tirto.id - Waktu jadi tahanan politik, bekas Brigadir Jenderal Suhario Padmodiwirio alias Hario Kecik sering olahraga sambil isi air.
“Seribu kali gerakan handle pompa dengan tangan kanan dan seribu kali dengan tangan kiri. Kira-kira satu meter kubik telah saya masukan ke dalam kolam,” kata Kecik, salah satu tokoh pertempuran Surabaya ini dalam Memoar Hario Kecik (1995).
Kebiasaan Kecik memompa air dengan tangan setiap pagi itu membuatnya segar bugar. Suatu kali Mayor Soemarno—yang ikut berwenang mengurus tempat Kecik ditahan—datang menjenguk. Kabar setengah buruk pun menghampiri Kecik. Mayor Soemarno berniat mengganti pompa air tangan itu dengan pompa air listrik.
“Saya mengajukan keberatan bahwa pergantian pompa itu akan berarti bahwa ia akan mengambil satu-satunya alat sport yang sangat saya perlukan,” kata Hario Kecik.
Mayor itu pun tertawa. Pompa air listrik, yang sering juga disebut jet pump, tentu dianggap efisien untuk mengisi bak air daripada cara manual. Kebetulan saat itu, pompa air yang dipilih adalah merek Sanyo. Nama yang begitu melekat bagi produk pompa air.
Selain Sanyo, kini ada beragam merek pompa air yang ada di pasar, antara lain Shimizu, Panasonic, Hitachi, dan lain-lain. Namun, apapun mereknya, semua pompa air di Indonesia masih disebut sanyo. Menurut Firman Lubis dalam Jakarta 1950-an: Kenangan Semasa Remaja (2008), pompa air listrik banyak dipasang sekitar tahun 1970-an di Indonesia. Setelah puluhan tahun, "semua merek" pompa air listrik pun disebut Sanyo, bagi konsumen Indonesia.
Dalam percakapan sehari-hari ihwal ini sudah lazim. “Air di bak habis, nyalakan sanyonya!” Sanyo nyaris menjadi kata yang mewakili sebagai pompa air listrik. Mirip dengan merek Honda untuk sepeda motor, Odol untuk pasta gigi. “Sebagian besar penyandang gelar nama generik (itu) adalah pionir untuk kategori setiap produk,” tulis Hermawan Kertajaya dalam Hermawan Kertajaya on Brand (2007).
Baca juga:Semua Pasta Gigi Adalah Odol
Baca Juga:Sebelum Honda Menjadi Raja di Jalan Raya
Sanyo adalah merek dari Jepang, yang tak cuma membuat pompa air. Perusahaan ini setidaknya pernah bikin radio, mesin cuci dan alat elektronika lainnya. Sanyo, menurut Yoshiko Nakano dalam Where There Are Asians, There Are Rice Cookers (2009), didirikan oleh Tashio Iue, ipar dari pendiri National, Kanasuke Matsusita, pada 1947.
Sebelum mendirikan Sanyo, Tashio Iue pernah bekerja di perusahaan National dan keluar pada 1946. Perusahaan menjadi incorporated pada 1950. Nama Sanyo, dalam bahasa Jepang artinya adalah tiga samudera. Di bumi ada tiga samudera penting: Atlantik, Hindia, dan Pasifik. Sesuai namanya, tak mengherankan produk Sanyo sampai ke Amerika Latin hingga pasar Indonesia.
Awalnya, menurut buku Key Players in the Japanese Electronics Industry (1985), seperti juga Kanasuke Matsusita, perusahaan Tashio Iue, juga membuat alat yang terkait lampu sepeda.
Pada 1952, Sanyo merilis radio plastiknya. Tahun berikutnya, Sanyo memproduksi mesin cuci. Setelahnya, Sanyo memproduksi Pompa air, Kipas angin, AC, Televisi, LCD, Penanak nasi, Baterai Mesin cuci, juga Proyektor.
Di Indonesia, Sanyo juga memperlebar industrinya. “PT Sanyo Indonesia Industries didirikan 1970 di Sunter yang memproduksi berbagai alat keperluan rumah tangga seperti kulkas, fan (kipas angin), televisi, mesin cuci dan sebagainya,” tulis majalah Informasi (1989).
Baca juga: GobelPanasonic Berawal dari Radio Tjawang
Sebelum Sanyo berjaya Indonesia, perusahaan saudara pendiri dari Sanyo (Tashio) yaitu Matsushita Electric Industrial, lebih dulu berhubungan dengan Indonesia pada 1960 dengan Transistor Radio Manufacturing yang masih dipegang oleh mitra lokal di Indonesia melalui Gobel bersama kawan-kawannya. Setelah 1965, banyak perusahaan patungan dibangun Gobel dan perusahaan Matsushita.
Seperti Matsushita, Sanyo juga bekerjasama dengan perusahaan Gobel yang dikenal sebagai Panasonic. Pada 2009, menurut Ko Unoki dalam Mergers, Acquisitions and Global Empires(2012), Sanyo telah menjadi anak perusahaan Panasonic di Indonesia.
Hingga kini nama Sanyo masih melekat bagi konsumen di Indonesia sebagai mesin pompa air. Namun, Sanyo bukanlah hanya sebuah pompa air.
Penulis: Petrik Matanasi
Editor: Suhendra