Menuju konten utama

Jokowi Dorong Investasi Pertamina Senilai Rp22,9 T di Kenya

Indonesia dan Kenya sepakat meningkatkan kerja sama perdagangan di sektor energi.

Jokowi Dorong Investasi Pertamina Senilai Rp22,9 T di Kenya
Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Menteri Kordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (kiri) dan Seskab Pramono Anung (kanan) memberikan keterangan kepada wartawan di Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara, Minggu (20/8/2023). ANTARA FOTO/Yudi/nz

tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendukung langkah Pertamina dalam melakukan pengembangan dan peningkatan potensi bisnis di Kenya. Hal tersebut disampaikan Jokowi saat pernyataan pers bersama dengan Presiden Kenya William Ruto di State House, Kenya, Senin (21/8/2023).

Jokowi menuturkan Pertamina akan berinvestasi di sektor energi terbarukan dengan

Geothermal Development Company (GDC) senilai 1,5 miliar dolar AS atau setara Rp22,9 triliun (asumsi kurs Rp15 ribu per dolar AS). Jokowi bahkan meminta dukungan Kenya agar kerja sama dengan Guma Group bisa segera terealisasi.

“Indonesia ingin tingkatkan investasi di Kenya terutama di sektor energi. Untuk itu, saya minta dukungan Kenya agar investasi Pertamina dengan GeothermalDevelopment Company senilai 1,5 miliar dolar AS dan dengan Guma Group dapat segera terealisasi dan diperluas di bidang energi baru dan terbarukan serta perlunya dibentuk Bilateral Investment Treaty antar kedua negara,” kata Jokowi.

Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati yang mengikuti lawatan bersama Jokowi menuturkan, Pertamina membuka peluang untuk bekerja sama khususnya di Kenya.

Pertamina juga telah menandatangani nota kesepahaman di bidang Geothermal dan penjajakan kerja sama strategis di sektor hulu dan hilir.

“Kerja sama antara Pertamina dengan mitra di Kenya menunjukkan komitmen semangat hubungan Asia-Afrika sebagai bagian dari spirit Konferensi Asia-Afrika 1955. Kerja sama di bidang energi merupakan salah satu kerja sama utama hasil dari kunjungan Bapak Presiden Jokowi ke Kenya,” ungkap Nicke.

Nicke menuturkan, Kenya merupakan negara dengan potensi energi yang besar, baik dari sektor hulu hingga sektor geothermal.

“Ini merupakan langkah awal bagi Pertamina untuk masuk ke Kenya untuk mengembangkan potensi bisnis yang bisa bermanfaat tentunya untuk kedua belah pihak,” ucap Nicke.

Pertamina melalui PT Pertamina Geothermal Energy Tbk telah menandatangani Nota Kesepahaman (Memo of Understanding/MoU) dengan Africa Geothermal International Limited (AGIL) pada hari Minggu, 20 Agustus 2023. Kerja sama tersebut untuk pengembangan teknologi dan pemanfaatan sumber daya panas bumi.

Langkah tersebut juga diharapkan PGE akan memiliki peluang untuk mempelajari pengembangan infrastruktur dan pemanfaatan teknologi panas bumi untuk diimplementasikan di Indonesia, sekaligus berekspansi dalam pengembangan geothermal di Kenya.

Sementara itu, anak usaha subholding hulu, PT Pertamina Internasional Eksplorasi dan Produksi (PIEP) juga menjajaki potensi kerjasama dengan National Oil Corporation of Kenya (NOCK). Penjajakan ini menjadi langkah awal footprint Pertamina hulu di luar negeri, sehingga memperkuat ketahanan energi nasional.

"Spirit bring the barrel home, footprint Pertamina di sektor hulu untuk meningkatkan produksi, agar bisa diolah di kilang milik Pertamina di dalam negeri,” tambah Nicke.

Nicke menuturkan, tidak hanya hulu dan energi baru terbarukan panas bumi, Pertamina juga memiliki kesempatan ekspansi di berbagai bidang energi dengan adanyaGovernment-to-Government(G-to-G) antara Indonesia dan Kenya. Kerja sama bilateral ini turut membuka peluang investasi di kawasan Afrika.

“Kami mengapresiasi peran Pemerintah, diantaranya Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Luar Negeri, serta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, dalam mendukung upaya ekspansi Pertamina di kancah global,” jelasnya.

Baca juga artikel terkait JOKOWI KE AFRIKA atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Bisnis
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin