tirto.id - Deputi Perlindungan Khusus Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) Nahar mencatat 17.368 anak kehilangan orang tuanya, baik ibu, ayah atau bahkan keduanya akibat COVID-19.
Data tersebut berdasarkan pelaporan yang dibuka oleh Kemen PPPA dengan sistem data rapidpro berbasis WhatsApp sejak pertengahan Agustus 2021. Belasan ribu laporan masuk per tanggal 8 September 2021.
“Jadi kalau hari ini angkanya sebetulnya sudah 17.368. Jadi angka ini terus berkembang. hampir setiap hari angkanya terus bergerak. Setiap hari rata-rata 1.000 pelaporan masuk,” kata Nahar dalam webinar, Rabu (8/9/2021).
Berdasarkan data yang dipaparkan Nahar, dari pendataan anak usia 0-17 tahun yang orang tuanya meninggal karena terpapar COVID-19 terdapat 9.783 anak yatim atau kehilangan ayah. Kemudian 6.366 anak kehilangan ibu. Lalu ada 862 anak yang kehilangan ayah dan ibunya sekaligus karena COVID-19. Sementara 365 anak sisanya belum teridentifikasi.
Akibat kehilangan orang tua, para anak ini kemudian mendapatkan pengasuhan yang tidak penuh dari orang tuanya.
“Di antaranya 8.579 anak itu dengan ibu saja artinya ini diasuh oleh ibunya dan ini di kami di Kemen PPPA tentu juga data ini kami gunakan untuk upaya-upaya pemberdayaan bagi perempuan," kata Nahar.
"Jadi karena kehilangan ayahnya karena kehilangan suaminya kemudian para perempuan atau ibu yang mengasuh ini menjadi pihak yang juga harus dilakukan intervensi,” imbunya.
Kemudian terdapat 5.379 anak yang hanya diasuh oleh ayah saja. Lalu 1.852 diasuh di panti; 522 diasuh oleh om dan tante mereka atau ibu/bapak sambung; 531 diasuh kakek/nenek; 230 diasuh kakak; 188 diasuh kerabat/keluarga lainnya; dan 79 tanpa pendamping.
Nahar mengatakan dilihat dari persebaran, laporan anak yang kehilangan orang tuanya akibat COVID-19 ini tersebar di 25 provinsi. Daerah dengan pelaporan terbanyak adalah Jawa Timur yakni 6.501 laporan.
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Gilang Ramadhan