Menuju konten utama

Jokowi Tak Mau Jumawa Meski Kantongi Dukungan jadi Ketum PSI

Jokowi bilang dukungan untuknya belum cukup untuk melambung dalam bursa calon Ketum PSI, tapi dia belum berencana kais dukungan ke bawah.

Jokowi Tak Mau Jumawa Meski Kantongi Dukungan jadi Ketum PSI
Di Solo, Jokowi tanggapi soal namanya dicatut dalam polemik kapal penambang nikel di Raja Ampat. FOTO/Febri Nugroho

tirto.id - Joko Widodo (Jokowi) mengakui bahwa dia telah mengantongi dukungan dari sejumlah Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PSI dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PSI untuk mencalonkan diri sebagai Ketua Umum (Ketum) partai berlambang bunga mawar tersebut. Kendati begitu, Jokowi tidak mau jumawa.

Presiden RI ke-7 itu bilang, dukungan yang dia terima masih belum cukup untuk melambungkan namanya dalam bursa calon Ketum PSI. Namun, Jokowi belum berencana untuk mengais dukungan dengan mendatangi DPC dan DPW PSI untuk mendukungnya maju sebagai Ketum.

“Saya belum [berencana] turun ke bawah, [cari] dukungan DPW provinsi, mulai DPC di kabupaten/kota juga. Ya satu dua ada dukungan [maju caketum PSI], tapi belum cukup,” lontar Jokowi, Jumat (13/6/2025).

Eks Wali Kota Solo itu menegaskan enggan untuk tergesa-gesa menerima pinangan sejumlah DPC dan DPW PSI untuk akhirnya maju dalam bursa Ketum partai tersebut.

“Kita lihat dukungan dari bawah seperti apa. Karena nanti itu voting online, platform online, jadi memang betul-betul dihitung bener, harus dihitung betul,” tambah Jokowi.

Lebih lanjut, Jokowi menegaskan bahwa dukungan saja tidak cukup untuk bisa mencalonkan diri sebagai Ketum PSI.

“Dukungan saja belum cukup, kan ada syaratnya untuk mencalonkan. Didukung DPW, DPC kabupaten/kota tingkat provinsi. [Meskipun] ya satu dua, sudah [menyatakan dukungan],” ulangnya.

Dalam kesempatan yang sama, Jokowi juga menanggapi pernyataan salah satu kader PSI, Dedy Nur Palakka, yang menyebut dirinya sebagai nabi.

Ayah dari Kaesang Pangarep, yang saat ini masih menjabat sebagai Ketum PSI, menyatakan dengan tegas pernyataan yang diucapkan oleh Dedy Nur tersebut tidak rasional.

“Nabi terakhir itu Nabi Muhammad SAW, kalau ada pemikiran seperti itu, mikir yang rasional saja,” pungkas dia.

Baca juga artikel terkait JOKOWI atau tulisan lainnya dari Febri Nugroho

tirto.id - Politik
Kontributor: Febri Nugroho
Penulis: Febri Nugroho
Editor: Siti Fatimah