tirto.id - Pada hari pertama haid, seorang wanita muslim dapat membaca doa yang dicontohkan Sayyidah Aisyah Ra. Doa datang bulan hari pertama tersebut, memiliki fadilah menghapus dosa-dosa terdahulu dan membebaskan dari siksa neraka.
Selain berdoa, seorang muslimah selama haid sebaiknya juga menjalankan sejumlah amalan yang dapat mendatangkan pahala hingga menjaga perasaan dari perilaku tercela.
Salah satu fitrah wanita yang telah balig adalah mengalami haid. Haid merupakan keadaan normal atau sehat pada wanita, yang ditandai keluarnya darah melalui farji dari pangkal rahim. Abdurrahman bin Abdullah bin Abdul Qadir As-Saqqaf dalam kitab Al-Ibanah wal Ifadhah, menjelaskan pengertian haid sebagai berikut:
"Darah alami yang keluar dari pangkal rahim perempuan pada keadaan sehat tanpa sebab dan terjadi pada waktu-waktu tertentu,” (Abdurrahman bin Abdullah bin Abdul Qadir As-Saqqaf, Al-Ibanah wal Ifadhah, [Surabaya: Haramain, 2019], halaman: 12).
Saat seorang wanita haid, Islam melarang mereka untuk melakukan sejumlah perkara seperti salat, berpuasa, berhubungan intim, menyentuh dan membaca Al-Qur'an, berdiam diri di dalam masjid, hingga tawaf. Untuk perkara membaca Al-Qur'an bagi wanita haid, Mazhab Maliki memperbolehkan. Sementara itu, masuk ke masjid guna beriktikaf, Mazhab Hambali membolehkan.
Bacaan Doa Hari Pertama Haid Arab, Latin dan Artinya
Meskipun ada larangan mengerjakan perkara tertentu, terdapat amalan yang dapat dilakukan wanita yang haid, salah satunya berdoa. Sayyidah Aisyah Ra. (Ummul Mukminin), bahkan mencontohkan doa yang dapat dibaca ketika seorang perempuan haid sebagaimana diterangkan Syekh As-Shafuri dalam kitab Nuzhatul Majalis sebagai berikut:
“Sayyidah Aisyah Ra berkata, “Tiada seorang wanita yang ketika mengalami haid, kecuali haidnya tersebut dapat menjadi kafarat bagi dosa-dosanya yang telah terlewat. Bila ia berdoa saat mengalami haid: Alhamdulillahi ‘alā kulli hālin wastaghfirullaha min kulli dzambin. Maka ia akan dicatat terbebas dari api neraka, selamat melewati shirath, dan aman dari siksa,” (As-Shafuri, Nuzhatul Majalis, [Beirut, Darul Kutub ‘Ilmiyyah], halaman 294).
Doa yang dicontohkan Sayyidah Aisyah Ra. bersifat umum, sehingga dapat dibaca ketika haid hari pertama maupun sewaktu seorang wanita pertama kali haid. Berikut ini bacaan doa hari pertama haid Arab dan artinya:
اَلْحَمْدُ ِللهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ
Arab Latinnya:
Alhamdulillahi ‘alā kulli hālin wastaghfirullaha min kulli dzambin.
Artinya:
"Segala puji bagi Allah atas segala kondisi dan aku memohon ampunan kepada Allah dari segala dosa."
Amalan yang Bisa Dilakukan saat Haid
Di samping berdoa, terdapat amalan lain yang dapat dilakukan seorang muslim sewaktu haid. Selain untuk menambah pahala, amalan-amalan tersebut dapat menjaga mereka dari hati yang lalai dari Allah SWT. Berikut ini beberapa contoh amalan yang dapat dilakukan saat haid:
1. Tholabul 'ilmi
Mencari ilmu (tholabul 'ilmi) merupakan kewajiban seorang muslim dari buaian hingga liang lahat. Mencari ilmu juga dapat menjadi ibadah yang dilakukan ketika perempuan tengah haid. Dalam sebuah riwayat hadis, Rasulullah SAW bersabda sebagai berikut:“Belajarlah ilmu, sesungguhnya belajar ilmu kerana Allah adalah suatu bentuk ketakwaan. Mencari ilmu adalah ibadah, menelaahnya adalah tasbih, dan mengkajinya adalah jihad," (HR. Ad-Dailami).
2. Berzikir
Berzikir adalah tindakan memuji Allah SWT dengan sejumlah kalimat tayibah seperti tasbih, tahmid, dan takbir. Bagi muslim, zikir akan membuat hati mereka menjadi tentram karena mengingat Allah SWT sebagaimana dijelaskan dalam Surah Ar-Rad ayat 28:"[Yaitu] orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah," (QS. Ar-Rad [13]: 28).
3. Kegiatan Sosial
Meskipun tengah haid, seorang perempuan masih tetap dapat mengikuti kegiatan sosial selama tidak ada keluhan kesehatan. Contoh kegiatan sosial yang mudah untuk dilakukan ialah bersedekah atau memberi kepada sesama baik dalam bentuk uang, makanan, pakaian, barang, dan sebagainya. Allah SWT dalam Surah Al-Hadid ayat 18 berfirman sebagai berikut:“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, niscaya akan dilipatgandakan [pahala] kepada mereka dan bagi mereka pahala yang banyak.” (QS. Al-Hadid [57]: 18).
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Dhita Koesno