green fuel).
Corporate Secretary KPI Hermansyah Y. Nasroen, mengatakan, produk Green Fuels dari Green Refinery KPI menunjukkan komitmen Kilang Pertamina KPI dalam mencapai tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) Nomor 7 yakni ‘Energi Bersih dan Terjangkau’. Selain itu juga sejalan dengan komitmen Kilang Pertamina dalam menjaga ketahanan energi nasional dan mendukung Net Zero Emission (NZE) 2060.
"Green Refinery merupakan komitmen KPI untuk memproduksi bahan bakar yang berkualitas dan ramah lingkungan,” ujar Hermansyah.
Green Refinery di kilang Cilacap, Jawa Tengah, telah berhasil mengolah green fuel dengan kapasitas produksi 3.000 barrel per hari, dari feedstock minyak kelapa sawit yang telah dijernihkan dan diolah menjadi produk Green Diesel 100 persen, yaitu Pertamina Renewable Diesel (Pertamina RD). Selain dipasarkan di dalam negeri, Pertamina RD juga dipasarkan secara ekspor untuk pasar Eropa pada tahun 2022 sebagai blending gasoil.
Produk green fuel lain yang diproduksi melalui Green Refinery kilang Cilacap adalah Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau Bioavtur 2,4%. Produk SAF ini telah sukses digunakan sebagai bahan bakar dalam uji terbang pesawat CN235 pada tahun 2022 dan juga diuji coba perdana pada penerbangan komersil dengan menggunakan pesawat Garuda Boeing 737-800 NG pada September 2023.
Upaya mengurangi jejak karbon juga terus dilakukan di area kilang Cilacap, dengan memasang Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebagai upaya program transisi energi di unit operasi. Secara keseluruhan hingga saat ini PLTS yang terpasang di area operasi kilang Cilacap mencapai 2,34 MWp, yang digunakan untuk menunjang operasional Head Office (HO), perumahan karyawan, dan Rumah Sakit Pertamina Cilacap.
KPI memiliki aspirasi yang sejalan dengan pemerintah, yaitu mencapai Net Zero Emission (NZE) selambat-lambatnya tahun 2060, yang dicapai melalui upaya dekarbonisasi dan bisnis rendah karbon. Program-program yang mempunyai dampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDGs) akan terus didorong, karena sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi KPI.
Foto dan teks : ANTARA FOTO/Idhad Zakaria
Baca juga artikel terkait KILANG CILACAP atau tulisan lainnya dari Fandhi Cahyadi
Oleh: Fandhi Cahyadi