Menuju konten utama

Kadin: Program Prabowo-Gibran Jadi Tantangan & Peluang Pengusaha

Meski begitu, Anindya Bakrie menilai tantangan geopolitik global juga tidak bisa dipandang sebelah mata.

Kadin: Program Prabowo-Gibran Jadi Tantangan & Peluang Pengusaha
Anindya Bakrie, Senin (14/11/2022). ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/Aditya Pradana Putra/wsj.

tirto.id - Ketua Komite Tetap Bidang Telekomunikasi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Bakrie, mengungkapkan bahwa program-program Presiden dan Wakil Presiden Terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, yang beranggaran jumbo dapat menjadi tantangan sekaligus peluang bagi dunia usaha.

Pasalnya, di balik kesempatan untuk berpartisipasi dalam program-program beranggaran besar tersebut, para pengusaha juga perlu berupaya meningkatkan daya saing yang dimiliki.

Beberapa program pemerintahan Prabowo yang dimaksud antara lain pembangunan infrastruktur dengan total anggaran sebesar Rp400,3 triliun hingga program Makan Bergizi Gratis yang senilai Rp71 triliun.

"Ini semua akan membawa kesempatan-kesempatan untuk dunia usaha untuk berpartisipasi, sembari juga menguatkan berbagai macam kita punya upaya," kata Anindya saat ditemui awak media di sela-sela acara Investortrust CEO Forum di Ayana Midplaza Jakarta, Jakarta Pusat, Kamis (29/8/2024).

Selain itu, Anindya justru melihat banyak peluang di tengah berbagai tantangan geopolitik global yang berimbas pada suplai dan permintaan untuk perdagangan dan investasi. Itu karena Indonesia memiliki potensi sumber daya alam (SDA) yang besar. Apalagi, pemerintah memiliki misi untuk menciptakan ketahanan pangan, ketahanan energi, hingga ketahanan kesehatan nasional.

“Itu justru bisa menjadi lahan untuk para pengusaha dan tentunya dunia usaha secara keseluruhan, baik dunia usaha swasta, BUMN, maupun koperasi untuk berpartisipasi,” sambung Anindya.

Meski begitu, tantangan geopolitik global juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Dia menilai bahwa kunci untuk menghadapi tantangan tersebut adalah dengan menciptakan nilai tambah melalui hilirisasi dan industrialisasi.

Dan yang kedua ya digitalisasi. Jadi, musti menggunakan digital untuk bisa membuat ini semua lebih baik lagi,” jelas Anindya.

Menurut putra sulung pengusaha dan politisi kawakan Aburizal Bakrie itu, RAPBN 2025 jugasudah sangat realistis dengan mematok pertumbuhan ekonomi 5,2 persen. Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, penguatan sektor investasi, ekspor, serta transformasi ekonomi perlu dilakukan. Lagi-lagi, transformasi ekonomi bisa dilakukan dengan menggenjot hilirisasi yang saat ini memang sedang digalakkan pemerintah.

Ada aspek daripada digitalisasinya, tapi tujuannya bisa menguatkan ketahanan pangan, ekonomi pangan, dan tentunya juga energi dan juga kesehatan. Jadi, ini adalah suatu yang optimis. Kita sudah mendapatkan banyak sekali hasil yang baik dari zaman Pak Jokowi dan Pak Maruf Amin. Nah, sekarang di zaman Pak Prabowo dan Mas Gibran, saya yakin bisa membuat suatu yang lebih besar lagi,” tambah Anindya.

Baca juga artikel terkait KADIN INDONESIA atau tulisan lainnya dari Qonita Azzahra

tirto.id - Bisnis
Reporter: Qonita Azzahra
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Fadrik Aziz Firdausi