tirto.id - Seorang pria terlihat duduk di atas motornya kembali, setelah meletakkan sebuah panci di ujung lapangan SD Kresna Pandawa. Ia terjungkal setelah panci yang diletakkannya itu meledak di Taman Pandawa Jalan Arjuna Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendo Kota Bandung, Jawa Barat, Senin siang (27/02/2017).
Tak butuh waktu lama untuk bangkit, ia tiba-tiba mengeluarkan sebilah pisau dan berlari ke arah kantor Kelurahan Arjuna yang tidak jauh dari taman.
“Itu bom! Teroris!”
Teriakan-teriakan serupa mengiringi warga mengejar si pria yang lari ke lantai dua kelurahan. Tak lama berselang, Tim Densus 88 datang mengamankan keadaan, terjadi baku tembak, pria tersebut dibawa dalam keadaan kritis, kemudian tewas dalam perjalanan menuju Rumah Sakit.
"Saat masuk Kelurahan, dia mengancam staf dan warga yang ada di dalam masuk ke ruangan staf, akses masuk langsung ditutup. Saya coba mengejar, dia pergi ke atas, karena bawa senjata tajam, saya kemudian amankan staf dan warga yang ada di dalam, demi keselamatan mereka," kata Ardhan Elsawa (27) seorang saksi seperti dikutip Antara.
Jangan Remehkan Bom Panci
Bom Panci, murah, mudah dibuat, dan yang terpenting, tak begitu menarik perhatian banyak orang. Tapi jangan salah dengan meremehkan bom yang biasanya dikemas dalam sebuah panci bertekanan atau pressure cooker ini. Sebab, kecepatan rambat reaksinya bisa mencapai 5.300 meter per detik.
Sebagaimana ditulis NPR, cara kerja bom panci didasarkan pada ilmu pengetahuan. Pada panci yang digunakan untuk memasak (bukan bom), air normalnya mendidih pada suhu 100 Celcius. Namun, dengan tekanan dari panci presto, air dapat mendidih pada suhu 242 Fahrenheit atau 116 Celcius, dan tetap berada dalam suhu itu. Dengan meningkatkan titik didih, makanan dimasak dalam suhu lebih tinggi, sehingga panci presto dapat memotong waktu memasak hingga lebih dari dua-per-tiga waktu yang dibutuhkan panci biasa.
“Bahkan ketika Anda memasak, menutup panci, suhu semakin naik, kemudian uap berkumpul di dalamnya, dan lupa mematikan kompor, maka Anda akan mendapat letupan yang cukup kuat.”
Prinsip yang sama digunakan untuk meningkatkan titik didih dalam bom panci sehingga memperkuat daya ledak bom. Bom panci memiliki bahaya ganda karena biasanya menggunakan bahan peledak triaseton triperoksida, nitrogliserin yang mudah meledak, serta diisi oleh benda-benda tajam seperti paku untuk melukai.
Bob Morris, Pendiri Global Campaign Against Improvised Explosive Device yang juga merupakan pensiunan kolonel Angkatan Darat AS menjelaskan perbedaan antara bom panci dengan bom pada umumnya hanya terletak pada kemasan.
“Bedanya hanya di cara membungkus, bom [berbentuk] pipa dibungkus dengan kertas.”
Ledakan Bom Panci di Dunia
Panci sebagai bom ternyata sudah lama digunakan bahkan sejak tahun 1990. Laporan Jhon Reed dalam Policy's National Security mengatakan bom panci pernah digunakan oleh Maois di Nepal selama perang sipil di sana dan masih digunakan di daerah pegunungan dengan frekuensi yang mengkhawatirkan.
“Di tahun 2000-an, senjata seperti itu ditemukan di kamp-kamp teroris di perbatasan Afghanistan dan Pakistan.
Di Afghanistan, tentara Taliban tak memiliki sarana dan keahlian membuat alat peledak beralih kepada bom panci dan menempatkannya di sepanjang jalur untuk melukai kaki para pasukan AS yang berpatroli.
Di tahun 2004, kekhawatiran terhadap bom panci di sepanjang jalur patroli AS ini membuat Departement of Homeland Security memberikan peringatan. “Biasanya bom ini dibuat dengan menempatkan TNT atau bahan peledak lainnya di panci. Ukuran ledakan tergantung pada ukuran panci dan jumlah bahan peledak di dalam.”
Kekuatan bom panci tak bisa diremehkan. Saat maraton Boston 2013 digelar, bom jenis ini pernah meledak menewaskan tiga orang dan membuat 260 orang lainnya terluka. Dua bom panci bertekanan tinggi yang disimpan di ransel dan diletakkan di dekat garis finish meledak, membuat arena lomba maraton chaos. Menurut laporan NPR, diprediksi biaya membuat bom panci dalam kasus ini hanya sekitar $100.
Sebelumnya, pada tahun 2006 di Mumbai, India, bom panci juga meledak di atas kereta kelas eksekutif kawasan rel barat. Ledakan ini menimbulkan korban tewas sebanyak 209 orang dan 714 lainnya luka. Dua belas orang anggota militan Islam Pakistan, Lashkar-e-Taiba ditangkap sebagai dalang aksi pengeboman.
New York juga tak lepas dari ancaman bom panci, pada tahun 2013 di Chelsea, Manhattan. Akibat ledakan ini, 29 orang mengalami cedera akibat pecahan kaca dan benda tajam lainnya.
Di Indonesia sendiri, akhir tahun lalu juga sempat ditemukan bom panci siap ledak di kawasan Bekasi Jawa Barat.
Mulai sekarang, berhati-hatilah apabila menemukan sebuah panci tergeletak di tempat yang tak semestinya. Ada perlunya Anda mencurigai bahwa itu adalah sebuah bom yang berkamuflase dalam bentuk panci.
Penulis: Aditya Widya Putri
Editor: Maulida Sri Handayani