tirto.id - Keluarga penyair Wiji Thukul berharap Presiden Joko Widodo menonton film "Istirahatlah Kata-Kata" yang akan diputar di delapan kota Indonesia pada 19 Januari 2017 mendatang, sehingga dapat menjadi pendorong bagi Jokowi untuk segera menuntaskan kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) masa lalu.
Film garapan sutradara Yosep Anggi Noen ini bercerita tentang masa-masa Wiji Thukul bersembunyi dari kejaran aparat pada masa Orde Baru.
Pihak keluarga Wiji Thukul secara khusus akan datang ke istana pada 10 Januari 2017 untuk meminta Presiden untuk menonton film tersebut.
"Presiden Joko Widodo mengagumi puisi-puisi Wiji Thukul dan salah satu kesukaannya adalah puisi 'Peringatan'. Saat menjadi Walikota Solo, Jokowi juga menjadi pejabat pertama yang mendatangi istri Wiji Thukul, yaitu Sipon," kata adik Wiji Thukul, Wahyu Susilo saat konferensi pers di Jakarta, Minggu (8/1/2017), seperti dikutip dari kantor berita Antara.
Tidak hanya itu, Jokowi pun saat menjabat sebagai Walikota Solo memfasilitasi acara pembacaan puisi untuk mengenang Wiji Thukul.
Dia berharap dengan hadirnya Presiden Jokowi untuk menonton film tersebut menjadi pengingat bagi pemerintah untuk menyelesaikan kasus HAM masa lalu termasuk mengungkap hilangnya sejumlah aktivis pada masa Orde Baru.
Sementara itu anak pertama Wiji Thukul, Fitri Nganthi Wani berharap pemerintah dapat mengungkap keberadaan ayahnya.
"Saya percaya Jokowi orang baik, saya bukan sekali dua kali bertemu beliau. Tetapi kita juga menyadari banyak orang di belakang Jokowi yang menyulitkan proses itu. Kami masih berharap ada penyelesaian tentang itu," kata Wani.
Penulis: Ign. L. Adhi Bhaskara
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara