tirto.id - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Keerom Farel Simamora mengatakan jalan Trans Papua menuju Arso tidak bisa dilewati akibat tergenang air sejak Selasa (9/2/2021). Menurut Farel jalan tersebut saat ini tidak bisa dilintasi terutama sepeda motor atau kendaraan roda empat yang berukuran kecil.
Hanya kendaraan jenis tertentu saja yang bisa melewati jalan Trans Papua karena di beberapa ruas jalan air yang menggenangi cukup tinggi serta arusnya kencang, kata Farel kepada ANTARA, Rabu (10/2/2021).
Farel mengaku untuk ke wilayahnya harus melewati KM 9 dan ada anggota polisi yang berjaga serta mengarahkan rute.
"Untuk mencapai Arso harus melewati KM 9 dan melintasi jalan-jalan yang relatif lebih jauh karena harus memutar, " ujarnya.
Ia mengatakan kawasan yang terendam banjir terus meluas karena tingginya curah hujan. Jumlah rumah warga dan areal pertanian yang terendam banjir terus bertambah karena data hingga Selasa (9/2) tercatat 1.253 rumah yang terendam.
"Diperkirakan rumah warga yang terendam makin banyak karena cakupan banjir makin meluas," ucap Farel.
Sementara itu, Penjabat Sekretaris Daerah Kabupaten Keerom Irwan mengatakan banjir di wilayah Kabupaten Keerom diakibatkan meluapnya air Sungai Skanto, Kali Tami, dan Kali Bewan.
Irwan, yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Keerom, mengatakan bahwa daerah Arso I hampir semuanya tergenang sehingga sebagian warganya mengungsi ke kompleks sekolah atau rumah kerabat.
Menurut Irwan banjir kali ini mencakup area yang lebih luas dibandingkan dengan banjir yang menggenang pada Rabu (3/2). Area yang tergenang yakni daerah Arso Swakarsa-Arso II, Kampung Asyaman, Kampung Yanamaa, Kampung Walukubun, Kampung Workwana, Kampung Pitewi, dan Arso Kota.
Ia mengatakan bahwa saat ini banjir juga meliputi daerah Arso I, Arso VII, Arso VIII, Arso X, dan Arso XI. Ketinggian air bervariasi antara 20 cm hingga 50 cm.
Banjir juga membuat jembatan di Kampung Arsotami, Distrik Arso, Kabupaten Keerom, Papua, wilayah perbatasan RI-PNG rusak.
Kapolres Keerom. AKBP Emile Reisitei Hartanto mengatakan sekitar 863 kepala keluarga (KK) terdampak banjir. Ia mengatakan hampir seluruh personelnya dikerahkan untuk membantu warga yang terkena banjir mengingat saat ini makin meluas akibat curah hujan yang tinggi.
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Maya Saputri