tirto.id - Pasangan Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan telah mendaftarkan diri sebagai bakal calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat ke ke KPU Jawa Barat, Selasa (27/08/2024). Pasangan ini menjadi yang pertama mendaftar ke KPU Jawa Barat.
Pasangan ini diusung Partai Gerinda, Partai Golkar, Partai Demokrat, PSI, Partai Prima, dan delapan partai nonparlemen.
Pasangan Dedi Mulyadi-Erwan Setiawan disambut para pendukungnya dengan arak-arakan, berbagai spanduk, dan banner bertulisan "KDM Bapak Aing" menghiasi sepanjang Jalan Ahmad Yani sampai Jalan Laswi, Kota Bandung.
"Saya tekankan sekali lagi hari ini saya mohon maaf kepada para sopir yang hari ini terjebak macet pada mereka yang akan ke tempat kerja atau pulang dari tempat kerja, hari ini terganggu para pedagang yang mungkin penghasilannya hari ini juga menurun gara-gara pendaftaran kami untuk itu kami mohon maaf yang sebesar-sebesarnya" ujar Dedi Mulyadi di Kantor KPU Jawa Barat, Kota Bandung, Selasa (27/8/2024).
Dedi Mulyadi terlihat memakai iket putih, sementara wakilnya Erwan Setiawan memakai peci hitam.
"Kang Erwan memang pakai peci ganteng, tidak pakai peci ganteng. Tapi istrinya menyarankan pakai peci agar kelihatan dia punya istri di rumah," beber Dedi.
Sementara, iket putih yang dipakai olehnya merupakan bagian kehidupan sebagai urang Sunda. Dedi menyebut bahwa urang Sunda memiliki dua prinsip tentang perilaku hidup, yaitu pengolahan rasa dan cara berpikir.
"Cing caring cing page kancing artinya bahwa pandulah hidup kita dengan kekuatan hati dan kekuatan rasa dan kekuatan cinta. Set saring set page ikat adalah pikiran kita tidak boleh kemana-mana," ungkap Dedi.
Mantan Bupati Purwakarta ini akan mendepankan aspek-aspek subtansial untuk masyarakat Jawa Barat, di antaranya permasalahan gizi anak dan persoalan stunting.
"Kami ingin membebaskan rakyat Jawa Barat, anak-anak sekolah dari stunting, kekurangan gizi atau gizi buruk, secara mendasar kalau sudah ingin membebaskan, memerdekakan anak-anak Jawa Barat dari gizi buruk otomatis di dalamnya adalah ketersediaan pangan yang bergizi," kata Dedi.
Menurutnya, pencegahan gizi buruk pada anak harus dilakukan saat dalam kandungan ibu dengan memberikan protein dan gizi baik.
Dedi mengatakan apabila penyediaan fasilitas penanganan gizi dan protein kurang tersedia, maka negara memiliki peran untuk mengintervensi baik mengedukasi atau memenuhi seluruh kebutuhan tersebut.
"Nanti mungkin dokter di puskesmas itu bisa mengeluarkan resep pengambilan makanan ke minimarket, ke warung-warung yang menjadi mitra kerja sama pemerintah provinsi untuk diambil makanan-makanan yang berkualitas bagi mereka," terang Dedi.
Dedi berharap bisa meraih kemenangan mutlak dalam konstelasi politik Pilkada Jawa Barat 2024. Ia menyebut anggaran ketika memimpin nantinya akan difokuskan untuk rakyat.
"Nanti anggarannya harus fokus untuk rakyat tidak boleh dipakai jalan-jalan terus," pungkasnya.
Penulis: Akmal Firmansyah
Editor: Bayu Septianto