Menuju konten utama

Jika Nyeri Haid Parah, Waspada Endometriosis Seperti Zaskia Sungkar

Selebriti Zaskia Sungkar mengalaminya.

Jika Nyeri Haid Parah, Waspada Endometriosis Seperti Zaskia Sungkar
Ilustrasi endometriosis. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Selebriti sekaligus desainer Zaskia Sunkar minggu lalu melakukan operasi pengangkatan endometriosis dan fibroid di Kualalumpur, Malaysia.

Apa yang dimaksud endometriosis? Ia merupakan penyakit yang diakibatkan pertumbuhan jaringan endometrium di luar endometrium. Normalnya, jaringan endometrium berada di lapis terdalam dari tiga lapis dinding rahim. Namun, saat endometriosis terjadi, jaringan tersebut tumbuh di tempat yang tidak semestinya.

"Bisa ditemukan di mana saja, di sekitar organ reproduksi perempuan," jelas dr. Ulul Albab, Sp. OG, dokter spesialis kandungan kepada Tirto.

Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti penyebab endometriosis. Namun, terdapat teori yang mengatakan bahwa tiap bulannya, tubuh perempuan melepas hormon untuk penebalan dinding rahim. Reaksi ini merupakan persiapan untuk menerima sel telur yang dibuahi.

Baca juga:

Apabila tidak terjadi pembuahan maka dinding rahim akan luruh dan keluar dalam bentuk menstruasi. Pada kasus endometriosis, darah tetap mengendap dan tidak bisa keluar karena terletak di luar rahim. Namun, ada pula dugaan bahwa kemunculan endometriosis diakibatkan oleh reaksi imunologi, saat sistem kekebalan tubuh tidak kuat melawan infeksi.

Berdasarkan perkiraan prevalensi gejala umum, endometriosis diderita oleh 10 persen perempuan di dunia dan sekitar 30-50 persennya menjangkiti wanita dalam masa subur. Dampak yang ditimbulkan penyakit ini tak main-main: bisa membikin infertilitas pada penderitanya.

Apalagi jika ia berbentuk kista endometriosis. Jenis ini merupakan kumpulan darah yang menumpuk dalam kantong cairan. Letaknya tepat di ovarium yang memproduksi sel telur. Keberadaannya dapat mempengaruhi kualitas sel telur yang dihasilkan.

"Endometriosis bikin gampang terjadi pendarahan. Dia seperti benalu, bikin nyeri di mana pun berada," jelas dokter Ulul.

Maka, tak jarang, para penderita endometriosis mengeluhkan haid deras dengan jangka waktu yang lama.

Baca juga:Saat Perempuan Haid Dianggap Membawa Sial

Endometriosis Sebabkan Sakit saat Menstruasi

Norita Sari (26) adalah salah satu penderita kista endometriosis. Rita, begitu ia biasa disapa, memang sering mengeluhkan sakit luar biasa di sekitar panggul saat menstruasi. Selain itu, jadwal menstruasi bulanannya tak teratur, kadang telat, kadang datang lebih cepat dari bulan sebelumnya. Jangka waktunya pun melebihi tujuh hari.

Jika masa menstruasi datang, ia seringkali tak kuat menahan rasa sakit. Dadanya akan sesak, lalu keluar keringat dingin, dan pingsan. Karena sakitnya sudah tak dapat ditoleransi, Rita memutuskan memeriksakan diri ke dokter di tahun 2012. Setelah menjalani serangkaian pemeriksaan, ia didiagnosis menderita kista endometriosis sebesar 5 cm.

"Gejalanya seperti itu sering saya alami, tapi enggak terlalu dirasa karena saya minum obat pereda nyeri," kata gadis yang berprofesi sebagai apoteker ini.

Baca juga:Perempuan Gunakan Cuti Haidmu

Rasa sakit serupa juga muncul saat buang air besar dan kecil, serta ketika berhubungan seksual. Tak jarang aktivitas itu juga disertai dengan pendarahan. Terkadang, jika sedang tidak menstruasi, rasa sakitnya seperti dicubit-cubit di perut bagian bawah.

Karena rasa sakitnya ini, para penderita endometriosis seringkali tak bisa melakukan aktivitas saat penyakitnya kambuh. Penelitian Kelechi E.Nnoaham M.D. dkk yang diterbitkan dalam jurnal Fertility and Sterility (Agustus 2011) menilai kerugian ekonomi akibat endometriosis. Sampelnya terdiri dari 1.418 wanita produktif berusia 18-45 tahun dari 16 pusat klinis di 10 negara.

Penelitian tersebut menunjukkan endometriosis terbukti menurunkan produktivitas karena merenggut 10,8 jam kerja aktif setiap minggunya. Jumlah jam kerja tersebut setara dengan $4 per minggu di Nigeria, dan $456 di Italia.

Biaya untuk mengobati penyakit ini juga tak sedikit. Pengobatan non-operatif dengan obat-obatan membuat pasien setidaknya harus mengeluarkan biaya hingga Rp500 ribu setiap bulan. Adapun penanggulangan dengan suntikan hormonal memerlukan Rp1,5 juta untuk sekali suntik.

Baca juga:Cangkir Menstruasi, Alternatif Jalani Datang Bulan

Namun, kedua obat tersebut hanya berfungsi untuk mencegah endometriosis agar tidak kambuh, bukan menyembuhkan. Pengobatan jenis ini juga memiliki efek samping menghentikan menstruasi bulanan. Pada beberapa orang, kedua cara ini menyebabkan perubahan mood seketika.

Rita sempat merasakan efeknya. Berat badannya langsung naik drastis saat mendapat suntikan hormonal. Sebab, nafsu makannya jadi meningkat. Namun, yang paling menyebalkan baginya, ia jadi tak bisa mengontrol emosi. Ia bisa tiba-tiba merasa sedih, tapi juga bisa langsung marah hanya karena masalah-masalah sepele.

infografik endometriosis

Pengobatan jenis kedua adalah tindakan operasi, yakni mengangkat jaringan endometriosis seperti yang dilakukan Zaskia Sungkar. Sayangnya, pengobatan jenis ini pun tak memberi garansi kesembuhan bagi pasien.

“Dia bisa jadi tumbuh lagi setelah diangkat,” jelas dokter Ulul.

Untuk itu, ia menyarankan kontrol dilakukan secara rutin oleh pasien setelah operasi. Di samping itu, pasien juga memerlukan obat-obatan guna menahan menstruasi sementara agar endometriosis tak terbentuk lagi. Di tahap ini, pasien masih perlu bersabar untuk meluluskan keinginannya memiliki momongan. Sebab, obat-obat hormonal itu menekan kesuburan sementara waktu.

Baca juga:Apakah Menstruasi Masih Dianggap Tabu?

Baca juga artikel terkait HAMIL atau tulisan lainnya dari Aditya Widya Putri

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Aditya Widya Putri
Penulis: Aditya Widya Putri
Editor: Maulida Sri Handayani