tirto.id - Bakal Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat (Jabar), Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan (Dedi-Erwan), menunjuk komedian Entis Sutisna atau Sule sebagai juru bicara tim pemenangan (jubir timses) mereka. Selain Sule, Dedi-Irwan juga menunjuk dua politikus senior, yakni Buky Wibawa dan MQ Iswara pada jabatan serupa.
Dedi mengatakan, alasan penunjukkan Sule karena ingin kampanye disambut riang, gembira, dan bahagia, apalagi Sule berprofesi sebagai komedian.
"Makanya, butuh sosok yang tampil di publik bisa memecahkan suasana ketegangan, yaitu Sule," kata Dedi saat dikonfirmasi Tirto, Jumat (20/9/2024).
Selain itu, Dedi beralasan, penunjukan Sule, yang merupakan ayah dari artis Rizky Febian ini, sudah dikenal publik. Ia yakin, kampanye pasangan yang diusung 13 partai itu akan lebih mudah diterima warga Jawa Barat.
"Sule juga komunikatif, sehingga ketika menyampaikan program kerja KDM [Kang Dedi Mulyadi], akan mudah diterima luas," tutur pria yang kini menjadi kader Partai Gerindra itu.
Secara terpisah, Politikus Partai Golkar, Dave Laksono memandang Sule memiliki gaya komunikasi yang santun dan mengena. Selain itu, personifikasi Sule dinilai dapat diterima semua pihak dengan kemampuan intelektualnya.
"Semua itu menyatu dan menjadi kekuatan yang baik serta menambah energi yang positif bagi kemenangan Kang Demul nantinya," kata Dave lewat pesan singkat kepada Tirto, Jumat (20/9/2024).
Dedi-Erwan telah mendaftarkan diri sebagai Bakal Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat ke ke KPU Jawa Barat, Selasa (27/08/2024). Pasangan ini menjadi yang pertama mendaftar ke KPU Jawa Barat. Pasangan ini diusung Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Demokrat, PSI, serta sembilan partai nonparlemen.
Pasangan ini berjanji akan mengedepankan aspek-aspek substansial untuk masyarakat Jawa Barat, di antaranya permasalahan gizi anak dan persoalan stunting.
Menurut Dedi, pencegahan gizi buruk pada anak harus dilakukan saat dalam kandungan ibu dengan memberikan protein dan gizi baik.
Dedi mengatakan apabila penyediaan fasilitas penanganan gizi dan protein kurang tersedia, maka negara memiliki peran untuk mengintervensi baik mengedukasi atau memenuhi seluruh kebutuhan tersebut.
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Andrian Pratama Taher