Menuju konten utama

Kepolisian Cina Larang Penyewaan Boneka Pemuas Hasrat

Pihak kepolisian melarang layanan penyewaan boneka seks yang baru beberapa hari diluncurkan di Beijing, karena dinilai terlalu 'vulgar'.

Kepolisian Cina Larang Penyewaan Boneka Pemuas Hasrat
ilustrasi sex doll [foto/shuuterstock]

tirto.id - Baru-baru ini, sebuah perusahaan teknologi di Cina menjadi pembicaraan hangat lantaran meluncurkan sebuah layanan penyewaan boneka seks atau disebut “Sharing Girlfriend”, pada Kamis (14/9/2017).

Namun sayang, pria-pria kesepian yang sudah berhasrat ingin memacari boneka seksi tersebut harus mengubur keinginan mereka, lantaran layanan tersebut ditutup oleh pihak berwenang beberapa hari setelah peluncuran.

Seperti yang dilansir Tech In Asia, nantinya seorang pria bisa memilih jenis boneka melalui sebuah aplikasi bernama 'Touch'. Adapun beberapa karakter boneka yang disewakan seperti "Model bikini Yunani," "US Wonder Woman," "Ibu rumah tangga Korea," "remaja Rusia," dan "cheerleader balap mobil Hong Kong.". Si penyewa harus membayar 45 dolar AS per hari untuk memuaskan hasrat seks mereka.

"Kami mohon maaf dan mengumumkan bahwa aplikasi 'Touch' dan layanan 'Sharing Girlfriend' akan ditangguhkan pengoperasiannya," kata Xiamen Information Technology Co, pengembang dari Touch, peritel produk seks Cina, dalam sebuah pernyataan pada hari Senin (18/9/2017), sebagaimana dilansir South China Morning Post.

Lima jenis karakter boneka tersebut dipajang saat acara peluncuran di Beijing, Kamis (14/9/2017). Boneka silikon yang harganya setara dengan 1.500 dolar AS tersebut dipromosikan untuk penyewaan jangka pendek setelah pengguna membayar uang muka sebesar 8.000 yuan atau setara dengan 1.200 dolar AS.

'Touch' sebelumnya mengatakan bahwa pihaknya berencana akan meluncurkan layanan tersebut secara nasional, setelah masa percobaan yang dilakukan di Beijing.

“Setelah layanan 'Sharing Girlfriend' diluncurkan, hal ini memicu perhatian intensif dan diskusi hangat secara online, kami diberitahu oleh pihak yang berwenang dan para sukarelawan yang bekerja sama dengan tim investigasi,” tutur 'Touch' dalam sebuah pernyataan.

Perusahaan tersebut mengatakan bahwa keputusan untuk menarik layanan tersebut dilakukan setelah ada keluhan tentang "pengaruh buruknya pada masyarakat" kemudian menyatakan permintaan maafnya.

'Touch' mengatakan kepada portal berita tech.sina.com.cn bahwa staf promosi mereka di pusat perbelanjaan dan hiburan Sanlitun dipanggil ke kantor polisi setempat. Di sana mereka diinterogasi dan diminta untuk menulis surat yang menjamin bahwa mereka akan mengambil semua boneka seks yang dipajang, yang menurut polisi terlalu vulgar, katanya.

Baca juga: Tentang Si Seksi yang Tak Bikin Sakit Hati

Perusahaan mengatakan bahwa mereka akan mengembalikan semua deposit dan mengembalikan dua kali lipat biaya yang dibayarkan.

"Seks itu sendiri tidak vulgar," kata perusahaan tersebut dalam sebuah pernyataannya. Demikian yang diberitakan South China Morning Post.

Baca juga artikel terkait BONEKA SEKS atau tulisan lainnya dari Yandri Daniel Damaledo

tirto.id - Gaya hidup
Reporter: Yandri Daniel Damaledo
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Yandri Daniel Damaledo

Artikel Terkait

Fajar LGBT di Jepang
Sosial budaya
Sabtu, 15 Jan 2022

Fajar LGBT di Jepang