Menuju konten utama

Jokowi Minta BPJS Ketenagakerjaan Hati-hati Kelola Dana Rp487 T

Presiden Joko Widodo mengingatkan BPJS Ketenagakerjaan agar dapat mengelola dana investasi sebesar Rp487 triliun dengan baik.

Jokowi Minta BPJS Ketenagakerjaan Hati-hati Kelola Dana Rp487 T
Nasabah melakukan pencairan dana Jaminan Hari Tua (JHT) di Kantor BPJS Ketenagakerjaan Cabang Sudirman, Jakarta, Senin (14/2/2022). ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/wsj.

tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan BPJS Ketenagakerjaan mampu mengelola dengan baik investasi dari dana kelolaan sebesar Rp487 triliun di tengah dinamika perekonomian global saat ini. Hal itu disampaikan Jokowi saat bertemu dengan Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo usai bertemu Presiden Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (7/10/2022).

“(Presiden) berharap, pesan titip dana yang Rp487 triliun itu, titip diinvestasikan dengan baik, hati-hati, karena itu uang yang sangat besar uang para pekerja,” kata Anggoro dikutip dari Antara.

Anggoro mengatakan BPJS Ketenagakerjaan sudah menyesuaikan portofolio investasi sejalan dengan perkembangan ekonomi dan pasar keuangan global. Sementara itu, Direktur Investasi BPJS Ketenagakerjaan Edwin Michael Ridwan mengatakan pihaknya selama 19 bulan terakhir telah menyesuaikan portofolio investasi untuk menerapkan mitigasi dan beradaptasi dengan profil risiko yang ada.

Beberapa upaya mitigasi itu antara lain pengurangan porsi investasi di saham dan menjual sejumlah kepemilikan di Surat Utang Negara (SUN) untuk kemudian membeli produk investasi yang prospektif sesuai tren kenaikan imbal hasil (yield) instrumen keuangan.

“Kita selalu forward looking dan kita antisipatif dan bukan reaktif sehingga sejak kita masuk itu komposisi kita masuk di saham 17 persen dan kita kurangi terus dan tidak menambah penempatan di saham,” bebernya.

Lebih lanjut, dia juga menjelaskan pihaknya juga menjual kepemilikan di SUN dan membeli produk obligasi negara tenor 10 tahun agar mendapat keuntungan dari tren kenaikan imbal hasil di atas tujuh persen sejalan dengan era kenaikan suku bunga di pasar global saat ini.

“Kita sudah membelanjakan sekarang, karena kita melihat bahwa produk dari suku bunga, terutama obligasi negara yang 10 tahun sekarang sudah di atas tujuh persen, jadi kita banyak belanja,” pungkasnya.

Baca juga artikel terkait BPJS KETENAGAKERJAAN

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Editor: Intan Umbari Prihatin