tirto.id - Keyword "Keluarga Tak Kasat Mata" pada hari ini, Senin, 4 Januari 2021 menjadi trending di mesin pencari Google. Itu adalah judul dari sebuah film horor yang berawal dari sebuah thread di forum Kaskus yang ditulis oleh Bonaventura Genta dengan judul sama.
Kisah horor yang diangkat dari pengalaman pribadi itu banyak diminati hingga dibaca ribuan kali dan tersebar di internet. Bahkan, Keluarga Tak Kasat Mata sudah dicetak dalam bentuk buku.
Oleh karena novel tersebut laris di pasaran, pada akhirnya ada produser yang tertarik untuk membuat film berdasar kisah yang berlatar belakang kota Yogyakarta itu. Akhirnya, film Keluarga Tak Kasat Mata dirilis pertama kali pada 23 November 2017 lalu dan diproduksi oleh Max Pictures.
Film yang disutradarai Hedy Suryawan ini juga kembali tayang di Trans 7 pada Minggu, 3 Januari 2021. Bonaventura Genta sebagai tokoh dalam cerita, ikut menulis skrip film bersama penulis Evelyn Afnilia dan Lele Laila.
Daftar Pemeran Keluarga Tak Kasat Mata
1. Deva Mahendra
2. Miller Khan
3. Kemal Palevi
4. Ganindra Bimo
5. Wizzy
6. Aura Kasih
7. Gary Iskak
8. Serta beberapa pelaku seni peran lainnya.
Mengapa Orang Suka Nonton Horor
Kepada Health, Krista Jordan, PhD, seorang psikolog klinis yang berbasis di Austin, Texas menyatakan, meskipun film horor itu palsu, tetapi menontonnya bisa memicu respons pertarungan yang sangat nyata. Sebab, menurut dia, otak tidak selalu bisa membedakan antara fantasi dan kenyataan secara efektif.
Ia menganalogikan, apabila seseorang diminta untuk menggigit lemon, maka kelenjar ludah sudah aktif dan akan terasa sensasi kecut. Begitu juga yang terjadi saat menonton film horor.
Sementara menurut Margon Levin, PhD, psikolog klinis yang berbasis di New York, Anda mungkin akan mendapatkan adrenalin dari pemutaran film horor, meskipun tidak dalam keadaan bahaya saat menonton.
“Anda melihat hal-hal menakutkan dalam lingkungan yang terkendali, dan saya pikir itu adalah sesuatu yang kita semua dambakan,” ungkap dia.
"Ini kembali ke masa kanak-kanak," jelasnya. “Pikirkan tentang seorang balita yang sedang belajar berjalan: Salah satu hal yang mereka suka lakukan adalah melarikan diri dari orang tua, sampai pada titik tertentu yang sedikit menakutkan, dan kemudian lari kembali. Ini tentang bermain dengan bahaya tetapi dengan rasa aman."
Meskipun tidak ada ancaman nyata, banyak orang masih merasakan pencapaian ketika mereka menyelesaikan film horor. “Anda merasa seperti, 'Saya berurusan dengan sesuatu yang berada di luar zona nyaman saya, dan saya menaklukkannya,'” ungkap Jeffrey Gardere, PhD , seorang psikolog klinis yang berbasis di New York City.
Seperti dikutip Psychology Today, dalam Journal of Media Psychology, Dr. Glenn Walters menyatakan, setidaknya ada tiga faktor utama yang membuat film horor memikat. Pertama, ketegangan yang ditimbulkan seperti misteri, teror, syok, dan darah kental.
Kedua, relevansi yang mungkin berhubungan dengan pribadi masing-masing, kebermaknaan budaya, ketakutan akan kematian. Ketiga, ketidakrealisme.
Editor: Agung DH