Menuju konten utama

Rekayasa Lalu Lintas di Bali Jelang Nyepi dan Lebaran 2025

Pemudik diimbau dapat menghitung waktu untuk segera berangkat ke kampung halamannya.

Rekayasa Lalu Lintas di Bali Jelang Nyepi dan Lebaran 2025
Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol. Ariasandy, saat ditemui media pada acara buka puasa bersama Ditlantas Polda Bali, Sabtu (15/03/2025). tirto.id/Sandra Gisela

tirto.id - Dinas Perhubungan (Dishub) Bali memprediksi arus mudik di Bali akan dimulai pada 24 Maret dengan puncaknya pada 28 Maret, satu hari menjelang Hari Nyepi. Namun, pemudik diharapkan dapat memanfaatkan momentum dengan baik karena umat Hindu akan mulai melaksanakan rangkaian upacara keagamaan menjelang Nyepi.

“Tanggal 29 itu sudah Nyepi dan tanggal 28 itu Pangerupukan. Dua hingga tiga hari sebelumnya akan ada Melasti (upacara adat) di setiap kabupaten dan kota. Kami mengatensi di jalan dari Mengwi, Tabanan, hingga ke Gilimanuk agar pemudik menghindari itu, pasti ada Melasti. Kami harapkan sebelum tanggal 28, para pemudik sudah berangkat keluar Bali,” terang Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub Bali, I Putu Sutaryana, ketika dihubungi Tirto, Senin (17/03/2025).

Menjelang Nyepi pula, seluruh pintu masuk ke Pulau Bali akan ditutup. Rencananya, penutupan total akan dilakukan pada 29 Maret pukul 00.00 WITA di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Pelabuhan Gilimanuk, dan Pelabuhan Padang Bai, sementara Pelabuhan Ketapang akan menutup akses terlebih dahulu pada 28 Maret pukul 17.00 WITA.

Meskipun demikian, Dishub memperkirakan penumpang dan kendaraan yang keluar dan masuk Bali akan mengalami peningkatan signifikan. Hal ini dikarenakan peningkatan tren pergerakan penumpang yang terjadi semenjak 3 tahun yang lalu, ditambah Hari Raya Nyepi dan Idulfitri yang diselenggarakan secara beruntun.

“Pasti akan meningkat karena tumben Idulfitri bersebelahan dengan Nyepi. Nyepi itu tidak boleh keluar sama sekali, kadang-kadang ada yang berpikir lebih baik keluar dari Bali terlebih dahulu,” ucap Sutaryana.

Dishub memprediksi kendaraan yang keluar dan masuk Bali pada momen Lebaran 2025 adalah sebanyak 168.611 kendaraan dengan rincian 153.710 dari Pelabuhan Gilimanuk dan 14.901 dari Pelabuhan Padang Bai, meningkat dari total kendaraan pada tahun 2024 yang mencapai 152.881 kendaraan.

Terkait jumlah penumpang yang keluar dan masuk Bali, Dishub memprediksi akan terjadi sebanyak 2.502.591 pergerakan penumpang. Rincinya, 1.128.566 orang dari Bandara I Gusti Ngurah Rai, 1.248.998 dari Pelabuhan Gilimanuk, dan 125.027 dari Pelabuhan Padang Bai. Jumlah tersebut meningkat dari total penumpang pada tahun 2024 yang mencapai 2.336.000 orang.

Rekayasa Lalu Lintas Jelang Nyepi

Lalu lintas di Sumerta Kauh, Denpasar, menjelang jam berbuka puasa, Minggu (16/03/2025). tirto.id/Sandra Gisela

Lonjakan penumpang dan kendaraan tersebut telah diantisipasi oleh Dishub dan para pemangku kepentingan lainnya. Rencananya, mulai tanggal 21 Maret hingga 11 April, akan ada 48 titik posko yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota yang ada di Bali.

Sebanyak 6 titik akan ditempatkan di Kota Denpasar, 8 titik di Kabupaten Badung, 4 titik di Kabupaten Gianyar, 3 titik di Kabupaten Klungkung, 3 titik di Kabupaten Karangasem, 3 titik di Kabupaten Bangli, 2 titik di Kabupaten Buleleng, 6 titik di Kabupaten Jembrana, dan 13 titik di Kabupaten Tabanan.

“Terkait permasalahan ini, kami tentu memberlakukan rekayasa lalu lintas pada lokasi-lokasi kemacetan. Kemudian, tetap kami melakukan ramp check (pemeriksaan kelayakan kendaraan) dan penertiban angkutan tidak berizin,” jelas Sutaryana.

Pada 24 Maret hingga 8 April, Dishub Bali berencana memberlakukan pembatasan operasional angkutan barang di Jalan Denpasar-Gilimanuk untuk mengurai kemacetan di puncak-puncak arus mudik. Selain itu, penggunaan travel gelap dan terminal bayangan juga merupakan hal yang diatensi Dishub Bali.

Sementara itu, Kepala Dishub Bali, I Gde Wayan Samsi Gunarta, mengatakan bahwa akan ada area penyanggaan (buffer zone) yang ditempatkan di dekat Pelabuhan Gilimanuk dan Pelabuhan Padang Bai, serta di Kabupaten Jembrana. Buffer zone tersebut merupakan penyediaan lahan untuk menampung kendaraan yang berdekatan dengan area inti pelabuhan.

Samsi juga mengimbau agar pemudik dapat menghitung waktu untuk segera berangkat ke kampung halamannya. Apalagi, menurutnya, sudah banyak perkantoran yang mempersiapkan skema work from anywhere agar karyawannya dapat bekerja dengan fleksibel menjelang Idulfitri dan Nyepi.

“Dari tanggal 24, itu sebenarnya sudah diarahkan untuk mulai berangkat dan mudik memperhitungkan waktu. Jadi jangan sampai nanti pas mudik, kita tidak bisa bergerak,” ujar Samsi.

Polda Bali Laksanakan Rekayasa Lalu Lintas

Berbeda dengan Dishub, Polda Bali memperkirakan peningkatan arus mudik di Bali akan terjadi lebih awal, yakni saat liburan anak-anak sekolah dimulai pada 21 Maret dengan puncak pada tanggal 23 Maret. Hal tersebut dikarenakan akan terjadi penutupan penyeberangan dari pelabuhan maupun bandara menjelang Nyepi.

“Kita prediksi puncak-puncaknya nanti tanggal 23. Tanggal 21 ke atas itu sudah mulai, pasti akan ada peningkatan arus mudik. Itu sudah kita antisipasi di pintu-pintu keluar Bali, baik yang mau ke Jawa atau ke Pulau Bali. Jelas akan terjadi kepadatan, tetapi kita (polisi) sudah tetapkan cara-cara bertindak, termasuk pengalihan arus dan segala macamnya,” kata Kabid Humas Polda Bali, Kombes Ariasandy, saat buka bersama media di Denpasar, Sabtu (15/03/2025).

Rekayasa arus lalu lintas yang diselenggarakan Polda Bali pada Operasi Ketupat Agung 2025 meliputi beberapa situasi di Pelabuhan Gilimanuk, Pelabuhan Padang Bai, dan Bandara Ngurah Rai.

Untuk Bandara Ngurah Rai, akan dilakukan gelar 191 orang personel untuk mengantisipasi kemacetan di Simpang Dewa Ruci, Tahura, Traffic Light Grand Beach Bali, Traffic Light Sanggaran, Patung Kuda, Tol Nusa Dua, Garuda Wisnu Kencana, Kampus Udayana, dan Underpass Dewa Ruci.

“Arus lalu lintas pada Simpang Harris yang mengarah ke timur akan dilakukan penutupan, sehingga kendaraan yang keluar dari gate keluar utara Bandara Ngurah Rai akan diarahkan belok ke utara, mengarah ke Jalan Dewi Sartika. Dilakukan penutupan juga terhadap seluruh median di sepanjang jalur bandara,” lanjutnya.

Arus menuju Pelabuhan Gilimanuk akan mengalami pengalihan di Wilayah Melaya dari Tugu Persil hingga Simpang SDN 1 Melaya dan Wilayah Kaliakah dari Tugu Kaliakah menuju Tugu Cupel. Di sepanjang jalur menuju Pelabuhan Gilimanuk, akan terdapat 6 kantong parkir yang tersebar di wilayah Kecamatan Melaya, Kecamatan Negara, Kecamatan Mendoyo, dan Kecamatan Pekutatan.

“Sepeda motor dan kendaraan kecil yang menuju Pelabuhan Gilimanuk diarahkan masuk ke areal Terminal Cargo Gilimanuk. Selanjutnya setelah melewati rute dan area parkir dalam Terminal Cargo, akan dilepas secara bergiliran dan diarahkan keluar melalui gang menuju ke pelabuhan,” tambahnya.

Dari Pelabuhan Gilimanuk, akan dioperasikan 54 kapal reguler yang melayani rute dari Gilimanuk ke Ketapang atau sebaliknya. Estimasi waktu tempuh antara kedua lokasi tersebut adalah 48 menit.

Sementara itu, diberlakukan jalur alternatif menuju Pelabuhan Padang Bai dari Simpang Tiga Antiga, Jalan Andakasa, Jalan Setra, hingga mencapai Simpang Tiga Bengkel menuju Denpasar. Jalur tersebut diaktivasi apabila di jalur utama terjadi bencana alam atau hambatan lain yang menyebabkan jalur utama tidak dapat dilewati.

Di sepanjang jalur menuju Pelabuhan Padang Bai, akan terdapat 3 kantong parkir yang meliputi Kantong Parkir Pelabuhan Padang Bai, Kantong Parkir Rest Area Yeh Malet, dan Kantong Parkir di Jalan By Pass Kusamba.

“Kita juga sudah mempersiapkan 1000 orang pemudik gratis ke Jawa dalam rangka sedikit mengurangi kepadatan masyarakat yang mudik ke Pulau Jawa,” kata Ariasandy.

Ariasandy juga mengantisipasi kemacetan di sepanjang jalur menuju Pelabuhan Gilimanuk pada tiga hari sebelum Hari Raya Nyepi. Saat itu akan dilaksanakan pengalihan arus dan penutupan jalan akibat upacara adat yang diselenggarakan oleh masyarakat adat setempat.

“Ada tanggal-tanggal tertentu di mana penyeberangan ini kita tutup sementara, sehingga diimbau masyarakat yang mau mudik, kalau bisa mengawali. Jangan sampai terjadi kepadatan karena bertabrakan dengan acara ini (upacara adat),” imbuhnya.

Baca juga artikel terkait RAMADHAN 2025 atau tulisan lainnya dari Sandra Gisela & Sandra Gisela

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Sandra Gisela & Sandra Gisela
Editor: Anggun P Situmorang