tirto.id - Kanker telah dikenal manusia sejak ribuan tahun silam. Catatan paling awal ditemukan dalam Edwin Smith Papyrus, teks medis Mesir Kuno sekitar 3.000 SM. Di sana tercatat delapan kasus tumor payudara yang diatasi dengan kauterisasi—prosedur medis menggunakan panas lewat obor api untuk menghancurkan jaringan abnormal. Tulisan dalam papirus itu menyatakan: “Tidak ada pengobatannya.”
Sejak itu, dunia medis berkembang pesat—mulai dari operasi, terapi hormon, kemoterapi, hingga imunoterapi—yang telah meningkatkan harapan hidup penyintas kanker. Namun, terlepas dari semua kemajuan ini, kanker tetap menjadi misteri besar. Salah satu pertanyaan terbesar yang belum sepenuhnya terjawab adalah: apa sebenarnya penyebab kanker?
Penyebab Kanker yang Rumit dan Tak Pasti
Kanker terkenal sebagai penyakit dengan latar penyebab paling kompleks. Belum benar-benar dimengerti apa yang mengubah sel normal jadi abnormal, membelah tanpa kendali, dan menyerang jaringan sehat.
Menurut Stanford Medicine Healthcare (SMH), kanker muncul dari interaksi faktor genetik, lingkungan, dan individu.
“Para ilmuwan meyakini bahwa kanker muncul akibat interaksi dari banyak faktor secara bersamaan. Faktor-faktor yang terlibat dapat bersifat genetik, lingkungan, atau karakteristik konstitusional dari individu,” tulis penjelasan dari SMH.
Sementara Canadian Cancer Society menekankan, meski sebagian besar kanker terkait kombinasi faktor risiko, ada kasus kanker yang muncul pada individu tanpa faktor risiko yang jelas.
Simpulan penting: gaya hidup sehat sangat berkontribusi dalam mengurangi risiko, meski tidak menjamin sepenuhnya aman dari kanker.
Nikotin Bukan Penyebab Kanker
Salah satu zat yang sering kali dianggap sebagai penyebab kanker adalah nikotin. Namun, informasi ini tidak sepenuhnya akurat. Faktanya:
- Nikotin adalah alkaloid alami dalam keluarga tanaman Solanaceae, seperti tembakau, pituri (Dubosia hopwoodii), kentang, tomat, dan terong.
- Dalam jumlah kecil—seperti yang ada pada sayuran—tubuh manusia memetabolisme nikotin tanpa masalah.
Selain itu, seiring berkembangnya riset dan studi terhadap kanker, ada banyak perkembangan baru terkait nikotin. Lembaga The International Agency for Research on Cancer (IARC) yang merupakan bagian dari World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa nikotin bukan karsinogen; sifatnya memang adiktif, tapi tidak serta merta menyebabkan kanker.
Selain itu, lembaga kesehatan dunia lain, seperti Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) memberikan pandangan serupa. Penyebab kanker adalah TAR, bukan nikotin.

Di Vaping Myths and the Facts, NHSmenjelaskan bahwa meskipun nikotin merupakan zat adiktif, nikotin tidak mengandung bahan kimia beracun yang terdapat dalam rokok, termasuk tar dan tembakau. "Hampir seluruh bahaya dari merokok disebabkan oleh berbagai zat kimia beracun lain yang terdapat dalam asap tembakau,” tulis NHS pada halaman Vaping Myths and the Facts.
Artinya, meski nikotin adiktif, bukan penyebab utama penyakit serius seperti kanker atau penyakit jantung—itu disebabkan oleh zat lain dalam asap tembakau.
Kenapa Persepsi Publik Perlu Diperbaiki
Kesalahpahaman yang menyetarakan nikotin dengan zat karsinogen seperti TAR atau benzena dapat menutup ruang diskusi tentang pengurangan bahaya (harm reduction) dalam konteks merokok.
Penelitian tentang kanker masih berjalan, mencari akar penyebab dan pengobatan yang lebih efektif. Dengan kemajuan inovasi medis, harapannya, suatu saat kanker bisa disembuhkan, dan misteri penyebabnya terungkap sepenuhnya.
Editor: Zulkifli Songyanan
Masuk tirto.id


































