Menuju konten utama

Kala Yahudi Polandia Dikirim ke Kamp Neraka Belzec

Orang-orang Yahudi Polandia dipindahkan dari hunian mereka ke Kamp Belzec untuk dibunuh di dalam kamar gas.

Kala Yahudi Polandia Dikirim ke Kamp Neraka Belzec
Warga Yahudi ditangkap oleh tentara Jerman saat pemberontakan Ghetto Warsawa, Polandia. FOTO/ Stroop Report - Warsaw Ghetto Uprising

tirto.id - Gusta Stromer berusia 16 tahun saat ibunya dan tiga saudara perempuannya dikirim ke Belzec. Di kereta yang membawanya ke Belzec, dua anak laki-laki membuka paksa jendela kecil dan melompat keluar.

“Kamu melompatlah juga” ibunya mendesak Stromer. Dia kemudian mendarat di sebuah pertanian kubis dan sejak itu tidak pernah melihat ibunya lagi.

“Ketika saya mendengar ada orang yang menyangkal Holocaust, saya tidak bisa mengatakan lagi apa yang sedang saya rasakan” ungkap Stromer.

Lama Stromer memendam cerita kematian orang tuanya dan menyisakan dirinya dan adiknya dalam peristiwa mengerikan tersebut. Akhirnya, ia mau bercerita saat ia mendapati ada yang meragukan peristiwa Holocaust. Stromer bercerita banyak ihwal kisahnya di Bruriah School, sebuah sekolah Yahudi untuk perempuan di New Jersey, Amerika Serikat.

Setelah mendengar kesaksian Stromer dalam perjalanannya di Polandia menuju Belzec, Martinez, seorang pembicara tamu dalam acara tersebut mendekatinya. “Saya ingin berjabat tangan dengan Anda,” katanya.

Thomas Martinez adalah mantan penganut supremasi kulit putih yang kini berbicara banyak kepada kelompok Yahudi tentang masa lalunya dan perubahan hatinya setelah bertahun-tahun tidak percaya Holocaust.

“Saya berharap saya sudah mengenal Anda 25 tahun yang lalu. Ketika aku bahkan tidak pernah mendengar tentang Holocaust saat itu,” ungkap Martinez lagi.

Kisah yang dialami Gusta Stromer, seorang wanita penyintas dari masa-masa Holocaust yang dimuat di The New York Times pada 2000 ini adalah secuil gundukan kisah-kisah tragis yang bahkan tidak semua penyintas mau mengingatnya kembali.

Sally Sander, salah satu penyintas lainnya dari kamp Belzec, membagikan kisahnya di Memorial Tower di Boston.

"Saya ditugaskan bekerja di luar menggali parit. Kami menggali dalam keadaan dingin membeku dan hujan dengan keadaan memakai pakaian tipis, sebuah gaun bergaris yang diberikan kepada kami. Parit itu tidak akan digunakan untuk tujuan tertentu. Nazi hanya mencoba untuk membuat kita bekerja hingga mati. Dan banyak yang mati sakit, kedinginan, kelelahan dan kelaparan,” ungkap Sally yang juga mendapat tugas paksaan membuat seragam bagi tentara Jerman.

Belzec yang disebut-sebut dalam kisah kesaksian di atas mulanya adalah kota kecil yang terletak di tenggara Polandia, di antara kota Zamosc dan Lvov. Selama pendudukan Jerman di Polandia pada Perang Dunia Kedua, daerah ini terletak di Kabupaten Lublin.

Kamp pemusnahan Belzec dengan metode pemberian gas karbon monoksida kemudian diciptakan untuk melaksanakan Operasi Reinhard, sebuah nama sandi untuk rencana pembantaian para Yahudi Polandia. Di bawah arahan Christian Wirth, seorang polisi Jerman sekaligus menjabat pasukan SS, para pekerja Polandia yang bekerja dengan baik diberi upah, dan kemudian digantikan oleh orang-orang Yahudi dari desa-desa terdekat seperti Lubycza Krolewska dan Mosty Maly.

Setelah membabat pepohonan di bagian utara bukit, seperti tercatat dalam laporan dari Holocaust Education & Archive Research Team yang berjudul "The Belzec Death Camp," konstruksi bangunan dimulai pada 1 November 1941 dan selesai pada akhir Februari 1942.

Total keseluruhan kamp menempati area hampir berbentuk persegi yang relatif kecil, dibagi menjadi tiga bagian: administrasi, barak dan sekaligus penyimpanan untuk barang-barang jarahan, serta bagian pemusnahan. Adalah Lorenz Hackenholt, anggota SS yang merancang dan membangun instalasi gas karbon monoksida yang dialirkan ke kamar-kamar. Mulanya ada tiga kamar gas karbon monoksida bertempat di bangunan kayu, yang kemudian digantikan oleh enam kamar gas dari ruangan berkonstruksi batu bata, termasuk bangunan beton.

Kamp ini kemudian mulai dioperasikan sejak tanggal 17 Maret 1942 sekaligus kamp pertama dari Operasi Reinhard yang terletak di sepanjang jalur kereta api Lublin-Lvov. Letaknya juga hanya berjarak 1.620 kaki dari stasiun kereta api Belzec, sehingga cukup strategis dalam pemenuhan keperluan logistik.

Terdapat lima menara di pusat kamp yang berada di tiap sudut. Menara-menara pengawas ini ditugaskan kepada pasukan SS dan Ukraina dengan dipersenjatai senapan. Ada sekitar 20 orang dari SS, dibantu 90 orang dari Ukraina, dan semua tahanan perang dari Soviet yang mengajukan diri untuk melayani Jerman yang mengelola kamp Belzec ini.

Dalam catatan United State Holocaust Memorial Museum, komunitas Yahudi pertama yang dideportasi untuk mengisi kamp Belzec adalah mereka yang dari Lublin dan Lvov. Staf SS dan penjaga polisi tambahan ditugaskan ke kamp tersebut untuk memastikan keberadaan para tawanan Yahudi tersebut.

Setelah kereta api yang membawa para tahanan Yahudi tiba, para pengawal memerintahkan mereka untuk keluar dan berbaris. Para korban dari rezim fasisme Nazi ini kemudian menjalani proses penyeleksian. Laki-laki, perempuan, dan anak-anak dipisahkan. Seorang dokter dari Nazi menatap sekilas setiap orang untuk menetapkan apakah dia cukup sehat dan kuat untuk dipekerjakan secara paksa.

Perwira SS ini kemudian menunjuk ke kiri atau ke kanan. Para korban tidak tahu bahwa ia sedang diseleksi untuk hidup dan mati. Bagi para bayi, anak kecil, perempuan hamil, orang jompo, penyandang cacat, serta orang sakit kecil kemungkinan untuk lolos dalam seleksi tahap pertama ini.

Mereka yang telah diseleksi untuk mati digiring ke kamar gas. Untuk mencegah kepanikan, pengawal kamp mengatakan kepada para korban bahwa mereka diminta untuk mandi di pancuran guna menghilangkan kutu. Seluruh barang-barang yang melekat dan dibawa oleh para korban diminta untuk diserahkan kepada para pengawal dan diminta untuk bertelanjang.

Penyerangan dengan gas beracun pertama dimulai pada Februari 1942, segera setelah selesai pembangunan dan mendahului operasi resminya dengan dalih untuk menguji kamar gas baru menggunakan gas karbon monoksida dari tabung-tabung yang sudah disediakan.

Infografik Kamp Neraka Belzec

Hampir semua orang Yahudi di Belzec tewas seketika setelah tiba di kamar-kamar gas. Hanya sekelompok kecil tahanan saja yang tetap hidup dan sempat memilah pakaian dan barang-barang berharga.

Dalam serangan gas selanjutnya, mesin diesel dikerahkan untuk memproduksi gas karbon monoksida, guna efisiensi biaya. Ketika kamar-kamar gas ini telah dijejali secara paksa dengan tahanan, proses pembunuhan dengan mengaliri gas karbon monoksida memakan waktu hingga 30 menit. Tugas para tahanan lainnya membawa mayat-mayat tersebut untuk dibakar dalam sebuah oven di krematorium atau dikubur dalam kuburan massal.

Dari mayat-mayat ini, penjarahan juga masih dilakukan. Sebelum dikremasi atau dikubur, mayat-mayat yang dibawa oleh para tahanan di sebuah kamar lain ini dipisahkan antara rambut, gigi emas, dan tambalan lainnya.

Banyak pihak yang diuntungkan dari penjarahan mayat-mayat tersebut. Pengawal kamp mencuri sejumlah emas. Sisanya dilebur dan disimpan di sebuah rekening bank milik SS. Perusahaan-perusahaan swasta membeli dan memanfaatkan rambut tersebut untuk pembuatan berbagai macam produk, termasuk tali kapal dan kasur.

Menurut catatan jewishgen.org, konstruksi bangunan beton dan batu bata untuk kamar gas memungkinkan SS membunuh hingga 1.200 orang Yahudi dalam sekali waktu. Selama periode keberadaan kamp Belzec ini, sekitar 1.000 orang Yahudi tetap hidup dan dipekerjakan di berbagai sektor oleh SS.

Namun, hidup mereka juga tak lama. Semuanya kembali diangkut ke kamp neraka lain bernama Sobibor untuk dibunuh. Hanya segelintir orang saja yang selamat dari kamp Belzec dengan ragam cara.

Catatan United States Holocaust Memorial Museum menyebut, antara Maret hingga Desember 1942, Jerman telah mengirim sekitar 434.500 orang Yahudi dan belum termasuk orang-orang Polandia dan Gipsi yang turut tercampur dan bersama-sama dibantai di Belzec.

Sebagian besar orang Yahudi ini berasal dari selatan dan tenggara Polandia. Jerman juga membawa tahanan Yahudi mereka dari Austria dan Ceko ke Belzec yang sebelumnya berada di kamp-kamp transit.

Kamp neraka Belzec bukanlah satu-satunya. Ada kamp Sobibor, Treblinka, Majdanek, Chelmno, Auschwitz yang seluruhnya berada di Polandia, yang juga menggunakan gas karbon monoksida yang dialirkan di kamar-kamar eksekusi tempat para tahanan dijejalkan.

Antara Desember 1942 hingga musim semi 1943, kuburan massal yang berisi mayat korban kamp Belzec digali dan dikremasi. Kamp tersebut kemudian diketahui turut dibongkar dan ditanami untuk menyembunyikan fungsinya yang pernah menjadi neraka. Wilayah tersebut pada musim panas 1944 kemudian diduduki oleh Tentara Merah dari Soviet.

Baca juga artikel terkait NAZI atau tulisan lainnya dari Tony Firman

tirto.id - Humaniora
Reporter: Tony Firman
Penulis: Tony Firman
Editor: Maulida Sri Handayani