tirto.id - Presiden Jokowi menyoroti soal lonjakan keterisian hotel selama masa sebelum hingga Hari Raya Idul Fitri. Jokowi meminta daerah menerapkan konsep gas dan rem secara akurat berkaca dari keterisian hotel.
"Hati-hati masalah keterisian hotel, keterpakaian hotel ini kita sekali lagi menginjak gas dan remnya harus pas," kata Jokowi dalam pengarahan kepada kepala daerah se-Indonesia pada Senin (17/5/2021) yang diunggah akun YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (18/5/2021).
Pernyataan Jokowi bukan tanpa alasan. Berdasarkan data yang diterima oleh mantan Walikota Solo itu, keterisian hotel di Kepri naik dari 10 persen menjadi 80 persen. Lalu DKI Jakarta naik dari 36 persen menjadi 53 persen. Banten naik dari 26 persen menjadi 43 persen. Lalu Lampung naik dari 30 persen menjadi 45 persen.
Jokowi mengaku hal tersebut baik dari sisi ekonomi, tetapi ia khawatir ada lonjakan kasus COVID.
"Sisi ekonominya baik, sisi covidnya harus dikendalikan betul, hati-hati protokol kesehatan. Kalau dua-duanya bisa dikelola dengan baik, dikendalikan dengan manajemen yang ketat, ya ini baik-baik saja mengenai keterisian kamar-kamar hotel. Tetapi kalau tidak bisa mengendalikan hati-hati," kata Jokowi.
Di saat yang sama, Jokowi juga menyinggung soal mobilitas masyarakat pada hari Lebaran di tempat wisata. Ia mencatat kenaikan dari 38 persen hingga 100,8 persen. Jokowi meminta para kepala daerah untuk hati-hati dalam dua minggu ke depan. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini bahkan menginstruksikan penutupan tempat wisata di zona merah dan oranye.
"Gubernur, Bupati, Walikota hati-hati yang zonanya masih merah, zonanya masih oranye, tempat wisata itu harus tutup dulu. Yang kuning dan hijau buka tetapi sekali lagi petugas harus ada di sana, Satgas harus ada disana sehingga protokol kesehatan secara ketat tetap harus dilaksanakan. Tidak boleh lepas manajemen, lepas tata kelola kita," kata Jokowi.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Restu Diantina Putri