tirto.id - Bulan ini, pemerintah menggelar program Kartu Prakerja gelombang 4 dan gelombang 5. Pendaftaran gelombang 4 dibuka pada Sabtu (8/8) pekan lalu pukul 12.00 WIB s/d Rabu (12/8) pukul 24.00, sementara gelombang 5 Kartu Prakerja dibuka Sabtu (15/8) ini pukul 12.00 WIB.
"Sampai penutupan gelombang 4 kemarin jumlah pendaftar sudah lebih dari 1,2 juta orang dari seluruh provinsi. Angka tepatnya belum bisa kami berikan karena masih dilakukan rekonsiliasi," kata Head of Communications Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Louisa Tuhatu.
Disinggung soal perbedaan antara Kartu Prakerja gelombang 1-3 dengan gelombang 4-5, kepada Tirto, Louisa menyampaikan bahwa hal yang paling kentara adalah verifikasi data.
“Pada gelombang 1-3 dilakukan melalui swafoto oleh pendaftar, pada gelombang 4 dan seterusnya dilakukan dengan cara melampirkan KK yang terhubung dengan NIK peserta. Hal ini kami lakukan sesuai permintaan para stakeholder,” terang Louisa, Jumat (14/8).
Mulanya, Kartu Prakerja, salah satu janji kampanye Joko Widodo-Maruf Amin, dimaksudkan untuk menaikkan kompetensi para angkatan kerja, utamanya lulusan baru sekolah menengah maupun perguruan tinggi (fresh graduate). Namun lantaran pandemi Covid-19 melanda, tujuan program ini diperluas lagi, yakni sebagai jaring pengaman sosial bagi mereka yang terkena dampak Covid-19.
Sebab itulah program ini kemudian ditujukan kepada para pencari kerja—yang tidak sedang menjalani pendidikan formal—pekerja/buruh yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), dan/atau pekerja/buruh yang membutuhkan peningkatan kompetensi kerja, serta pelaku UMKM yang terkena dampak pandemi.
Para peserta Kartu Prakerja bakal mendapat insentif sebesar Rp3,55 juta, rinciannya: Rp1 juta diterima dalam bentuk voucher pelatihan yang diberikan mitra platform digital Kartu Prakerja; Rp2,4 juta diberikan setelah peserta menyelesaikan pelatihan pertama (diberikan 4 kali dengan besaran Rp600 ribu saban bulan); terakhir, Rp150 ribu diberikan setelah peserta mengisi survei.
"Jadi, bagi orang-orang yang memang terdampak pandemi, Kartu Prakerja ini bisa menjadi salah satu alternatif untuk bisa menghadapi pandemi," sambung Louisa.
Sementara Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari menjelaskan, peserta Kartu Prakerja, baik pencari kerja maupun korban PHK dan pelaku UMKM, bisa memilih pelatihan yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya, misal barista kopi, animasi, desain grafis, bahasa Inggris, komputer, teknisi, bahkan programming dan coding.
“Saya memilih mengikuti pelatihan Japanese Cheesecake dari Baking World,” kata Roby Sandy, salah seorang peserta Kartu Prakerja.
Sebelum pandemi, Roby adalah juru masak di sebuah hotel di Bogor. Ia dirumahkan karena menurunnya tingkat hunian hotel. Setelah mengikuti pelatihan sebagai peserta Kartu Prakerja, Roby memulai bisnis dengan menjajakan kue buatan sendiri. Laris.
“Usaha ini jadi ladang penghasilan baru bagi keluarga kami. Ini semua karena pelatihan Prakerja yang saya ikuti. Para pelatihnya sangat sabar menjawab pertanyaan saya,” pungkasnya.
Roby Sandy tak sendiri. Dalam tiga gelombang pertama, ada 680.918 orang yang sudah menjadi peserta Kartu Prakerja.
Untuk diketahui, syarat yang dibutuhkan untuk mengikuti program dengan anggaran Rp20 triliun ini mudah belaka. Peserta hanya tinggal memasukkan NIK, KK, alamat email dan nomor handphone, kemudian mengikuti langkah-langkah yang disarankan laman resmi Kartu Prakerja.
Terakhir, Louisa menganjurkan masyarakat yang memenuhi persyaratan sebagai penerima program tersebut agar segera mendaftarkan diri di sini.
(JEDA)
Penulis: Tim Media Servis