Menuju konten utama

Kekerasan Terhadap Jurnalis Terjadi Saat Aksi Hari Buruh di Bandung

Kronologis kekerasan terhadap jurnalis saat Hari Buruh Internasional di Bandung, Rabu (1/5/2019) terjadi pada fotografer Tempo Prima Mulia dan jurnalis freelance Iqbal Kusumadireza (Reza).

Kekerasan Terhadap Jurnalis Terjadi Saat Aksi Hari Buruh di Bandung
Sejumlah wartawan yang tergabung di Aliansi Jurnalis Independen (AJI) mengikuti aksi unjuk rasa memperingati Hari Buruh Internasional di kawasan Patung Kuda, Jakarta, Rabu (1/5/2019). ANTARA FOTO/Boyke Ledy Watra/wsj/pd.

tirto.id - Kekerasan terhadap jurnalis kembali terulang, kali ini terjadi pada fotografer Tempo, Prima Mulia dan jurnalis freelance Iqbal Kusumadireza (Reza) saat sedang meliput peringatan Hari Buruh Internasional yang berpusat di Gedung Sate, Bandung, Rabu (1/5/2019).

Berdasarkan keterangan tertulis dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Bandung yang diterima Tirto, Rabu (1/5/2019), Reza dan Prima pun membeberkan kronologis yang terjadi.

Reza dan Prima mengaku, saat itu sedang berkeliling sekitar Gedung Sate untuk memantau kondisi pergerakan massa buruh yang akan berkumpul di Gedung Sate Sekitar pukul 11.30 WIB.

Saat tiba di Jalan Singaperbangsa, sekitar Dipatiukur, Prima dan Reza melihat ada keributan antara polisi dengan massa yang didominasi berbaju hitam-hitam.

Keduanya menyebutkan, melihat massa berbaju hitam dipukuli oleh polisi. Reza dan Prima pun langsung membidikkan kamera ke arah kejadian tersebut dan setelah pindah lokasi untuk mengabadikan gambar yang lain, Reza tiba-tiba dipiting oleh seorang anggota polisi dari satuan Tim Prabu Polrestabes Bandung.

Menurut Reza, anggota Tim Prabu itu menggunakan sepeda motor Klx berplat nomor D 5001 TBS. Ia pun dibentak dengan pertanyaan “Dari mana kamu?”

"Wartawan,” kata Reza sambil menunjukkan id pers nya.

Namun, polisi tersebut malah mengambil kamera yang dipegang Reza sambil menginjak lutut serta tulang kering kaki kanannya berkali-kali hingga mengalami luka dan memar.

“Sebelum kamera diambil juga udah ditendang-tendang. Saya mempertahankan kamera saya. Sambil bilang saya jurnalis,” ucap Reza.

Setelah menguasai kamera, tambah Reza, polisi tersebut menghapus sejumlah gambar yang sudah diabadikan olehnya.

Prima Mulia juga mengalami hal yang sama. Bedanya, Prima tidak mendapat kekerasan fisik dari polisi. Ia mengaku, disekap oleh tiga orang polisi dan diancam foto-fotonya akan dihapus. Seorang polisi juga sempat mengatakan “Mau diabisin?”

“Rombongan pertama pendemo di jalan bagus, tapi tiba-tiba rusuh. Massa kocar-kacir. Polisi tangkepin demonstran sambil dihajar. Saya sama Reza bisa masuk untuk ambil gambar kekerasan oleh polisi," jelas Prima.

Menurut Prima, selain dia dan Reza, wartawan lain dicegat dan tidak diperbolehkan masuk ke area kerusuhan. Saat itu, ujarnya, polisi menghajar para pendemo sambil menembakkan senjata ke udara berkali-kali

"Saat ngambil gambar itulah, saya ditangkap 3 orang polisi preman sambil mengancam dan minta gambar dihapus. Dari situ Saya lihat Reza mengalami kekerasan fisik dan didorong sampai jatuh. Semua file foto dihapus,” pungkas Prima.

Baca juga artikel terkait KEKERASAN JURNALIS atau tulisan lainnya dari Dewi Adhitya S. Koesno

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dewi Adhitya S. Koesno
Editor: Abdul Aziz