Menuju konten utama

Kapan Pengerupukan Nyepi 2025 & Pawai Ogoh-Ogoh? Cek Tanggalnya

Pengerupukan Bali 2025: ritual usir energi negatif jelang Nyepi dengan arak-ogoh, pawai budaya, dan spiritualitas mendalam. Cek jadwal parade di sini.
 

Kapan Pengerupukan Nyepi 2025 & Pawai Ogoh-Ogoh? Cek Tanggalnya
Pemuda mengarak ogoh-ogoh atau karya seni patung dalam kebudayaan Bali pada Festival Ogoh-Ogoh Singasana 2025 di Tabanan, Bali, Sabtu (15/3/2025). ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo.

tirto.id - Pengerupukan merupakan salah satu rangkaian upacara penting yang dilaksanakan umat Hindu di Bali sehari sebelum Hari Raya Nyepi. Ritual ini bertujuan untuk mengusir energi negatif dan roh-roh jahat (bhuta kala) yang diyakini dapat mengganggu keseimbangan alam dan kehidupan manusia.

Dalam tradisi ini, masyarakat mengadakan upacara Tawur Kesanga di perempatan jalan atau halaman pura dengan mempersembahkan sesajen sebagai simbol penyucian. Ritual ini melambangkan pembersihan spiritual dan kesiapan umat Hindu untuk memasuki Nyepi dengan hati yang bersih dan pikiran yang jernih.

Salah satu bagian paling ikonik dari Pengerupukan adalah arak-arakan ogoh-ogoh, yaitu patung raksasa yang dibuat dengan bentuk menyeramkan untuk mewakili sifat buruk manusia dan roh jahat. Ogoh-ogoh ini diarak keliling desa dengan iringan gamelan dan diakhiri dengan pembakaran sebagai simbol penghancuran segala hal negatif.

Tradisi ini tidak hanya menjadi sarana penyucian spiritual tetapi juga menjadi daya tarik budaya yang menarik perhatian wisatawan. Meskipun penuh dengan kemeriahan, Pengerupukan tetap memiliki makna mendalam, yaitu membersihkan diri dan lingkungan sebelum menjalani hari penuh keheningan pada Nyepi.

Apa Itu Pengerupukan di Bali?

Pengerupukan merupakan bagian dari rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi yang dilakukan sehari sebelum puncak Nyepi. Upacara ini bertujuan untuk mengusir roh-roh jahat (bhuta kala) yang diyakini dapat membawa ketidakseimbangan dalam kehidupan manusia dan alam.

Dalam tradisi ini, umat Hindu Bali mengadakan ritual penyucian lingkungan dengan menyebarkan api, menabuh kentongan, serta mengarak ogoh-ogoh—patung raksasa yang melambangkan sifat buruk manusia dan energi negatif. Ogoh-ogoh ini kemudian dibakar sebagai simbol penghancuran segala hal negatif, sehingga keseimbangan dapat dipulihkan sebelum memasuki Nyepi.

Selain aspek spiritual, Pengerupukan juga menjadi bagian dari ekspresi budaya masyarakat Bali. Arak-arakan ogoh-ogoh yang megah dan artistik menarik perhatian banyak wisatawan, menjadikannya salah satu daya tarik utama sebelum Nyepi.

Lebih dari sekadar atraksi, ritual ini memiliki makna mendalam, yaitu sebagai bentuk introspeksi diri. Dengan membakar ogoh-ogoh, umat Hindu di Bali diharapkan dapat melepaskan sifat-sifat buruk dalam diri mereka dan menyambut Tahun Baru Saka dengan hati yang lebih bersih dan penuh kesadaran.

Tanggal Pengerupukan 2025

Pengerupukan tahun 2025 akan jatuh pada hari Jumat, 28 Maret 2025, sehari sebelum Hari Raya Nyepi. Pengerupukan merupakan bagian dari rangkaian upacara Nyepi yang bertujuan untuk mengusir bhuta kala atau roh-roh jahat yang diyakini dapat mengganggu keseimbangan kehidupan manusia dan alam.

Pada malam Pengerupukan, masyarakat Bali menggelar pawai ogoh-ogoh, yaitu parade patung raksasa yang melambangkan sifat-sifat buruk manusia. Setelah diarak keliling desa, ogoh-ogoh kemudian dibakar sebagai simbol pemusnahan energi negatif, sehingga keseimbangan dapat dipulihkan sebelum memasuki Nyepi.

Dalam Pengerupukan 2025, Kabupaten Badung telah menunjukkan komitmen untuk menjaga tradisi dengan tetap mengedepankan aspek ketertiban dan lingkungan. Sekaa Teruna se-Kabupaten Badung, yang berperan aktif dalam pawai ogoh-ogoh, telah berkomitmen untuk menyelenggarakan parade yang ramah lingkungan dan bebas sampah plastik. Dengan adanya dukungan dari pemerintah daerah serta partisipasi masyarakat yang tinggi, Pengerupukan 2025 tidak hanya menjadi ajang ekspresi seni dan budaya, tetapi juga momentum untuk memperkuat identitas budaya Bali di tengah tantangan era modern.

Jadwal Pawai Ogoh-Ogoh 2025 dan Lokasinya

Dalam rangka perayaan Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1947, berbagai daerah di Indonesia menyelenggarakan Pawai Ogoh-Ogoh sebagai bagian dari tradisi penyucian diri dan pelestarian budaya. Di Bali, beberapa kabupaten dan kota telah menetapkan jadwal dan lokasi pelaksanaan parade ini:

Kabupaten Badung

  • Acara: Pekan Kebudayaan Daerah Jantra Tradisi Bali – Bhandana Bhuhkala Festival 2025
  • Tanggal: 15 Maret 2025
  • Lokasi: Area Gedung Balai Budaya Giri Nata Mandala, Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung
  • Keterangan: Menampilkan parade ogoh-ogoh dari 11 kontestan terbaik.
Kabupaten Buleleng

  • Acara: Parade Ogoh-Ogoh Bubunan
  • Tanggal: 28 Maret 2025
  • Lokasi: Titik kumpul di Selip Bapak Putu Tinggen, Tegal III
  • Rute: Catus Pata Desa – Bundaran depan Hotel Singasari – Setra Bubunan
  • Keterangan: Parade tidak dilombakan dan diimbau untuk tetap menjaga ketertiban serta kelancaran lalu lintas.
Kota Denpasar

  • Acara: Parade Ogoh-Ogoh Ke-XI Yowana Tonja
  • Tanggal: 28 Maret 2025
  • Waktu: Pukul 18.00 WITA – selesai
  • Lokasi:
    • Pos 1: Perempatan Seroja - Kenyeri
    • Pos 2: Perempatan Nangka
Jakarta

  • Acara: Pawai Ogoh-Ogoh TMII
  • Tanggal: 22 Maret 2025
  • Waktu: Pukul 15.30 WIB
  • Lokasi: Rute dari Pura Hindu Dharma Penataran Agung Kertabhumi menuju Plaza Kori Agung Museum Indonesia
  • Tema: “Kala Rau” – mengisahkan pertempuran antara Dewa Wisnu dan siluman Kala Rau sebagai simbol keseimbangan kosmik.
  • Keterangan: Menampilkan satu ogoh-ogoh besar dan sepuluh ogoh-ogoh kecil yang didatangkan langsung dari Bali, serta berbagai pertunjukan seni tradisional Bali.
Dengan adanya pawai di berbagai daerah, Pawai Ogoh-Ogoh 2025 tidak hanya menjadi ajang pelestarian budaya dan ekspresi kreativitas generasi muda, tetapi juga menjadi momentum penting dalam menjaga tradisi Bali di era modern. Masyarakat diharapkan dapat turut serta dalam menyaksikan serta mendukung kelancaran acara, sehingga tradisi ini tetap lestari dan terus berkembang.

Baca juga artikel terkait SUPPLEMENT CONTENT atau tulisan lainnya dari Astam Mulyana

tirto.id - Aktual dan Tren
Kontributor: Astam Mulyana
Penulis: Astam Mulyana
Editor: Dipna Videlia Putsanra