Menuju konten utama

Kepala Bapanas Ungkap Strategi Perkuat Cadangan Pangan RI

Bapanas berharap melalui MRMP Bulog bisa langsung turun dan menjemput bola menyerap lebih banyak hasil panen petani

Kepala Bapanas Ungkap Strategi Perkuat Cadangan Pangan RI
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi memberikan keterangan pers usai mengikuti rapat tentang pangan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (15/3/2023). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/rwa.

tirto.id - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo membeberkan strategi dalam penguatan cadangan pangan pemerintah (CPP). Hal itu sesuai dengan tindak lanjut dan arahan Presiden Joko Widodo yang dituangkan dalam Peraturan Presiden (Perpres) No.125 tahun 2022 tentang Pengelolaan CPP.

"Yang terpenting, nomor satu kita semua mengutamakan produksi dalam negeri. Karena itu kita mengusulkan model kerja sama pengadaan beras sejak dari on farm bersama Kementerian Pertanian dan Perum Bulog. Ini sinergi yang kita usulkan untuk memenuhi kebutuhan beras sesuai target 2,4 juta ton," kata Arief dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (16/6/2023).

Lebih lanjut, dia menuturkan skema kerja sama tersebut diharapkan akan mengoptimalkan kapasitas dan infrastruktur yang dimiliki Bulog di sepanjang rantai pasok, mulai dari hulu, produksi, pengolahan, distribusi, pemasaran, hingga penjualan. Termasuk di antaranya optimalisasi 7 Modern Rice Milling Plant (MRMP) milik bulog yang tersebar di daerah-daerah sentra produksi padi seperti, Lampung, Karawang, Subang, Kendal, Magetan, Sragen, dan Bojonegoro.

"Melalui keberadaan MRMP ini Bulog diharapkan langsung turun dan menjemput bola menyerap lebih banyak hasil panen petani," bebernya.

Arief optimistis pemetaan target lahan yang pasti di daerah sentra produksi, input produksi yang memadai, serta pendampingan yang intensif kepada petani, akan terbangun sistem terintegrasi hulu hingga hilir. Dia yakin petani yang menjadi bagian dari program kerja sama ini mendapat jaminan serapan hasil panen dengan harga yang stabil.

"Tentunya produktivitas padi yang dihasilkan harus dijaga, dengan input produksi yang benar-benar diterapkan, sehingga kualitas beras yang dihasilkan juga baik. Di sisi lain kesejahteraan petani juga terjaga karena jaminan hasil panen dengan harga yang stabil dapat terpenuhi," pungkasnya.

Untuk diketahui, berdasarkan data Kementerian Pertanian, total luas panen di Indonesia diperkirakan mencapai 10,4 juta hektar. Dengan perkiraan produktivitas 5 ton per hektar, maka diperlukan 500 ribu hektar atau hanya sekitar 4,8 persen dari total luas panen nasional untuk memenuhi kebutuhan serapan CBP sebesar 2,4 juta ton sesuai penugasan dari Badan Pangan Nasional kepada bulog.

Baca juga artikel terkait CADANGAN PANGAN atau tulisan lainnya dari Hanif Reyhan Ghifari

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hanif Reyhan Ghifari
Penulis: Hanif Reyhan Ghifari
Editor: Intan Umbari Prihatin